Kini Febby dan Radit tengah berada di UKS, Febby mengobati luka luka yang ada di wajah tampan Radit, hanya mengobati karena sedari tadi Radit mengajak bicara pun tidak dijawab
" By...." Pangil Radit
Febby tidak menjawab , ia masih tetap diam dan mengobati luka-luka lebam Radit
" Sayanggg" Pangil lagi Radit untuk kesekian kalinya
" Kamu marah ? " Tanyanya lagi
Febby masih diem
Radit menghembuskan nafasnya berat " Kalo kamu diem aja gimana aku bisa ngerti hmm" Ucapnya dengan lembut , tangannya terulur untuk mengusap pipi Febby
Febby diam, menatap Radit lekat
" Kamu janji sama aku gak akan berantem kayak gini "
Belum sempat Radit menjawab jari telunjuk Febby sudah menempel di bibir Radit
" Diam" Ucapnya
" Kamu tau aku ngak suka liat orang berantem"
" Kamu tau kalo aku selalu khawatir kalo kamu berantem? "
" Ngak bisa dengerin omongan aku?" Ucapnya masih tetap menatap Radit , kini mata Febby mulai berkaca kaca , ntahlah saat melihat wajah Radit yg penuh luka dan lebam membuatnya sedih , sadar jika Febby akan menangis , Radit segera merengkuh tubuh munyil Febby membawanya kedalam pelukannya
" Maaf " Ucapnya
" Gimana bisa aku ngak marah kalo dia bilang mau rebut kamu dari aku"
" Gimana jadinya hidup aku kalo kamu ngak sama aku" Ucapnya lirih
Febby mengerti akan perasaan Radit, ia paham betul jika Radit sangat menyayanginya, Febby melepaskan pelukan Radit , dipegangnya tangan Radit kemudian menatap Radit
" Ngak akan" Ucapnya mantap
" Aku bakalan tetep sama kamu terus"
" Febby miliknya Radit" Ucapnya dengan senyum lembutnya
" Janji?" Pintanya sambil memberikam jari kelingkingnya
Febby menyambut jari kelingking Radit dengan jari kelingkingnya " Janji" Ucapnya.
🍁🍁🍁
Radit menepikan motornya di depan gerbang rumah Febby dan membantu Febby turun dari motornya
" Sini aku lepasin" Ucap Radit, tangannya terulur melepaskan helm yg dipakai Febby
" Makasi zheyeng" Ucap Febby sambil menyengir
" Geli ih yng" Jawab Radit sambil terkekeh geli
" Heheh, mmm gak mampir dulu?"
" Engak lain kali aja ya" Jawab Radit
" Yaudah sampe rumah kabarin , aku masuk dulu "
" Iya sayang" Ucap Radit dengan senyum lembutnya. Setelah memastikan bahwa Febby sudah masuk ke dalam rumah Radit mulai menyalakan motornya dan menjalankan motornya menuju rumahnya
" Feby pulangggggggggggggggggggggggg" Ucapnya dengan suara yang mengelegar
Tiba tiba ada yang melempar bantal sofa ke arah muka Febby membuatnya mengumpat dengan keras " Babiii "
" Mulutnya yaampunnn" Ucap Ryan
" Apaan sih lo kak lempar - lempar "
" Suara lo berisik " Ucapnya kemudian berjalan meningalkan Febby menuju ruang keluarga
Ryan mendudukan pantatnya di sofa kemudian menyalakan Tv , Febby yg tadinya ada di ruang tamu pun menyusul kakaknya dan duduk disampingnya
" Bang " Pangil Febby
" Hmm"
" Momy dady mana?"
" Emak sama babe di luar kota "
" Oh yeahhhhhhhhhh" Ucap Febby dengan lebaynya , Ryan yg melihat mulut Febby sedikit terbuka segera memasukan kacang ke dalam mulut Febby
" Babi lo ah usil aja"
" Hmm"
" Bang " Pangil Febby
" Hmm"
" Isss mau ceritaaaa" Geram Febby
" Iyaa Febby cantik, kenapa ?" Jawab Ryan dengan menatap Febby
" Rio 1 sekolah sama gue" Sontak ucapan Febby membuat kakaknya menatap Febby dengan serius
" Ngapain?" Tanyanya dingin
Febby mengedihkan bahunya acuh lalu bangkit dari duduknya ingin kekamarnya, tapi tangannya di tarik oleh Ryan dan mau tak mau membuatnya duduk lagi, Febby menatap Ryan bingung menaikan kedua alisnya " Kenapa sih?"
" Kamu ngak kenapa2 ? Tanya Ryan
Gini nih ryan bisa bersikap sweet kepada Febby jika dia sedang khawatir, kangen atau apalah itu
" I am okay " Febby berusaha menyakinkan kakaknya
" Radit gimana?" Tanyanya lagi
" Dia berantem bang, itu juga karena Rio mancing emosi Radit"
" Maksudnya?"
" Rio tadi bilang kalo dia bakalan rebut Febby dari Radit , abang tau kan Radit gimana ke Febby , ya aku taunya mereka udah baku hantam gitu lah pokoknya " Jelas Febby , ia menghempaskan badannya untuk sandaran di sofa
" Jujur ya bang gue udah lupa sama Rio semenjak ada Radit---"
" Tapi ngak bisa di pungkiri kalo gue memang ?masih sakit hati sama dia" Lanjutnya
Tanpa sesadar Febby tangan Rio mulai mengepal, ia menahan emosinya didepan Febby , ingin sekali saat ini Ryan menghajar habis habisan pria yg bernama Rio itu, ia tidak suka jika Rio kembali muncul di kehidupan adiknya, ia masih ingat saat Febby rapuh kala itu, hampir tiap hari Febby datang ke rumah Rio , jika dibandingkan dengan Radit , Ryan sangat bersyukur jika adiknya bersama Radit, Radit bisa menjaga Febby , dan memberikan sisi positif untuk Febby.
" Febby..." Pangil Ryan
Febby yg dipangil pun menoleh " Hmm?"
" All wil be okay"
" Tentunya" Balasnya dengan senyum manisnya
KAMU SEDANG MEMBACA
MY lOVE POSSESIVE BAD BOY
Teen FictionDia menatapku penuh kagum, lalu air matanya jatuh. Katanya " Aku beruntung memilikkmu". Tapi nyatanya kita sama-sama beruntung karna saling menemukan~ --------Febbyola Aninda Putri Wijaya------ Jika bulan bisa berbicara, maka ia akan bercerita...