Duapuluh Enam

3.4K 440 33
                                    




Petang ini di selimuti suasana hangat. Rumah besar kediaman Jennie yang biasanya sepi kini terlihat ramai.

Jennie berulang kali mempoles ulang make up tipis di wajahnya, mungkin untuk menghilangkan gugup. Ah, perasaan ini lagi, meskipun ia pernah merasakan gugup yang sama, entah kenapa ia masih tidak bisa menepisnya.

   Jennie tersenyum pahit, kali ini ia akan mengulang kehidupan. Ternyata hidupnya berbeda, ketika ia akan menginjak altar untuk yang kedua kalinya.

   "Jennie~ya, kau terlihat sangat gugup." Jennie menatap Yoona yang berjalan masuk ke kamarnya, memasang senyum cantik yang tidak membosankan.

   "Sepertinya sangat terlihat ya?" Jennie memegang pipinya, melihat tingkah lucu Jennie, Yoona terkekeh pelan.

   Jennie ikut terkekeh melihat Yoona, "Kau sudah memberi tahu Soojung?" Yoona mengalihkan pembicaraan, membuat Jennie mematung.

   Lalu Jennie menggeleng pelan, di ikuti helaan nafas Yoona. "Aku tidak berani melakukannya, perceraian ku dengan Taeyong saja sudah membuatnya terluka."

   Jennie mendunduk, air matanya siap terjun kapan saja. Yoona mengangkat dagu Jennie ke atas, mensejajarkan wajah mereka lalu mengelus pipi Jennie pelan.

   "Tak ada salahnya berbagi kebahagiaan, meskipun itu akan menyakitkan."




















Drrrrtttttt.....

   Ponsel berwarna rose gold itu bergetar, mengalihkan atensi sang empunya. Dengan wajah lesu Soojung mengambil ponselnya.

   Menantu is calling....

   Bibirnya seketika terangkat, wajahnya mendadak sumringah setelah melihatnya. Ia sangat merindukan Jennie.

   "Yeobseyo? Jennie~ya..."

   "Yeobseyo... Nyonya Lee."

   Dahi Soojung mengkerut, panggilan Jennie terhadapnya sudah berubah. "Kenapa baru menghubungiku? Aku sangat ingin bertemu denganmu dan cucuku, kau tega sekali."

   Jennie tersenyum kecut. Benar, ia baru menyadari bahwa sudah lama ia tidak mengunjungi Nyonya Lee. Ia bahkan tidak tahu kabar Soojung.

   "Apa kabar Nyonya? Maaf aku tidak sempat mengajak Dave menemuimu." Jennie terkekeh canggung.

   "Hish, kenapa kau tidak lagi memanggilku Eomma? Aku akan tetap jadi Eomma mu Jennie~ya. Aku tahu kau wanita sibuk." Soojung ikut terkekeh.

   "Tidak Nyonya, hanya saja... perbedaan status kini membuatku sedikit canggung." Jennie menggigit bibir bawahnya, pandangannya turun ke arah kakinya.

   "Kenapa begitu? Aku akan selalu menganggapmu anakku Jennie~ya. Jadi apa ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?"

   Jennie terdiam sejenak, rasanya sangat berat untuk memberitahu berita bahagianya pada Soojung. "Bisakah Eomma, datang ke acara pertunanganku?"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

   Keadaan di rumah sakit kini di sibukkan oleh para dokter dan perawat yang sibuk berlarian keluar masuk ruangan 304.

   "Pasien kamar 304 kejang-kejang. Harus segera di ambil tindakan!" Salah satu dokter muda berparas cantik itu berlari menghampiri dokter penanggung jawab.

One Night Stand ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang