Jeon Wonwoo - Star

2.2K 321 93
                                    

[Heyhoooo, Zizi comeback again dengan membawa Wonwoo. Ada yang menunggu Wonwoo tidaks???]




Aku melihat pemandangan kota dari atas. Banyak lampu yang menyala, tentu saja karena sudah malam. Dan itu membuat pemandangan terasa lebih baik.

Kemudian aku melihat ke atas, bintang-bintang di sana sedang bersinar terang. Aku tersenyum melihatnya.

Tiba-tiba aku merasakan seseorang merangkulku, membuatku yang sedang terdiam menjadi kaget. Aku melihat ke samping dan ternyata perbuatan itu adalah ulah Jeon Wonwoo.

"Sayang, di luar dingin." Katanya tanpa mengalihkan pandangan ke depan.

"Terus kenapa ikutan ke luar? Mending ke dalam aja kalau dingin." Jawabku membuat Wonwoo menolehkan kepalanya.

"Aku kan butuh penghangat, sedangkan penghangatku sedang di sini. Jadi lebih baik aku keluar aja." Aku hanya terkekeh sambil menyenggolnya pelan.

Dia lah Wonwoo, seseorang yang aku sayangi.

"Tapi aku tidak merasa dingin," kataku yang malah membuat Wonwoo memelukku. "Karena aku ada di sini." jawab Wonwoo yang membuatku tertawa. Chessy sekali.

"Kalau aku peluk gini, pastinya lebih nyaman kan?" kata Wonwoo yang ku jawab dengan anggukan.

Tidak ada percakapan lagi di antara kami. Aku sedang sibuk memandangi langit sedangkan Wonwoo aku sendiri tidak tau–karena Wonwoo memelukku dari belakang.

"Wonwoo," panggil ku padanya. Ia membalas dengan dehaman. "Bintangnya indah."

Wonwoo tidak menjawab, yang di lakukannya adalah mencium pucuk kepalaku membuatku merasa bahwa Wonwoo begitu menyayangiku.

"Kenapa sih dengan bintang? Setiap ada aku kayaknya kamu suka banget liat bintang." Aku tersenyum kecil lalu mengangguk. "Bintang itu selalu aku anggap indah, Wonwoo. Kata ibu, orang yang kamu sayang selain orang tuamu adalah bintang yang paling berharga."

Wonwoo tertawa kecil kemudian mengusap rambutku. "Sama, aku juga sedang melihat bintang itu."

Aku menyeritkan kening, kemudian aku mendongakkan kepala agar bisa melihat wajah Wonwoo. Tak lama, Wonwoo balas melihatku dan tersenyum. "Bintang itu adalah kamu."

Aku terkekeh lalu menggelengkan kepalaku. Dia ini tidak pandai dalam merangkai kata-kata.

"Jangan begitu, aku tau kamu meledekku." Aku membalikan tubuh sehingga kami berhadapan. Ia memasang wajah pura-pura marah.

"Kata siapa aku meledekmu?" Wonwoo memutar bola matanya malas lalu kembali memutar tubuhku.

"Sayang," panggilnya padaku. "Katamu aku juga bintang kan?"

Aku mengangguk kepalaku. "Karena kamu adalah orang yang aku sayangi setelah orang tuaku." Wonwoo tertawa kecil.

"Kamu tau aku jenis bintang apa?" tanya Wonwoo seraya memutar tubuhku sehingga kami berhadapan–lagi.

Aku menggeleng sebagai jawaban dan Wonwoo malah mencubit hidungku. "Aku ini adalah bintang yang turun pada tanggal 17 Juli 1996 dengan tujuan membahagiakanmu."

Kata Wonwoo lalu mengecup keningku. Aku memalingkan wajah agar ia tidak bisa melihat kalau aku sedang malu. Tapi aku rasa Wonwoo melihatnya, karena ia tertawa.

Ralat. Ia hanya menyembunyikan keahliannya dalam membuat kata-kata yang manis. Aku menutup mata, menikmati kehangatan yang Wonwoo berikan.

Aku memutuskan untuk membuka mataku kembali. Lalu aku mengalihkan pandangan dengan melihat sekeliling.

Aku tersenyum kecut menyadari kenyataan kalau aku lagi-lagi membayangkan Wonwoo kembali. Aku menatap bintang di atas, masih sama seperti 2 bulan yang lalu.

"Hei," ucapku dengan nada bergetar. "Apakah kamu kembali menjadi bintang?" Aku tersenyum dengan air mata yang tertahan.

"Hari ini tanggal 17 Juli, kamu tidak mau turun ke bumi lagi? Tujuanmu belum selesai di sini." Kataku lalu jatuh terduduk. Air mataku benar-benar keluar sambil membayangkan wajah Wonwoo.

"Aku merindukanmu, Wonwoo." Ucapku dengan lirih sambil melihat bintang di atas.





____




Jangan baper yaaa

Kalau baper salahin Wonwoo aja :v




p.s : cerita ini terinspirasi dari teman sebangku terzeyeng








Voment yaa zeyeng-zeyeng kuuuu


Tunggu cerita Zizi selanjutnya! Hwhw



SVT Imagine ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang