"Vin."
"Hm."
"Viiinn."
"Mhmmm."
"YUVIN!"
"Apa sih nyet?"
Yuvin yang awalnya tengah menulis catatan di mejanya memicing galak kearah Mingyu yang duduk di lantai, matanya fokus pada laptop yang dipangkuannya seraya melirik Yuvin sebentar-sebentar.
Semenjak pulang dari apartemen Midam, abang sepupunya ini sama sekali tidak berhenti manggilin dia. Sampai-sampai, Yuvin keluar kamar aja sampai ditahan cuma untuk menanyakan–
"Lo serius, cium orang duluan baru cemcemin dia?"
"Kan udah dijelasin sama Hangyul tadi. Masih aja lo nanya-nanya begitu." Kesal Yuvin, kemudian melanjutkan catatannya.
Ayolah. Kondisi Yuvin sekarang sangat buruk karena merindukan pesan dari Yohan. Kenapa saudara dan teman-temannya ini semakin membuatnya merasa sangat buruk?
Ya memang mereka tahunya Yuvin tidak lagi peduli dengan Yohan, makanya merasa berbicara tentang Yohan hanya akan membuatnya bete. Tapi nyatanya, di otak dan hatinya, Yuvin benar-benar kacau.
"Vin.. berarti Yohan Yohan itu ciuman pertama lo, kan?"
Yuvin terdiam. Otaknya memutar memori semasa lampau untuk mengingat-ingat track record pacarannya. Selama pacaran, hal terjauh yang ia lakukan adalah berpelukan, dan cium pipi- dengan ingatan itu, ia baru menyadarinya; memang Yohan adalah ciuman pertamanya..
Yuvin meneguk ludahnya sendiri karena wajahnya tiba-tiba memanas. "Iya."
"Lo aslian gak suka sama Yohan?"
"Engga aduhhhHhHh berisik banget sih lo, bang."
Mingyu menarik kursi Yuvin untuk menghadap dirinya, menepuk lutut Yuvin dua kali. "Coba ceritain tentang Yohan ke gue, tentang perasaan lo juga. Gue mau tau dari sudut pandang lo, karena gue liat lo sangat amat denial sama pernyataan Hangyul tadi. Mungkin aja lo punya versi lo sendiri."
Yuvin menghela nafas. "Gak ada bang..." Lirihnya. "Intinya, semua yang Hangyul jelasin tadi di apartemen Midam itu bener. Yohan ngelakuin hal bodoh dari kertas yang ketempel di punggung gue, terus gue cium dia, ya dari situ tiba-tiba aja selalu ada kejadian yang berhubungan sama gue dan sama Yohan." Jelas Yuvin.
"Yohan dari situ ngechat gue. Kita chatan banyak sebenarnya." Yuvin berusaha sedikit jujur ke abang sepupunya ini. "Tapi ya.." Yuvin menggigit bibirnya ragu sebelum menjawab lugas. "Ga ada yang spesial kok. Ya cuma ngobrol biasa sebagai teman."
Iya guys Yuvin berbohong.
"Gue emang bilang gak chatan sama sekali sama temen-temen gue, karena gue beneran kesel kalo di ledek melulu. Kalau cuma di kelasan gue, gue masih gapapa deh. Tapi ini nyangkut si Yohan juga. Padahal gue kan sama dia gak ada apa apa. Gue jadi gak enak hati sama Yohan. Doi aja sampe sakit gara-gara kepikiran di ledek mulu."
Padahal Yuvin tahu jelas kalau alasan Yohan sakit adalah karena teleponan dan nonton film sama dia sampai tengah malam.
"Terus karena gue udah kesel setengah mati, pas kemarin gue sama Yohan di UKS bareng, gue suruh dia berhenti chat gue. Biar dia nenangin diri, gue nenangin diri juga. Biarin jadi orang asing lagi."
Padahal Yuvin waktu itu cuma terlalu kalut sampai membuat keputusan itu. Nyatanya, ia sangat rindu Yohan. Rasanya, kalau gengsinya tidak tinggi kayak sekarang, Yuvin mau nangis di pelukan abang sepupunya ini. Parah.
Mingyu tengah memroses cerita Yuvin, kemudian mengangguk samar. "Oke, memang kurang lebih penjelasan Hangyul sama dengan penjelasan lo. Tapi kok gue ngerasa lo kaya gak sependapat sama Hangyul ya tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
paper incident ☆ yuyo ✅
FanfictionNgakak. Yuvin udah gak tahu lagi harus bereaksi bagaimana atas kejadian yang telah menimpanya barusan. ㅡ © 2019, thumbeline Produce X 101 B.O.Y Song Yuvin x OUI Kim Yohan Idea credits to : BlueRoseSword_ via #PlotIdeas Comedy on twitter.