Stress.
Hangyul stress.
Ia semalaman tidak bisa tidur. Nge PC Jinhyuk Midam Yuvin Byungchan tanpa henti meski pada akhirnya Hangyul hanya mendapat balasan tidak memuaskan dari Jinhyuk dan Midam.
Apalagi Byungchan. Anak itu tidak bisa mengontrol emosinya sama sekali. Kolom chatnya mendadak menjadi kebun binatang semalam itu.
Hangyul kepikiran banget. Apalagi ke Yuvin.
Entah ini efek dari persahabatan mereka yang terpaut lebih lama daripada ke yang lain, tapi Hangyul merasa ada sesuatu yang terjadi dengan Yuvin. Rasa khawatirnya semakin membuncah kala Yuvin tak kunjung membalas pesannya.
Hingga ia tak sadar semalam ia tanpa sengaja ketiduran, dan ia sangat menyesal keesokkan harinya.
Yuvin tidak masuk sekolah.
Byungchan datang dengan kacau- wajah yang tertekuk, baju yang dikeluarkan macam berandal, rambut yang tidak disisir, dan poin utamanya; matanya yang sembab.
Sementara Midam dan Jinhyuk dengan pandangan yang kosong nan frustasi dan bahu yang lesu.
Hangyul menghela nafas pelan. Ia tahu hanya dia yang akan menjadi peran paling waras dan berfikir paling keras.
Masalahnya, kalau keadaannya kayak gini... Pasti akan sulit baginya untuk meluruskan semuanya.
10 menit keheningan dari kelimaserangkai minus Yuvin ini, akhirnya Hangyul bangkit dari tempat duduknya (ia menduduki tempat Yuvin) dan menghampiri Jinhyuk yang masih diam ditempatnya.
"Jinhyuk."
"Apa?" Sahutnya dengan pelan namun tersirat penuh dengan kefrustasian dan kebingungan.
Hangyul memberikan isyarat untuk Jinhyuk agar mengikutinya. Awalnya Midam ingin ikut, namun untungnya Byungchan tahan karena ia butuh teman untuk menemaninya meskipun dalam keheningan. Sebenarnya Hangyul bisa saja mengajak semua temannya.
Tapi dikeadaan kayak gini, ia harus bertanya satu persatu dengan emosi yang dingin.
Kalau berempat langsung? Bisa gawat. Yang ada terjadi perang antara si sensi Byungchan dan si galak Midam.
Hangyul bergidik ngeri bayanginnya.
Kemudian Hangyul membawa Jinhyuk ke perpustakaan, ke pojok yang paling jauh dari pintu masuk. Keduanya tentu mengambil buku dan mengisi absen dulu, biar gak dianggap bolos kelas kalau urusan mereka tak sempat kelar sebelum bel masuk sekolah berbunyi.
"Jadi...?" Tanya Hangyul pelan-pelan, dengan nada menggantung, memancing Jinhyuk agar berbicara terlebih dahulu.
Jinhyuk menautkan alisnya jengkel. "Demi Tuhan, bukan gue. Ini bukan rencana sama sekali." Tukasnya penuh penekanan meskipun dengan suara pelan. "Lo apa gak percaya sama gue? Gue udah kirim screenshot chat gue sama bang Seungwoo ke elo semalem!"
Hangyul mengetuk-ngetuk jarinya di pipi, syarat masih meragu sekaligus kebingungan. Sementara Jinhyuk merogoh ponselnya dan memberikannya kepada Hangyul. "Noh, cek sendiri, kalau-kalau lo mikir gue ngedit fakechat atau bikin skenario apalah."
Heran. Jinhyuk kayak cenayang. Hangyul memang berfikir bahwasanya bisa saja Jinhyuk dan Seungwoo membuat skenario chat sebelum Jinhyuk nge-ss chatnya sama Seungwoo dan dikirim padanya. Suudzon memang.
Nyatanya, benar saja. Chat Jinhyuk saja dibalas seadanya sama bang Seungwoo. Dua hari sekali. Singkat padat jelas. Terakhir kali Seungwoo bales, doi jawab gini ke Jinhyuk. 'Jinhyuk maap banget tapi beneran gak bisa. Gue istirahat ikut pemantapan materi, balik sekolah juga gue langsung les.'
KAMU SEDANG MEMBACA
paper incident ☆ yuyo ✅
FanfictionNgakak. Yuvin udah gak tahu lagi harus bereaksi bagaimana atas kejadian yang telah menimpanya barusan. ㅡ © 2019, thumbeline Produce X 101 B.O.Y Song Yuvin x OUI Kim Yohan Idea credits to : BlueRoseSword_ via #PlotIdeas Comedy on twitter.