FIFTEEN

145 28 7
                                    

Pagi ini laura tidak seperti biasanya. Dulu laura cuek, dingin, tidak peduli, dan bodo amat. Tapi kini, perempuan itu tersenyum seperti orang bahagia.

Banyak orang yang memberi tanggapan positif dan ada juga orang yang memberi tanggapan negatif atas perubahan sikapnya.

'Si laura tu? Tumben bahagia?'

'Allhamdulillah dia kaga aneh'

'Dia normal'

'Kayanya dia udah jadi baik deh'

Dan masih banyak lagi. Laura termasuk orang yang populer disekolahnya. Selain karena cantik dan pintar, ia juga memiliki keluarga yang kaya, sayangnya tidak ada yang tau kondisi keluarganya seperti apa.
Ia juga adalah sosok yang ditakuti karena sikap nya yang aneh. Dia juga pernah berkelahi dengan pentolan sekolah yaitu Rio. Alasannya karena ia berani menyentuh tangannya.

Ia membuat babak belur rio. Bukan laura pintar berkelahi. Tapi karena rio yang lemah. Kebanyakan orang tau rio adalah ketua gengster yang ditakuti satu sekolah. Nyatanya? Rio berhasil dipermalukan hanya dengan bogeman kecil dari tangan laura. Setelah itu banyak yang tidak takut lagi dengan rio.

Laki laki dengan pakaian berantakan menghalangi jalan laura dengan badan nya yang tegap. Laura menatap mata laki laki itu kemudian senyumnya memudar.

"Apa kabar manis?"

"Seperti yang lo lihat" laura menaikkan bahunya.

Laki laki itu mengangguk "gue seneng dengernya. Kalo atha? Dimakam in dimana dia?"

Mata laura menajam. Ia mendorong pelan bahu laki laki itu dengan tenaga nya yang tidak seberapa. "Maksud lo apa?"

"Bukannya dia udah mati kan?"

"Fero! Jaga mulut sampah lo itu!" Laura membentak fero.

"Ohh santai dong. Jadi dia belum mati juga? Berarti usaha gue kemarin gagal dong?"

"Usaha apa maksud lo? Jangan bilang lo celakain Atha!" Laura kembali membentaknya.

"Oh bukan gue ra. Tapi anak buah gue. Gue ga sudi biarin tangan gue nyentuh bajingan kaya dia"

Bug..

Pukulan keras mendarat di pipi fero, membuat fero harus tersungkur ke lantai Bukan dari tangan laura. Tapi..

"Atha!" Senyuman laura kembali merekah di bibirnya.

"Hai sayang" goda atha.

"Dih apaan si"

"Lo!!" Seru fero kaget.

"Gue?" Atha menunjuk dirinya sendiri berlagak seperti orang bodoh.

"Kok lo? Bukannya?" Seru fero kebingungan.

"Ya ya gue yang minggu lalu berusaha lo kirim ke kuburan. Sekarang gantian ya, gue yang bakal kirim lo ke kuburan" Setelah perkataannya selesai tangannya kembali memukul wajah fero bertubi tubi. Tidak mau wajahnya babak belur ia menakis setiap serangan atha dengan tangannya. Namun tetap saja ia kewalahan dengan tenaga atha. Pukulan demi pukulan berhasil mendarat bebas di wajahnya.

Laura yang melihat kejadian tersebut hanya diam. Dia tidak mau membantu fero karena ia benci. Ia juga tidak mau menghentikan atha karena ia ingin memberi balasan kepada fero.

"Atha atha udah" Raga yang baru datang ke sekolah melihat pemandangan tidak mengenakkan barusan langsung menarik tangan atha. Ia berusaha menghentikan atha yang semakin menggila. Setelah atha tenang, fero yang kewalahan mulai membangkitkan tubuhnya, mengumpulkan sisa sisa energi yang ia punya.

ATHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang