paper incident - 32

2.5K 626 126
                                    

Senin pagi yang sedikit mendung.

Kim Yohan, dengan roti yang bertengger diantara kedua belah bibirnya berlari kecil mendekati gerbang sekolah yang sudah ramai-ramai dimasuki oleh para siswa lainnya, entah yang sambil berlari juga, atau mengebutkan motor mereka. Dapat terdengar suara bel masuk yang samar-samar, yang membuat Yohan mempercepat larinya.

Hari ini ia kembali melakukan rutinitas awalnya, persis seperti sebelum ia mengenal Yuvin secara personal. Bangun kesiangan, marah-marah sama mamanya dari dalam kamar mandi, dan naik angkot sambil misuh-misuh tanpa ada jeda melirik jam lewat ponselnya.

Yohan berhasil memasuki gerbang sekolah sebelum bapak satpam menutup gerbang tersebut. Ia menghela nafas lega lalu mulai menormalkan step jalannya, sambil melanjutkan makan rotinya.

Kenapa Yohan gak makan rotinya di angkot? Dia terlalu panik sambil melihat jam. Begitu turun angkot, ia baru sadar kalau ia memangku roti. Makanya baru ia buka saat berjalan dari tempat turun angkot ke gerbang sekolahnya.

Yohan emang ribet. Padahal bisa dimakan di kelas, kan.

Seperti biasa, sebelum masuk ke kelasnya, Yohan terlebih dahulu mampir ke kantin untuk membeli air putih. Ia malas membawa botol air sendiri dari rumah, soalnya botol minumnya selalu dipake si mama buat bikin infused water, yang bikin botolnya jadi mau lemon sama timun. Males banget Yohan buat minum dari botol-botol itu.

Ia berbelok ke koridor kantin sambil merogoh sakunya. Dapat terlihat beberapa siswa masih sarapan di kantin, bahkan ada yang baru beli makanan. Yohan berjalan ke kios kantin manapun dan membeli sebotol air putih.

"Yaelah udah masuk lagi. Padahal gue pengen beli makan."

Samar-samar, Yohan mendengar suara Byungchan dari arah belakangnya tengah misuh-misuhin perutnya. Disambung dengan suara kalem Midam yang ngomelin Byungchan. Suaranya masih jauh sih, tapi Yohan yakin kalau kawanannya Yuvin baru aja ke kantin.

Yohan berbalik setelah mengambil kembalian, dan matanya menangkap lima kawanan itu memang baru duduk di salah satu meja kantin.

Tunggu.

Lima?!

Langkah Yohan refleks berhenti. Atensinya fokus kepada lima kawanan yang sepertinya tidak menyadari keberadaan Yohan disana. Yohan menerjap-nerjapkan matanya, sambil terus menghitung manusia disana dengan jantung yang berdebar-debar.

Satu dua tiga empat lima. Hitungnya dalam hati, kemudian mengucak matanya.

Seriusan dia betulan melihat lima orang disana?

Byungchan, Jinhyuk, Midam, Hangyul... Satu lagi siapa?

Yohan sadar tak sadar membawa kakinya jalan melewati mereka. Modus sih hehe. Jalannya pelan sekali, hendak menguping pembicaraan mereka, sekaligus memastikan siapa satu orang lainnya.

Masalahnya... Postur tubuh orang itu.. persis dengan postur tubuh seorang Song Yuvin..

Yuvin.. udah masuk sekolah?

Yohan sudah sejajar dengan meja mereka. Namun sial, ponsel Yohan malah berbunyi menandakan ada telepon yang masuk. Yohan berjengit kaget dan langsung mengangkat telepon dari si kampret Lee Eunsang.

Yohan lupa kalau posisinya sekarang sangat amat dekat dengan lima sekawan yang ia pengen kepoin itu.

"Apaan sih anjrit tumben banget lo nelpon?!"

"GURU MTK UDAH DATENG WOYY MAU ULANGAN GAK SIH!"

"ASTAGFIR GUE LUPA!"

Yohan segera menyimpan ponselnya ke dalam saku dengan gerakan super panik. Ia sudah mengambil ancang-ancang untuk berlari.

paper incident  ☆  yuyo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang