TWELVE

141 30 3
                                    

"Udah?"

"Udah apaan?"

"Udah romantis romantisannya? Huftt"

Sambutan ketus dari cindy ketika laura masuk ke ruangan berbau obat yang didiami atha selama beberapa hari membuat laura sedikit geli, apalagi ketika ia mengingat ocehan cindy yang teriak teriak di lorong rumah sakit karena kesal ia dijadikan kambing conge disana.

"Apaan dah. Ga ada romantis romantisan"

Kemudian mata laura beralih kepada gadis yang tadi sempat ia sangka sebagai kekasih atha. Laura berjalan mendekati gadis tersebut.

"Laura" Laura mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan keponakan atha.

"Moza kak, panggil aja ocha" gadis bernama moza atau ocha itu menerima uluran tangan yang diberikan laura.

"Maaf ya, tadi gue sempat salah paham" laura menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Ia merasa bersalah. Ia merasa dirinya childish. Bahkan ia baru menyadari kalau ia bukan siapa siapa bagi atha. Ya seperti itu.

"Ngga papa kak. Lagian wajar lah, kakak kan pacarnya Uncle. Jadi kalo kakak liat pacarnya disuapin sama cewe lain pasti marah"

Laura tersenyum, kemudian wajah nya berubah menjadi kaget ketika ia menyadari sesuatu.

"Bentar bentar. Tadi lo bilang apa? Pacar? Gila kali gue pacaran sama dia. BIG NO" laura kesal kepada moza.

"Tapi Om ariq yang bilang kalau gini nih 'uncle punya pacar sekarang, namanya laura. Dia cantik banget, kalau kamu ketemu dia, uncle pastiin kamu gabakal bisa bedain ura kesayangan uncle sama malaikat tau. Abis itu, senyumannya, ketawanya manis banget, kadang uncle suka gatahan pengen terbang melayang menuju awan kalau lagi liat dia senyum, ya walaupun dia ga pernah senyum si. Tapi menurut uncle, itu tu tantangan buat uncle. Uncle pernah loh bikin dia kembali ketawa selama satu tahun. Keren ga? Terus dia itu baik, lucu, gemesin, rada galak, rada judes, oh ya dia juga pinter ngegambar loh. Yang paling dia suka itu ngengambar cacing yang sedang bermain di club malam.' Nah kaya gitu kak. Oh ya, btw aku mau lihat dong cacing dugem itu gimana"

Setelah laura dan cindy mendengar omongan ocha yang sangat panjang, mereka hanya melongo menatap ocha dengan cengo.

"SAYANGGG" Itu Atha. Suara atha memecah kebingungan mereka. Dengan nafas yang tersenggal karena lari larian mengejar laura.

"Sayang sayang pala lo mirip kuyang" ketus laura

"Hush..ra jangan ngomongin kuyang kalo di rumah sakit. Serem tau ih" cindy memeluk tangan laura.

"Hih ini apaan lagi. Mana ada kuyang disini"

"Sstt..jangan lagi sebut nama itu"

Laura jengah dengan keadaan sahabat barunya itu yang sungguh penakut.

"Eh bentar deh. Kalian" Atha menunjuk laura dan cindy. "Kok bisa?"

"Ehehe..berkat lo tha kita jadi sahabatan deh"

"Kata lo temen" sergah laura.

"Yaelah ra, apa bedanya sahabat kek temen kek kunyuk kek, sama aja kali. Lagian gelar sahabat lebih baik daripada temen" protes cindy.

"Oke oke. Gue ga peduli sekarang" Atha memotong perdebatan kecil mereka.

"Sayang aku cape loh. Kamu kok tega biarin aku lari larian kaya gini si" Laura bergidik geli mendengar suara atha yang dibuat buat menjadi manja. Sungguh itu menjijikkan. Sungguh.

Mata laura menatap tajam atha. Atha yang ditatapnya ngeri sendiri melihat laura yang seperti itu.

"Ga akan lagi ra! Serius ga akan lagi kok! Aku gabakal manggil sayang lagi sama kamu. Plis jangan natap aku kaya gitu. Aku takut. Maaf ya ura"

ATHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang