Prang!
Jennie menatap terkejut ke arah pintu kamarnya. Gelas berisi susu yang berada pada genggaman itu pecah menubruk lantai, menyebabkan cairan putih itu berceceran di lantai.
"Eo-eomma..."
Tangannya bergetar seperti tremor, perkataan Jennie barusan berhasil mengguncangnya begitu keras.
"Biarkan dia pergi."
Jennie ikut terisak melihat Nyonya Lee menangis di ujung pintu, tanpa hendak bergerak maju menghampirinya.
Jennie tahu, Nyonya Lee sangat kecewa. Dirinya mengambil keputusan yang sangat memberatkan, untuk semua pihak termasuk dirinya.
Salahkan dirinya yang masih menaruh hati pada kekasihnya, salahkan dirinya juga yang tidak bisa terlepas dari Lee Taeyong.
"Eomma benar, biarkan aku pergi. Aku tidak pantas bersamamu." lirih Jennie.
Taeyong mengepalkan tangannya kuat. Ia tidak bisa melepaskan Jennie begitu saja, tapi pernyataan yang baru saja Jennie ucapkan membuatnya kecewa.
Sebenci itukah Jennie padanya?
"Baiklah, jika itu maumu... pergilah kemana pun kau mau."
Jennie kembali terisak. Kenapa ia tidak rela? Bukankah ini yang ia inginkan? Lepas dari pria yang tidak dicintainya.
Kenapa ia menginginkan Taeyong memperjuangkannya? Sementara dirinya terus mempersulit keadaan. Baiklah, Jennie memang munafik.
Jennie menghapus jejak air mata pada pipinya, dirinya segera beranjak dan merapihkan barang-barangnya. Tatapan sendu milik Nyonya Lee membuat hati Jennie teriris.
Pandangannya beralih pada Taeyong yang tidak mau menatapnya, dirinya sudah membuat kesalahan besar.
Dengan perasaan gusar, Jennie melangkahkan kakinya, meninggalkan separuh hatinya di rumah yang baru sehari ia tempati.
Jennie dapat merasakan sebuah tangan mencoba menahannya pergi. Nyonya Lee terlihat tersenyum tulus meski air mata masih menetes di pipinya.
"Jika kau ingin pulang, datanglah. Kami akan menerima mu dengan tangan terbuka lebar. Jika kau butuh sandaran, temui aku. Maka aku akan memberikan pundak ku untuk mu."
Jennie kembali menangis, dirinya semakin merasa bersalah. Mungkin cinta belum mau hinggap padanya.
Dipeluknya tubuh Nyonya Lee, menyebabkan adegan dramatisir yang bisa membuat orang ikut merasakan kesedihan yang berlarut.
Sementara Taeyong tak sanggup menolehkan wajahnya. Katakan saja bahwa dirinya mencintai Jennie, tapi keputusan Jennie benar benar membuatnya berada di ambang asa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Lee Dongmin. Pria itu menatap sendu punggung Jennie yang menghilang di balik gerbang. Sebelum pergi, Jennie sempat tersenyum ke arahnya, senyum manis yang membuatnya tidak rela kehilangan wanita itu.
Dirinya tidak tahu kenapa jantungnya selalu berdegup kencang setiap berdekatan dengan Jennie, bibirnya selalu tersenyum geli setiap menjahili Jennie yang berakibatkan wanita itu menampilkan wajah yang kesal setengah mati.
Hatinya sesak saat mengetahui bahwa Jennie hamil anak Mark, pria brengsek yang memperalat Jennie demi uang.
Namun dirinya lebih merasa sakit saat Jennie memutuskan untuk pergi, menanamkan harapan dan menyimpan seluruh cintanya untuk Mark.
KAMU SEDANG MEMBACA
One Night Stand ✔
Romance❝They say life is full of paradox.❞ [Baku-Completed] ⚠️ {Drama, Romance, angst} Jenniethink Presents Maret 2017