"Ra pokoknya aku ga suka kamu ke kafe kemarin" Sejak kemarin sore atha menjadi pendiam dan sikapnya menjadi dingin.
"Kenapa?"
"Pokonya aku ngga suka"
Kini mereka di area parkiran yang mulai ramai dipadati siswa yang ingin mengambil kendaraannya untuk pulang.
"Tapi hari ini gue mau kesana"
Mata atha tajam menatap laura begitupun sebaliknya.
"Mau ngapain ketemu revan?"
"Gue mau cari bapa tua itu lagi"
"Tapi dia udah ngga ada ra"
"Gue ga peduli"
Langkah mereka terhenti.
"Harus berapa kali aku bilang? Jangan kesana! Aku gamau kamu ketemu revan"
"Tapi gue tetep mau kesana"
"Ra harus berapa kali gue bilang kalo"
"Gue ngga peduli!"
"TERSERAH!" Atha membentak laura. Ia memberi tatapan kecewa kepada gadis berwajah manis itu.
Laura kaget. Atha tidak pernah membentaknya. Hatinya terasa tersayat. Matanya berkaca kaca.
"Lo bentak gue?" Ucapnya lirih.
Atha tak tahan lagi. Ia tidak bisa meluapkan emosinya di depan laura. Ia meninggalkan laura di tengah area parkir sekolah.
Tanpa sadar air matanya menetes, namun pandangannya masih kosong menatap kepergian atha. 'Apa benar itu atha?' Batinnya.
Kakinya melemas ia mulai berjalan entah beberapa centi dari tempat asalnya berdiri. Masih dengan tatapan kosongnya.
"Laura!" Suara cindy membuat laura tertegun dari pikirannya. Ia menatap cindy bergantian dengan raga disampingnya.
"Cin.." Air mata laura menderas, ia memeluk tubuh cindy.
"Ra lo kenapa?"
Laura diam. Cindy melepas pelukannya "lo kenapa? Atha mana? Bukannya tadi sama lo? Atha ngejahatin lo?"
Bukannya menjawab laura malah kembli menngis dengan memeluk tubuh cindy.
"Lo pulang bareng gue ya? Gue anterin naik taxi sampe rumah"
Laura menggeleng, ia menghapus ir matanya "lo sama kak raga aja. Gue naik taxi sendiri"
"Tapi ra"
"Gue lagi pengen sendiri cin"
"Hmm. Oke, lo hati hati ya"
Laura mengangguk.
"Atha ngapain lo?" Ucap raga.
"Gue gabisa cerita kak" Senyum paksaan merekah di wajah laura.
"Ya udah kalian pulang duluan aja"
"Tapi beneran gapapa?" Ucap raga.
Laura mengangguk.
"Ya udah keluar dari gerbang, lo langsung naik taxi oke?" Ucap cindy.
"Iya"
Cindy dan Raga pun pergi menggunakan motor sport milik raga.
Laura yang melihat kepergian mereka mulai melangkahkan kakinya perlahan meninggalkan sekolah. Ia akan menunggu taxi atau angkutan umum lainnya di halte sebrang. Sekolah menyisakan sedikit lagi murid yang belum pulang.Laura duduk menunggu kendaraan umum apapun lewat didepannya.
30 menit berlalu dan laura belum menemukan taxi, angkot, bis, becak, atau bahkan ojek. Sungguh sial nasibnya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALARIQ
Teen Fiction#cerita sudah lengkap! Ini bukan kisah tentang perempuan manis yang jatuh cinta kepada laki laki nakal atau laki laki yang baru ia kenal. Ini kisah tentang perempuan yang kehilangan bahagianya. Sulit baginya untuk sekedar merasakan senyuman. Athala...