paper incident - 30

3.2K 665 421
                                    

Ketawa dulu.
HAHAHAHAHA.

Dua hari kemudian.

Hari pertama pemulihan.

"PUNTEUN NYUWUN SEWU SODARAKU!"

Sosok yang awalnya tengah duduk damai diatas ranjang bernuansa putih itu, sontak menyemburkan air putih yang tengah diminumnya. Sisa air yang ada di cangkir kecil itu tumpah dan membasahi hampir seluruh selimutnya.

Yang ada di ambang pintu meringis kecil, merasa bersalah namun daripada meminta maaf, orang itu malah tertawa terbahak-bahak atas hal yang baru saja terjadi.

Song Yuvin mendesis kesal, menatap dengan bengis cowok yang masih betah tertawa di depan pintu. "KIM MINGYU ANAK SETAN."

"HEH BAWA BAWA EMAK GUE YA LO!" Kim Mingyu masih tertawa lalu masuk ke dalam bangsal rumah sakit, kemudian menutup pintunya rapat-rapat.

Emang gak tahu diri mereka berdua. Udah tau di rumah sakit, malah teriak-teriak berasa di rumah nenek aja.

"Ngapain lo kesini?"

"Jenguk lo lah, edan." Mingyu menjitak pelan kepala Yuvin, lalu duduk disamping cowok yang tengah bergidik geli ke selimutnya yang basah itu.

"Beresin dulu selimut gue dong, bang. Tanggung jawab ih." Sahut Yuvin kesal dengan wajah lesu.

Serius. Energinya belum pulih sempurna. Untuk berteriak sekali ke abangnya saja sudah membuat bahunya terasa berat; ia kelelahan.

Ya jelas. Yuvin baru melakukan konsultasi sebanyak satu kali kemarin, dan baru dirujuk untuk sekalian bed rest tadi pagi. Sebenarnya tidak harus bed rest, sih. Tapi kalau bolak-balik rumah-rumah sakit, bunda Yuvin khawatir apabila Yuvin akan memakan waktu lebih lama untuk pulih kembali.

Iya, begini keadaan Yuvin kalau traumanya kambuh karena kena masalah yang bertubi-tubi, yang membuatnya banyak pikiran. Begini, kalau cuma kena masalah yang buruk terus menerus, justru akan lebih mending daripada yang seperti kemarin; buruk, indah, buruk, indah. Karena itu membuat emosi dan mood Yuvin tidak stabil sehingga akan menguras energinya lebih cepat.

Mingyu meletakkan totebag yang berisi tumpukan kertas hasil revisi yang sialnya harus di revisi kembali di dekat nakas bangsal Yuvin. Ia berdiri lalu menarik selimut putih yang basah itu menjauh. "Iye iye ah, bawel banget." Katanya lalu menggulung selimut itu jadi bola. "Gue minta selimut yang bersih dulu. Itu tadi gue bawain komik baru, terus mampir beli ketoprak buat lo. Lo gak ada pantangan makanan 'kan?"

"Gak ada. Adanya pantangan gak boleh ketemu lo."

"Tai."

Yuvin tergelak setelah Mingyu meresponnya. Selepas Mingyu keluar dari bangsalnya, Yuvin mengambil totebag Mingyu yang super berat itu. Tangannya terulur untuk mengeluarkan komik serta bungkusan ketoprak yang Mingyu maksud.

Kenapa Mingyu membawakan Yuvin komik? Soalnya Yuvin belum boleh pegang hp selama satu minggu demi kelancaran pemulihannya. Karena, kan, sumber-sumber kegalauan dan hal-hal yang membuatnya banyak berfikir berasal dari line dan whatsappnya.

Mingyu kembali setelah Yuvin membuka bungkusan ketopraknya dan meletakkannya di atas piring.

"Kok cuma satu sih bang?" Tanya Yuvin begitu Mingyu duduk kembali, meletakkan selimut bersih di atas kaki Yuvin.

"Berdua, biar romantis."

"Geli banget bangsat.."

Mingyu tertawa terbahak-bahak untuk kesekian kalinya. Sementara Yuvin hanya mendelik malas, lalu menyuapkan ketopraknya ke mulutnya. Piringnya ia letakkan di atas pahanya yang memang ada di depan Mingyu. Jadilah Mingyu sungguhan menyuapkan ketoprak ke mulutnya juga.

paper incident  ☆  yuyo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang