EIGHTEEN

120 26 6
                                    

Perlahan lahan cahaya lampu menyorot tepat di matanya, membuat cindy harus menutupi matanya dari cahaya lampu uks.

"Kepala gue" Ia memegang pelipisnya yang sudah dibalut perban. Rasanya seperti ada yang memutar mutarkan otaknya dan membuat cindy terasa pusing.

"Lo udah sadar?" 3 kata yang dikeluarkan oleh suara yang sangat tidak asing di telinganya.

Perlahan ia melihat sosok yang berdiri disamping kasur yang ia tiduri saat ini. Dan benar saja dugaannya, itu suara raga. Hatinya tersenyum bahagia.

"Kak.."

"Gimana keadaan lo?"

"Sakit" ia masih memegangi pelipisnya yang terasa perih. Ia berusaha bangkit untuk melihat lebih jelas wajah laki laki itu.

"Pelan pelan" Raga tidak ingin terlihat pengecut karena tidak membantu cindy sekedar bangun dari kasur itu.

Setelah badannya duduk nyaman di atas kasur, cindy tersenyum kepada raga.

Oh raga tidak bisa membohongi dirinya sendiri, cindy memang cantik. Bahkan sangat cantik.

"Kak kenapa bengong?"

Raga tersadar "Ah enggak. Lo mau minum?"

Cindy menggelengkan kepalanya "Tadi ada laura sama atha, sekarang mana?"

"Mereka ada di BK. Lagi ngurus kasus lo sama angel"

Cindy tertawa miris.

"Cuma gara gara aku, mereka sampe terlibat urusan ini. Dan kakak juga. Aku minta maaf"

Raga tersenyum kemudian memeluk perempuan itu. Lagi lagi itu membuat cindy kaget.

"Aku pengen ke BK kak. Gimana pun juga itu masalah aku, bukan mereka"

Raga melepas pelukannya. "Lo bisa jalan? Kalo ngga biar gue gendong"

Pipi cindy memerah "bisa kok kak"

"Ya ampun" Raga yang gemas melihat pipi cindy tidak tahan untuk mencubit pipinya, kemudian ia tertawa kecil.

"Ahh kak raga. Kenapa dicubit?"

"Habis lo gemesin. Ya udah ayo gue bantu jalannya"

Raga merangkul pundak cindy dan membantunya berdiri dari kasur.

Mereka berjalan keluar dari uks menuju BK dengan raga yang membantu cindy jalan.

Banyak mata yang menyorot mereka. Sebenarnya Raga risih dijadikan pusat pandangan, tapi apaboleh buat dia harus membantu cindy. Dan cindy, ia justru senang mendapat pandangan seperti itu, karena menurutnya satu sekolah akan tau bahwa dia sedang dekat dengan raga.

***

"Kita main dulu yu?" Ucap cindy girang.

"Heh lo sama atha itu tadi habis pingsan, sekarang malah mau main" protes raga.

"Yaelah kak..aku kan udah baik baik aja"

"Tha kondisi lo gimana?" Ucap laura menatap atha.

"Aku baik kok sayang. Kamu mau main?"

"Sayang pala lu mirip kuyang" Protes raga, lagi.

"Jadi gimana ni?"

"Gue si pengen ke cafe yang waktu itu loh cin. Kemarin gue kesana sama atha, tapi bapa tua itu ngga ada. Gue penasaran banget sama dia" Ucap laura.

ATHALARIQTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang