"Happy birthday ura! Happy birthday ura! Happy birthday happy birthday! Happy birthday lauraaa!" Di tengah sunyiku ada suara nyanyian yang begitu lembut.
Ah itu atha. Aku mengangkat kepala ku untuk memastikan itu benar benar benar atha. Tapi di taman itu tidak ada orang. Suara angin mulai kembali terdengar. Ah aku berhalusinasi.
"Kamu ga lagi halusinasi kok. Aku disini ra" Suara itu lagi. Aku menoleh kebelakang, dan benar saja! Ada atha disana. Berdiri dengan kue kecil yang diatasnya ada sebuah lilin menyala.
Itu atha! Itu benar benar atha! Dia datang, tepat pukul 11:00 wib. Aku berdiri dari ayunanku dan menghampirinya.
Saat aku sudah ada dihadapannya, dia tersenyum, begitu manis. Sebelah tangannya ia lepaskan dari pegangan kue itu untuk mengelus rambutku. Perlahan, ia seperti memberi pesan lewat elusannya. Aku sedikit menoleh tangannya.
"Kamu kemana aja?"
"Aku disini ra. Aku selalu disamping kamu"
Aku sedikit bingung "Kenapa kamu ga datang ke pesta aku?"
Atha senyum "Tadi ada kecelakaan di daerah sudirman"
Aku tersenyum dan memeluknya "Syukurnya bukan kamu. Aku khawatir tha"
"Maaf ya..Ayo tiup lilin dulu"
Aku bahagia atha datang. Tanpa lama lama aku menyebutkan wish ku didalam hati dan meniup lilinnya.
"Makasih ya tha"
Tidak terasa hembusan angin berlalu dan berubah menjadi semakin dingin.
"Ra Udah jam 23:50. 10 menit lagi tepat tengah malam. Dan ada yang mau aku omongin sama kamu ra"
Aku tersenyum. Jantungku berdegup kencang. Ah atha mau ngomong apa yaa. Jangan jangan dia mau nembak aku.
Atha menghela nafas dan menaruh kuenya diatas ayunan. Aku memperhatikan setiap geriknya. Dia menggenggam tanganku erat erat.
"Sengaja aku ga ngucapin kamu jam 00:00 karena aku tau aku bukan orang pertama yang ada di hati kamu. Aku mau ucapin sebagai orang terakhir. Karena aku ingin akulah yang jadi orang terakhir di hati kamu"
Pipi ku memanas. Aku yakin pasti pipiku merah
Atha tersenyum "Aku suka kamu. Aku cinta dan bahkan sayang sama kamu. Tapi.."
"Tapi apa? Kenapa tha?"
"Kita ga bisa bersama. Aku yakin bukan aku orang terakhir yang ngucapin"
"Maksud kamu apa? Kenapa kita ga bisa bersama?"
"Nanti kamu tau kok" Atha mengecup keningku.
"Ayo aku antar pulang" Aku menuruti saja apa yang atha lakukan. Tapi aku masih belum bisa memahami ketika dia bilang 'kita ga bisa bersama' apa maksudnya?
Sampai di rumah atha langsung pulang. Bedanya kali ini dia tidak membawa motor nya. Ia berjalan kaki. Aku segera masuk rumah tepat pukul 23:59.
Tlitt tlitt tlitt...
Bi lastri bergegas mengangkat telphone itu tapi aku mencegahnya.
"Bi biar sama laura"
Bi lastri pun mengangguk dan pergi ke dapur. Aku mengangkat telphone nya.
"Hallo"
"Selamat ulang tahun ra. Ini aku Reynand"
Jleb. Telphone yang ku genggam terjatuh. Pukul 00:00. Reynand. Masih hidup.
Kita ga bisa bersama. Aku yakin bukan aku orang terakhir yang ngucapin
Ini maksud atha? Aku meneteskan air mata ku. Entah apa alasannya. Perasaan ku tidak enak. Ada apa ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALARIQ
Teen Fiction#cerita sudah lengkap! Ini bukan kisah tentang perempuan manis yang jatuh cinta kepada laki laki nakal atau laki laki yang baru ia kenal. Ini kisah tentang perempuan yang kehilangan bahagianya. Sulit baginya untuk sekedar merasakan senyuman. Athala...