Epilog

6.8K 463 20
                                    



Suasana pantai sangat sejuk di sore hari. Nyanyian burung camar yang berterbangan hendak pulang ke sarangnya menemani langkah kaki dua insan itu.

   Terhitung hanya beberapa orang yang berada di pantai, sengaja memilih pantai yang jarang di kunjungi orang.

   Wanita itu mengusap perutnya yang buncit, dengan langkah pelan ia memegangi lengan pria di sampingnya.

   Dengan telaten pria itu juga menjaga agar wanita di sampingnya tidak terjatuh, sesekali senyum manis di lemparkannya pada si wanita.

   Si wanita menyadari bahwa anak sulungnya berlari terlalu kencang, dengan wajah khawatir ia berteriak mewanti-wanti sang anak.

   "Dave! Jangan lari-larian nak, nanti kau jatuh." teriak sang ibu.

   Bocah itu menengok dan tersenyum lebar, lalu mulai berjongkok ke tempat di mana ada istana pasir di bawahnya.

   "Aku sepertinya sering merepotkanmu, Dongmin~ah." Wanita itu memasang wajah cemberut, membuat wajah chubby nya terlihat sangat lucu.

   Dongmin terkekeh pelan, "Jangan bicara begitu Jennie~ya, aku sangat menyanyangimu dan bayi yang ada dalam kandunganmu. Tentu saja itu tidak merepotkanku."

   Jennie spontan tersenyum begitu mendengar kata-kata manis dari mulut Dongmin. Ia berhenti di bibir pantai lalu merentangkan kedua tangannya, memandang sinar oranye di ufuk barat.

   Kedua matanya terpejam, rambutnya tertiup angin yang cukup kencang. Senyum lebar juga tak pernah lepas dari wajah cantiknya yang bersinar.

   Jennie segera membuka matanya saat dirasa gaun putih panjang yang dikenakannya di tarik-tarik. Ia menurunkan wajahnya, di lihatnya David yang mendongak ke arahnya.

   Tangan David menunjuk ke sebuah arah, membuat Jennie mengikuti kemana arah yang di tunjuk. Restoran? Matanya lalu bergerilya mencari keberadaan Dongmin.

   "Halmoni menyuruh kita ke sana."

   Jennie mengangguk, lalu ia mengambil tangan kecil David untuk di genggam. Tangannya satu lagi digunakannya untuk mengelus perutnya.

   Setelah beberapa lama berjalan, akhirnya keduanya sampai di restoran di pinggir pantai. Keduanya lalu mencari Nyonya Lee dan Tuan Lee.

   Mata kucing Jennie menangkap siluet Nyonya Lee yang sedang melambaikan tangannya, menyuruh Jennie untuk segera ke sana.

   Jennie menyukai pemandangan yang di suguhkan dari letak meja yang Nyonya Lee pilih.

   Ruangan outdoor dengan hiasan lampu tumblr berwarna warni. Ia bisa langsung melihat pantai beserta sunset.

   "Di mana Appa mu, David?" tanya Nyonya Lee.

   Terlihat Dongmin yang muncul dari arah kamar mandi, ia lalu segera mengambil tempat di seberang Nyonya Lee.

   "Tidak tahu Halmoni, pasti masih sibuk dengan pekerjaannya." jawab David murung.

   "Maaf menunggu lama." David mendongak, wajahnya langsung sumringah, begitu juga dengan Jennie.

   "Kenapa lama sekali, Yeobo?" tanya Jennie lembut.

   Taeyong segera menarik kursi dan duduk di samping istrinya, "Aku menyelesaikan pekerjaanku yang terakhir, jadi aku sudah bebas menghabiskan waktu liburan dengan kalian." jawab Taeyong bersemangat.

   Semuanya terkekeh pelan, lalu mulai menyantap hidangan seafood yang sudah di pesan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jennie berdiam di balkon vila, rambut rambut halusnya berterbangan tertiup angin. Sementara mata kucingnya menatap lurus ke arah pantai di depan sana.

   Ia tersentak saat sepasang tangan melingkar memeluk tubuhnya dari belakang, memberikan elusan ringan pada perut buncitnya.

   Aroma maskulin yang menyeruak memenuhi indra penciumannya berhasil membuatnya tersenyum. Ia tahu siapa yang memeluk tubuhnya.

   "Sudah selesai mandi?" tanya Jennie serak.

   Taeyong menyenderkan kepalanya di bahu Jennie, ikut memandang ke arah pantai yang sedang ramai pengunjung. "Sudah."

   Jennie tersenyum tipis, di elusnya pelan tangan kekar Taeyong. Rasanya ia ingin tertawa saat mengingat lika liku perjalanan cintanya dengan Taeyong.

   "Aww.." Taeyong tersentak saat telapak tangannya dapat merasakan sebuah tendangan dari perut istrinya, sepertinya anaknya sangat aktif di dalam sana.

   Taeyong berlutut, membuat Jennie membalikkan tubuhnya. "Waah, putri Appa sangat aktif ya? Jangan terlalu sering menendang ya, kasihan Eomma mu." Taeyong berbisik di depan perut Jennie.

   Jennie tersenyum lebar, dua bulan lagi dan dia akan melahirkan anak keduanya. "Apa kau sudah menyiapkan sebuah nama?" tanya Jennie antusias.

   Ia memang membiarkan Taeyong yang memberi nama, karena David adalah nama pemberian Jennie.

   Taeyong terlihat terdiam sejenak, berfikir mencari nama yang bagus untuk putrinya. "Ella merupakan nama yang bagus." jawab Taeyong.

   Pria itu lalu berdiri dan mendekat ke arah Jennie, keduanya tertawa saat perut buncit Jennie menjadi penghalang keduanya untuk lebih dekat.

   Taeyong menyamakan tingginya dengan Jennie, sebelah tangannya terulur untuk menarik tengkuk Jennie mendekat.

   Sadar dengan apa yang akan terjadi, Jennie memejamkan matanya erat. Hingga perlahan bibir keduanya menyatu, terasa lembut.

   Dongmin tersenyum, menatap ke arah atas. Ia merasa lega karena bisa melepas Jennie dengan ikhlas, walaupun harus ia yang berkorban.

   Ia melepas pandangan matanya dari dua sejoli yang nampak bercumbu panas di atas sana, lalu ia berjalan keluar vila untuk mencari udara segar.

   Mungkin begini lebih baik. Cinta tak harus memiliki, ia yakin bahwa dirinya akan mendapatkan gadis yang bisa mengisi hatinya. Dongmin hanya perlu melupakan perasaannya dan menguburnya dalam-dalam, ia akan mencari bahagianya sendiri.



























END

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

END

Bener-bener yang terakhir!!! Finally selesai juga. Btw gue kena writter block ini:(

Mohon maklumi, soalnya mau sibuk sama PAS awal Desember nanti, malah ide ide buat story baru yang bermunculan, makanya pada gantung story gue hehe.

Terimakasih udah kasih dukungan, berupa vote dan juga komen. Makasih juga kata-kata semangatnya, btw jangan panggil gue thor, atau min ya. Panggil Rara aja oke, soalnya w masih SMA hehe.

Trims all

Luv, Rara

  

  

  

One Night Stand ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang