TWENTY FOUR

91 17 2
                                    

Hari ini laura tampak bahagia, satu beban di hidupnya kini berkurang. Ia berjalan menuruni tangga dengan senyum yang merekah di wajah manisnya.

"Pagii maa! Pagii dhir!!" Ucapnya seraya mengambil kursi untuk ia duduki.

"Panggil gue kakak laura!!" Ucap dhira kesal.

"Pagi sayang. Mau makan sama nasi goreng atau sama roti?" Tawar stevi ikut bahagia.

"Nasi goreng nya buattan siapa?"

"Buatan mama non. Tadi bi lastri dilarang masak sama nyonya" Ucap bi lastri dengan menaruh teko yang berisi air ke atas meja.

"Oh ya? Jadi ini nasi goreng buatan mama?" Ucap dhira kaget.

"Kenapa emang? Ga enak?" Ucap stevi dengan muka sedih yang dibuat buat.

"Pantes rasanya beda" ucap dhira ingin menggoda stevi.

"Oh ya? Laura mau coba" laura pun mengambil nasi goreng yang telah tersajikan di atas meja mekan tersebut. Kemudian ia mencicipinya dengan muka aneh yang dibuat buatnya.

Nadhira tau mamanya dan laura telah damai kemarin. Ia ikut bahagia mendengarnya.

"Kenapa? Rasanya ga enak? Keasinan?apa gimana?" Ucap stevi.

"Rasanya..."

"ENAK BANGET MAA!" Ucap laura dan Nadhira berbarengan.

"Hahaha" Semua tertawa. Setelah 7 tahun lamanya, akhirnya keluarga mereka kembali seperti semula, keluarga yang bahagia, yang selalu ceria, dan selalu bersama. Hari ini akan menjadi sejarah baru di keluarga mereka.

"Laura kamu berangkat bareng mama aja"

"Ih manja banget laura. Masa laura dianterin sedangkan dhira ngga" ucap dhira dengan memanyunkan bibirnya.

"Dhira kan udah bisa naik mobil"

"Laura juga pengen belajar mobil maa" rengek laura dengan manja.

"Iya nanti kita belajar mobil. Sekarang kalian cepet habisin makannya, nanti kesiangan loh"

Setelah menghabiskan sarapannya, mereka semua keluar. Laura yang membuka pintunya, kemudian ia keluar pertama. Saat baru 2 langkah berjalan keluar dari rumahnya, mereka dikejutkan dengan adanya seorang laki laki menggunakan seragam sekolah yang sama dengan laura tertidur di kursi depan rumahnya.

"Athaa!" Ucap laura sedikit tercengang.

Atha yang mendengar ada suara akhirnya membuka mata dan terkejut dengan adanya keluarga laura didepannya.

"Eh ura" Ucapnya dengan senyum yang lebar.

"Atha..lo..ngapain..di..sini?" Ucap nadhira yang benar benar tidak menyangka akan kehadirannya atha.

"Eh tante" Ucap atha seraya menyalami tangan stevi.

"Eh kak" Lanjutnya dengan menyalami tangan nadhira.

"Yuk berangkat" Atha menatap laura dengan pandangan yang penuh arti.

"Berangkat? Kemana?" Ucap laura bingung, pasalnya kemarin saat laura meminta maaf atha malah tidak peduli dan pergi begitu saja.

"Ke sekolah" Ucap atha polos.

"Euh laura, mama berangkat duluan ya. Nadhira juga, ayo dhir" Stevi menarik tangan nadhira agar menghindar dari tempat itu.

Setelah mobil stevi dan nadhira pergi. Laura menatap mata atha.

"Kenapa?" Tanya atha penasaran.

"Ini kamu kan?" Ucap laura setengah tidak yakin.

Atha tersenyum kemudian ia mendekatkan tubuhnya ke laura. Tangan atha tidak tahan mencubit kedua pipi laura karena gemas.

ATHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang