,
,
,
,
,"Pendusta. Arggggghhhhhh." Anjani Aku Cinta Banget Sama Kamu. Cinta Bangetzzzzzz." Arggghhhhhhhhh....
"Iyan, Maafin Aku. Plisssssss Dengerin Dulu Penjelasan Aku. Cukup, Anjani. Aku Ngk Butuh Penjelasan Kamu. Kamu.........." Arggghhhhhhhhh. Teriak Adrian." Iyan, Kita Pulang. Kamu Aja Yang Pulang Duluan, Aku Mau Tetap Disini." Iyan,,,,,,,. Anjani, Pulang Sana.Kamu Pulang Sama Aku, Ayo Pulang. Iyan, Pulanggg. Adrian Pun Menuruti Kemauan Anjani. Ini Helm Kamu. Biar Aku Yang Bawa Motor Kamu." Udah, Ngk Usah. Biar aku Yang Bawa." Kamu Aku Yang Boncengin."Cegah Adrian.
Di Perjalanan Mereka Sama-sama Diam. Tak Ada Suara Sama Sekali. Anjani Memeluk Adrian Dengan Sangat Erat. Mereka Sama- sama Sibuk Dengan Pemikiran Masing-masing.
Udah Sampai. Iyan, Kamu Masuk Dulu, Iya? Mksh Anjani, Aku Mau Langsung Pulang." Ketika Anjani Mau mencium Bibir Adrian. Tapi Adrian Mencegahnya." Aku Pulang, Anjani. Hufttttttt..... Segitu Marahnya Kamu Sama Aku, Iyan. Oke, Hati-hati Iyan. Oke."
Sesampai Di Rumah Adrian....
Sakit Banget Waktu Lihat Kamu Sama Dia Anjani. Hatiku Rasanya Di Tusuk.
"Adrian. Echhh,, Mama." Kamu Kenapa Sayang? Kayak Sedih Gitu?",,, Emmmmm.... Aku.....". Mana Mungkin Aku Bilang Yang Sebenarnya Sama Mama. Ntr Mama Makin Marah Sama Anjani. Achh,, Biarin Aku Aja Yang Tahu hal Ini." Aku Ngk Apa- apa Ma."Yakin Kamu Sayang? Tapi, Mama Rasa Kamu Lagi Ada Masalah? Cerita Sama Mama Sayang." Adrian Ngk Apa- apa Ma." Iya Udah Kalau Gitu. Kamu Istirahat Sayang. Mama Adrian Mencium Kening Adrian Dan Keluar Dari kamarnya."
,
,
,
,