SEVENTEEN

126 26 6
                                    

Laura, cindy, dan bu intan sedang berada di ruang uks untuk menunggu Atha sadar.

Laura menggigit bibir bawahnya berupaya meredakan kekhawatirannya. Ia takut jika atha akan masuk rumah sakit lagi.

"Atha bilang apa apa ga sama kamu sebelum dia pinsan?" Ucap bu intan yang ikut khawatir.

"Dia ga bilang apa apa bu"

"Mungkin dia kecapean" ucap salah satu anggota pmr yang memeriksa atha.

"Kalau sudah sadar, kasih teh hangat yang ada di meja ya. Saya ke kelas dulu karena masih ada tugas. Kalo ada apa apa bisa langsung ke kelas 11 mipa 2. Permisi" lanjutnya kemudian pergi meninggalkan uks.

"Laura cindy. Ibu tinggal ya, ibu harus ngajar kelas sepuluh. Kalo ada apa apa kamu hubungi petugas pmr yang tadi"

Laura mengangguk.

"Iya bu" Ucap cindy.

Bu intan pun meninggalkan ruangan tersebut.

"Ini semua gara gara dia tau gak!" Ucap laura setengah berteriak.

"Udah ra. Lo jangan dumel gitu ntar ada yang denger kan kacau. Kek gatau siswa disini kek gimana aja"

"Ya abis gue kesel cin"

"Ya ntar aja kalo di luar sekolah lo bebas deh mau ngomong apa aja"

"Ra..uraa"

"Atha..lo udah sadar?" Laura mendekat ke atha.

Sementara atha langsung turun dari kasur uks dan dengan gerakan yang tiba tiba atha memeluk kaki laura.

"Eh eh lo apa apaan. Lepasin" Laura berusaha melepas pelukan atha.

"Maaf ra aku udah bikin kamu kecewa. Aku ga ada maksud buat ganjen ganjen  sama cewe lain ra. Serius, maafin ra" Atha berbicara dengan cepat dan nada yang sedih.

Cindy yang mendengar penuturan atha hanya melongo.

Dan laura dia seperti menahan malu karena ketahuan dia kesal karena keganjenan atha.

"Apaan si gue ga peduli mau lo ganjen kek lo centil kek. Gue gapeduli! Lepasin kaki gue sekarang"

"Ngga ra! Sebelum kamu maafin aku, aku ga bakal lepasin kaki kamu"

"Haduh iya iya gue maafin. Buruan lepasin"

"Harus ikhlas ra"

Laura menhela nafas.

"Iya atha, gue maafin kok. Sekarang lepas kaki gue ya" ucap laura dengan nada lembut yang dibuat buat.

Atha yang merasa lega langsung menebarkan senyuman lebarnya dan segera berdiri.

"Makasih ya ra. Aku ga akan ulangi lagi kok"

"Gue ga peduli!" Ucap laura kembali ketus.

Laura segera meninggalkan atha. Entah kenapa ia masih belum bisa memaafkan laki laki itu.

"Makanya jangan ganjen!" Tambah cindy yang menahan tawanya sedari tadi, dan segera mengikuti laura yang telah pergi dari uks.

Atha bukannya merasa bersalah justru ia tersenyum bahagia. Wajahnya seperti kegirangan penuh kemenangan.

"Yes! Dia cemburu"

***

Sudah hampir 1 jam pelajaran biologi dan atha masih terus mengoceh dengan suara yang pelan. Laura sangat kesal pada mahluk satu ini, tapi apa buat? Guru sedang menerangkan di depan, dan kalau ia mengahajar atha sekarang sudah pasti laura yang akan kena hukuman.

ATHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang