Tiga

7.7K 735 75
                                    

Taeyong duduk termenung di ruangan kantornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Taeyong duduk termenung di ruangan kantornya. Matanya menelisik angka yang menurun drastis dari tab milik sekretarisnya.

   Mengacak rambutnya kasar sembari mengumpat berulang-ulang kali.

   "Sial! Bagaimana bisa seperempat uang milik perusahaan lenyap begitu saja?"

   Sementara sang sekretaris menunduk mendengar ucapan bosnya yang sedang berkepala panas.

   "Saya tidak tahu bos."

   Taeyong melempar tatapan tajam ke arah sekretarisnya yang masih menunduk takut, sekali lagi kata umpatan keluar dari mulutnya.

   "Brengsek! Apa lagi yang kau tunggu Lucas? Segera suruh detektif handal untuk mencari tahu!"

   Pria yang dipanggil Lucas itu segera membungkukkan tubuhnya dan membalik badannya keluar ruangan, tak kuat juga ia berlama-lama diruangan itu.

   Taeyong segera merapikan seluruh peralatan kerjanya ke dalam satu tas, dia memilih pulang dan beristirahat karena hari juga semakin malam.

   Di dalam lift Taeyong tersenyum kecil, membayangkan Jennie yang menunggunya di apartemen dan siap untuk menghiburnya di tengah masalah rumit ini.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Langkah Taeyong gontai, tangannya membawa sebuah botol whisky yang sengaja ia beli untuk diminum bersama Jennie.

   Membayangkan wajah wanita itu saja sudah membuat Taeyong bisa melupakan masalahnya.

   Suara khas orang memencet password pada pintu apartemen terdengar nyaring di tengah lorong sepi, dengan tidak sabaran Taeyong membuka pintu apartmen.

   Gelap, suasana apartemen begitu gelap.

   Taeyong berusaha menampik hal-hal buruk yang bermunculan di otaknya, mungkin saja Jennie menyiapkan kejutan kan?

   "Jane?"

   Hening.

   "Jane kau didalam?"

   Tetap hening.

   "Jane jangan bercanda, kunyalakan lampunya ya?"

   Tetap sama, tidak ada suara sahutan atau apapun yang menandakan keberadaan wanita itu.

   Taeyong meraba-raba dinding, mencoba mencari saklar untuk menyalakan lampu.

   Ctak!

   Sekarang Taeyong bisa melihat keadaan apartemennya. Keadaannya rapi, tapi tidak ada keberadaan wanitanya.

   Taeyong melangkahkan kakinya menuju kamar, membuka pintunya dan keadaan tampak sama seperti ia membuka pintu apartemen tadi. Gelap.

   "Jane! Jangan bercanda kumohon."

One Night Stand ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang