paper incident - 10

3.6K 758 156
                                    

Hampa.

Itu yang Yuvin rasakan sekarang.

Entahlah. Padahal baru terhitung 6 hari lamanya sejak ia mulai berbincang dengan sosok yang tiba-tiba dekat dengannya karena insiden ciuman tempo lalu, tapi ia merasa seakan terbiasa dan agak aneh karena hari ini tidak menerima pesan apapun dari lelaki itu lagi.

Jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan pukul sepuluh lewat. Matanya pun sudah terasa amat sangat berat. Namun ia masih menguatkan diri seraya menatap ponselnya lamat-lamat.

Berharap ada satu pesan yang diterimanya sebelum tidur.

Ponselnya lalu berdenting, menandakan ada pesan baru yang masuk.
Namun bukan dari Yohan.
Tapi Hangyul.

Yuvin menghela nafas.

Hangyul

Tumben gak muncul di grup?

Lagi males
Masih ga enak

Ohh iya iya paham
Yaudah tidur woy.
Nanti makin sakit.

Cailah perhatian banget
Bentar lagu gue tudur
Lagi* tidur*

Nungguin apa sih?

Yuvin merinding mendadak. Kenapa Hangyul seakan-akan membaca pikirannya ya?

Gak nungguin apa apa

Gak biasanya lo gadang kalau gak ada tugas

Yuvin tersenyum lirih. Gak tau aja si Hangyul, kalau tiga hari kebelakang dia gadang mulu bareng Yohan.

Nungguin seseorang

Siapa?

Abang sepupu gue. Kata nyokap mau kesini tapi gak nyampe-nyampe doi

Oalah gitu
Yaudah deh

Yuvin memutuskan untuk tidak membalas Hangyul lagi. Lagipula, ia tidak sepenuhnya berbohong. Kim Mingyu, abang sepupunya, memang akan datang malam ini.

Tapi biasanya juga ia gak peduli dan langsung tidur aja. Mamanya yang sibuk menjamu sepupunya itu.

Iya, dia cuma menjadikan itu alasan. Padahal sebenarnya ia menunggu Yohan.

Yuvin memandang langit-langit kamarnya setelah meletakkan ponselnya di nakas. Ia menyerah menunggu pesan dari Yohan. Karena bagaimanapun, tadi ia sendiri yang suruh, kan?

Rasa kantuknya masih ada, namun ia tak kunjung jatuh lelap. Pikirannya masih bekerja secara ekstra, memikirkan perasaan dan keadaannya sekarang ini.

Mungkin kalian bingung apa tujuan Yuvin selama ini yang terkesan labil dan brengsek. Kalian gemas akan perlakuan denial Yuvin terhadap Yohan, dan kesal akan Yuvin yang seakan mempermainkan Yohan.

Sebenarnya, Yuvin tidak berniat melakukan itu. Ia hanya kebingungan dengan keadaan sehingga ia mau tidak mau harus bertingkah seakan ia mempermainkan Yohan.

Seperti yang kalian tahu, Yuvin bukan tipe orang yang suka mengumbar atau membuka diri tentang kehidupan suka-sukaannya. Ia juga bukan tipe yang suka melakukan hal itu dengan terburu-buru. Ia lebih suka diam-diam, dan lama-lama, sehingga ia bisa menikmati sensasi saat perasaannya sedikit demi sedikit berkembang dan lalu meletup-letup, yang menimbulkan sensasi kupu-kupu tiap ia memikirkan orang yang disukainya ini.

Namun, keadaan yang sekarang kan, tidak seperti itu.
Hampir semua kawan-kawannya seakan menekannya, memaksanya untuk menyukai Yohan dan secara terang-terangan menyuruhnya untuk segera menjadikan Yohan pacar. Dan itu semua terjadi hanya karena insiden kertas.

paper incident  ☆  yuyo ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang