TWENTY TWO

104 22 6
                                    

Vote vote vote! :)

Raga Lazuardy, putra tunggal dari Ramos lazuardy bersama Mega Aliya, pemilik Lazu Corp yang terkenal se- asia.

Kehidupannya selalu di manja oleh kedua orang tuanya, terutama oleh mega, bunda nya.

Mulai dari makan yang masih disuapi, jika ke kamar mandi masih harus ditunggui diluar, dan masih banyak lagi.

Namun raga di luar dan di rumah jauh berbeda. Raga diluar dikenal seorang gengster, pandai berkelahi, ditakuti. Tapi ia tetap banyak digemari kaum hawa karena  wajahnya yang tampan, tajir, pintar, dan famous.

Tapi untuk masalah percintaan, ia sangat lemah.

Saat ini ia sedang rebahan di kasur king size nya dengan menatap atap kamarnya.

Pikirannya tertuju pada satu gadis yang belakangan ini membuatnya gelisah tidak karuan. Hatinya bergejolak namun pikirannya menolak.

Tinunut...tinunut..

Dua bunyi berbarengan dengan getaran dari hp raga. Saat ia mengambil benda pipih disampingnya itu terdapat nama yang membuat bibirnya sedikit tersenyum.

Bee, itulah nama yang terpampang di hp raga.

"Halo" Ucap raga.

"Aku udah pulang kok"

"Kamu udah makan?"

"Aku kangen kamu nii"

"Gimana kalo besok?"

"Bener ya?"

"Kalo bohong nanti aku...."

"Hahaha ngga kok."

Begitulah cuplikan yang bisa terdengar dari ruangan bernuansa abu abu itu.

Setelah berbincang dengan lawan bicaranya di telphone ia menghembuskan nafasnya pelan. Perasaannya makin aneh.

Matanya mulai lelah, ia menguap. Matanya perlahan lahan terpejam. Dan ia pun larut dalam tidurnya.

***

Tangan cindy tidak hentinya bergerak menulis di atas lembaran demi lembaran buku tugas sekolahnya.

Tangan kirinya menunjuk kata perkata yang akan ia tulis. Pikirannya mulai jenuh.

"Arghh! Banyak amat si ni tugas" ucapnya kesal.

Ia mengacak acak rambutnya karena frustasi.

"Ni apalagi pr matematika belom, bikin cerita bahasa inggris belom, belom lagi ngerangkum biologi yang banyak bejibun kaya gini"

"Mumet gue" ia menutup bukunya kasar, kemudian ia bangkit dan menuju kasur tercintanya. Pandangannya menatap lampu di atap kamarnya. Kemudian ia mengingat sesuatu, pandangannya beralih ke tembok sebelah kanan kasurnya, terdapat sterofoam yang dilapisi kertas putih terpampang di dinding kamarnya. Ia bangkit dari kasurnya, Dan mengarahkan pandangannya ke arah kertas putih itu. Terdapat beberapa catatan kecil dan foto fotonya, satu lagi foto raga.

Ia membangkitkan tubuhnya kemudian mendekati sterofom itu, ia teringat sesuatu, dengan segera ia mengambil tas sekolahnya dan membuka kantong paling depan. Terdapat 2 foto raga yang telah ia cetak sore tadi.

Kemudian ia mengambil pin yang ada di meja belajarnya, ia menempelkan foto raga di sterofom itu. Ia kembali ke kasurnya dengan terus memperhatikan foto raga.

ATHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang