Kelas Yuvin cukup ramai hari ini. Iya, selalu beginilah suasana kelas jika ada jam kosong. Dan sekarang ini kelasnya sedang kena jam kosong. Gurunya gak tahu kemana– memang selalu hilang tiap mata pelajaran Sosiologi. Ya, gak masalah juga sih. Mereka justru bahagia sentausa karena memiliki waktu untuk bebas sementara dari pelajaran sekolah.
Teman-temannya otomatis berkumpul di belakang. PUBG sokin. ML sokin. Ada juga yang cuma tidur-tiduran– Yuvin contohnya. Goleran sambil sesekali cek ponsel, lalu memejamkan matanya. Berusaha untuk tidur, tapi dia malah keusik dengan suara berisik khas perempuan.
Benar saja. Tba-tiba beberapa cewek teman sekelasnya ikutan kebelakang. Duduk melingkar diantara cowok-cowok, lalu mulai bergosip.
Entah bergosip apa, Yuvin tidak terlalu peduli. Ia sempat membuka mata ketika salah satu temannya, Eunbi, memanggil. Tapi Eunbi hanya terkikik dan berucap, "gak kok!" kemudian beralih pada teman-temannya.
Yuvin akhirnya memiringkan posisinya, berusaha kembali menutup matanya sementara tangannya memasangkan earphone ke telinganya. Suara manis Ariana Grande selalu sukses membuatnya tenang, meskipun lagu seberisik Bang Bang pun.
Selalu begini. Batin Yuvin.
Dirinya memang bukan seorang yang suka main game seperti teman-teman lainnya. Jadi kalau jam kosong begini, ia merasa agak kesepian, meskipun ia paham tentang gamenya. Tapi ia hanya malas. Ia butuh tidur. Tapi ia kesepian.Halah, banyak protes.
Tiba-tiba punggungnya kembali di tepuk. Ia menoleh dan mendapati Suji tersenyum lebar– di sebelah Eunbi yang juga seakan menahan ledakan tawa.
Yuvin mengernyit. "Naon?"
Suji menggeleng, dan Eunbi serta beberapa teman di belakangnya memecah tawa. Yuvin agak panik. Apa ada sesuatu yang lucu di wajahnya?
"Gak ada apa-apa kok sumpah." Ucap Suji, meyakinkan Yuvin yang sudah meraba-raba pipinya sendiri.
Hadeh. Cewek-cewek ini kalau gabut sukanya ngeganggu orang. Padahal, mereka bisa ngambis kayak cewek-cewek lainnya.
Lalu boom. Terasa terlalu singkat, bel istirahat sudah berbunyi bersamaan dengan getaran perutnya yang sudah meronta minta di isi.
"Yuvin, kantin ga?" Itu Hangyul, sudah berdiri di daun pintu bersama dengan beberapa teman lainnya (termasuk teman-teman cewek) yang sudah lebih dulu berlalu, yang tentu saja di balas oleh anggukan oleh Yuvin. "Bentar, ngambil duit dulu."
Yuvin dan Hangyul berjalan bersebelahan, seperti hari-hari biasa. Tapi Yuvin heran, kenapa hari ini semua mata tertuju padanya setelah ia berlalu? Yuvin tidak berhenti menoleh ke belakang, apalagi ketika mendengar suara kekehan.
Hangyul menepuk punggungnya lagi kemudian mengusap-usapnya. "Lo lagi ganteng hari ini."
"Kalo lo yang ngomong gitu kok gue ngeri ya." Balas Yuvin sarkas, disambut oleh tawaan Hangyul.
Yuvin melengos dan melihat kawannya ini. "Gue gak kenapa-kenapa, kan? Gak ada yang aneh?"
"Gak ada, sumpah. Rambut lo yang agak acak-acakan, sih." Jawab Hangyul, tangannya menyentuh helaian rambut Yuvin yang mewarnai wajahnya. "Kayanya poni lo yang bikin mereka ketawa."
Yuvin menggeleng bingung– rasanya tak mungkin, tapi mungkin juga benar. Masalahnya, perasaan kemaren-kemaren biasa aja deh, kalaupun dia gak sisiran? Kenapa sekarang jadi pada ketawa gini.
Berusaha tidak memikirkan yang aneh-aneh dan mengiyakan kemungkinan yang dikatakan Hangyul, Yuvin akhirnya mengangguk saja. Bisa saja memang karena poninya.
Tapi... Beneran deh. Rasanya dia merasakan sesuatu yang aneh.
Seantero kantin benar-benar memokuskan pandangannya ke Yuvin (ini mah beneran bukan geer) dan terkekeh. Ada juga yang menatapnya dengan tatapan ngilu. Aduh, Yuvin gedek sekali. Baru pertama kali ini, rasanya ia ingin makan di kelas saja. Tapi teman-temannya udah pada menyiapkan tempat untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
paper incident ☆ yuyo ✅
FanfictionNgakak. Yuvin udah gak tahu lagi harus bereaksi bagaimana atas kejadian yang telah menimpanya barusan. ㅡ © 2019, thumbeline Produce X 101 B.O.Y Song Yuvin x OUI Kim Yohan Idea credits to : BlueRoseSword_ via #PlotIdeas Comedy on twitter.