Empatbelas

4.5K 638 34
                                    

Vote dulu donk











Let me love you.








Jennie menggeliat dari tidurnya, semalam ia bermimpi lagi tentang Taeyong yang menggendongnya dan mencium keningnya.

Tunggu! Sekarang dirinya berada di kamar, bukannya kemarin ia tertidur di sofa ruang tv? Apa mungkin ia tidak bermimpi?

"Jennie, ayo sarapan dulu."

Terdengar ketukan pintu halus beserta suara Nyonya Lee yang terdengar dari balik pintu, ia harus segera bergegas turun.

"Iya Eomma, aku akan menyusul sebentar lagi." Jennie segera berjalan menuju kamar mandi, membasuh wajahnya dan menggosok gigi.

Kemudian ia segera melangkah turun, Jennie tidak ingin membuat yang lain menunggu terlalu lama. "Kemari Jen, duduk di sana." Nyonya Lee terlihat lebih murung daripada biasanya.

Kemudian manik matanya menangkap sosok yang kini menatapnya tajam, Lee Taeyong berada disampingnya. Jadi dia sedang libur hari ini?

"Maaf Eomma, aku tidak sempat membantu. Semalam aku tidak bisa tidur." Jennie tersenyum kecut, ia menatap Nyonya Lee yang terlihat sedikit berantakan. Tuan Lee juga tidak ada, mungkin tidak pulang.

Nyonya Lee tersenyum manis, tapi Jennie tahu hanya senyum yang dipaksakan. "Tidak apa Jen, mungkin insomnia efek kehamilanmu ya?"

Tubuh Jennie menegang, entah kenapa nada suara Nyonya Lee berubah pada kata kehamilan. Apa sebenarnya Nyonya Lee keberatan dengan kehadirannya?

Jennie meringis saat Taeyong lagi-lagi menatapnya tajam, "Eung... bisa jadi Eomma, sebentar lagi hampir memasuki bulan ke empat."

Bisa ia lihat dengan jelas bahwa Nyonya Lee sebenarnya antusias dengan kehamilan, tapi ada sesuatu yang membuatnya risih.

Kemudian Nyonya Lee memindahkan sayuran dan daging ke mangkuk Jennie sembari tersenyum, "Ini, makan yang banyak agar kau dan bayimu tumbuh sehat."

Jennie menggigit bibir bawahnya, entah kenapa diperlakukan baik seperti itu membuatnya ingin menangis. Dirinya benar-benar merasa bersalah karena sudah membohongi mereka semua, padahal mereka sangat peduli dengannya.

"Terima kasih Eomma." Nyonya Lee tersenyum tipis, lalu pandangannya beralih pada Taeyong. Jennie juga tidak melihat Dongmin, mungkin pria itu sudah kembali ke apartemennya.

"Taeyong, Eomma ingin berbicara denganmu setelah ini." Jennie melirik sekilas, ada raut keseriusan di wajah Nyonya Lee.

Ada masalah apa?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jennie sudah memutuskan, ia akan menjelaskan semuanya pada keluarga Lee. Ini juga demi kepentingan anaknya kelak. Tapi, apa mereka mau percaya?

Jennie akhirnya menghampiri Nyonya Lee dan Taeyong di ruang keluarga, tapi baru saja ia menginjakkan kaki di depan pintu, rasanya ia ingin mengurungkan niatnya.

"Taeyong, kau akan tetap menikahinya kan?" Nyonya Lee menatap dalam pada Taeyong yang duduk membelakangi pintu.

"Jennie saja bilang bahwa anak yang ia kandung bukan anakku."

Nyonya Lee terlihat putus asa, dirinya juga tidak bisa memaksa putranya untuk menikahi Jennie jika keadaannya begini. Tapi, Jennie adalah amanah dari mendiang Naeun.

Jennie merasa sakit, semuanya terasa sulit sekarang. Ia segera beranjak menuju kamarnya, enggan mendengar lebih lanjut percakapan antara ibu dan anak tersebut.

One Night Stand ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang