Delapan

5.7K 633 64
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mata Jennie memicing menatap pria tampan di hadapannya, tangannya yang awalnya memegang knop pintu dan hendak beranjak dari ruang meeting itu ia lepaskan, nampaknya ada yang lebih menarik di ruangan itu.

   "Aku yakin kau tahu sesuatu." Jennie bersidekap, memberikan tatapan menantang yang hanya dibalas kekehan sarkas pria kurang ajar yang sayangnya tampan itu.

   "Bukankah harusnya aku yang bertanya seperti itu padamu, Nona Kim?" giliran Jennie yang tertawa sarkas saat pria di hadapannya memberikan seringaian.

   "Aku saja tidak tahu kau siapa Tuan, tapi sepertinya kau mengenalku." Jennie tersenyum remeh ke arah Dongmin yang kini menatapnya serius.

   "Kau akan tahu sendiri nanti, Sekretaris Kim." Lee Dongmin hendak menghindari Jennie dan berjalan menuju pintu, tapi dengan sigap Jennie segera mengunci pintu dan mengantongi kunci ruangan itu.

   Jennie mendudukkan dirinya di meja rapat dan menyilangkan kakinya, ia menyeringai ketika menatap Dongmin yang terlihat tidak berdaya.

   'Kau tidak bisa bermain-main denganku Tuan Lee.'

   "Sayangnya aku tidak punya waktu, kau bisa mengatakannya sekarang."

   Dongmin terdiam sejenak, merangkai kata-kata pada otaknya yang cerdas. Membuat Jennie menunggu cukup lama.

   "Kau menghabiskan waktuku Tuan Lee, cepat katakan apa masalahmu."

   "Apa kau tidak merasa curiga padaku?"

   Jennie menghela nafas kasar, tak ia duga ternyata Lee Dongmin sebodoh itu. "Kalau aku tidak curiga, kau tidak akan ku tahan disini."

   Jennie menatap kuku-kuku jarinya yang terpoles rapih cat kuku berwarna abu-abu, kemudian dirinya kembali menatap Dongmin dengan serius.

   "Aku tahu dari awal, kau adalah wanita licik."

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jennie menatap kosong wallpaper layar laptopnya, dirinya sibuk menggerutu karena kejadian tadi di ruang meeting.

   Baru saja dirinya akan mendengar penjelasan dari Lee Dongmin, pintu ruangan meeting sudah di ketuk-ketuk dengan kasar oleh Hu Yi Tian.

   Mungkin pintu itu akan roboh jika Jennie tidak segera membukanya.

   "Sial, kenapa dia malah mengganggu sih?"

   "Kau sedang membicarakan apa Sekretaris Kim?"

   Jennie langsung gelagapan saat ia mendengar suara dari bosnya yang ternyata sudah memperhatikan sikapnya yang aneh sejak tadi, "Tidak ada Sajangnim."

One Night Stand ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang