Sembilan belas

3.1K 98 0
                                    

Kringg Kringgg kringggg

Lenata terusik mendengar bunyi alarm.
Ia meraba-raba atas nakas untuk mencari alarm itu untuk dimatikannya.

Setelah lenata dapat,ia mematikannya dan perlahan membuka matanya dan alangka terkejutnya ia jam sudah menunjukkan pukul 06:45.

"WHAT?!"

Pekik lenata dan segera bergegas untuk bersiap-siap ke sekolah.

Mengapa dia terlambat bangun?Hey kalian lupa ya?Semalam lenata tidak bisa tidur karena devan.

Setelah devan mengantarnya pulang,lenata hanya senyam-senyum diatas kasur dan terlelah pukur 01:00 dini hari,maka dari itu dia terlambat bangun.

Umur seperti lenata butuh istirahat 8-9 jam. Dan ia hanya tidur 6 jam stengah.
jadi dia masih mengantuk.

Lenata hanya membutuhkan 15 menit untuk bersiap-siap.
saat ini dia turun kebawah dan memandangi sekitar ruangan.

"Dimana Dian dan Audrey?"

tanya dalam hati,tidak biasanya mereka berdua tidak membangunkannya,karna mereka berdualah yang paling semangat untuk sekolah,mana mungkin mereka belum bangun? ahh yasudahlah.
Dia mengangkat bahunya pertanda tidak tau.

Dengan santainya ia berjalan ke arah meja makan dan disitu sudah tersedia segelas susu coklat dan sepiring roti bakar yang lenata yakini isinya coklat atau pun coklat keju.

Ia memakannya dengan perlahan.
Tak sengaja matanya menangkap dinding diruang makan itu.
dan matanya melebar.
jam menunjjukan pukul 06:59

"Shit!" Umpatnya tertahan.

Ia langsung melajukan mobil sportnya dengan ugal-ugalan.
untungnya tidak macet sehingga ia bisa sampai di sekolah hanya butuh waktu sekitar 10 menit.

dan jam sudah menunjukkan pukul 07:10. Itu tandanya 5 menit lagi bel masuk berbunyi.

Yap. Sekolah lenata masuk pada pukul 07:15.

Lenata melewati pagar sekolah dan mengklakson 2×.
Pak satpam yang bernama udin hanya mengangguk dan menundukkan badannya pertanda hormat.

Lenata merem mobilnya dan seketika pandangan seluruh siswa siswi haba(harapan bangsa)terfokus padanya.

Lenata keluar dengan rambut yang sedikit acak-acakan.
Tapi tidak mengurangi kadar kecantikannya.

Dia berjalan melewati koridor yang banyak sekali murid-murid.
Sesekali ia tersenyum ketika ada yang menyapa maupun memberi senyum kepadanya.

Lenata sampai dikelasnya,matanya tertuju ke arah 2 sejoli yang sedang asyiknya menggosip mungkin. Karena lenata tidak dapat mendengar percakapan mereka.

Dia berjalan pelan-pelan dan....

Dorrrrr

Ia mengagetkan mereka berdua sehingga mereka memekik.

"Hahahaha"lenata tertawa dan seisi kelaspun ikut tertawa.

"Sial lo"ucap Dian

"Kampret lu len"Ucap Audrey seraya mengusap-usap dadanya.

"Lagian lo berdua sih nggak bangunin gue. Tinggalin gue juga kan guenya terlambat"Lenata sudah memasang wajah jutekknya.

"Yeeee,lo aja yang kebo. Gue tuh udah ketok-ketok pintu kamar lo sampe gue gedor-gedor eh elonya nggak bangun-bangun."Ucap Audrey

"Nah betul tuhh,gue juga udah teriak-teriak nama lo,sampe gue teriak rumah kebakaran pun lo nggak bangun-bangun" Ucap Dian kesal.

Lenata?Hanya nyengar-nyengir memamerkan deretan giginya.
"Yeee maaf"Hanya itu ucap lenata. Dian dan lenata hanya memutar matanya mereka malas.

LENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang