---
Sesulit itu ya jatuh cinta sama kamu?
-Isyana Sarasvati Wardhana-
---
Jam sudah menunjukkan pukul 3 Sore, berarti sudah waktunya Siswa-Siswi SMA Cahaya Semesta untuk kembali ke rumah masing-masing.
Isyana telah memasukkan semua bukunya kedalam tas, dan berjalan untuk keluar dari kelas yang di ikuti Rayhan dibelakangnya.
Namun langkah Isyana terhenti saat melihat Nino sedang berdiri di depan kelasnya, seperti menunggu seseorang.
"No? Nungguin siapa?"
Nino mengarahkan telunjuknya ke arah Isyana sambil tersenyum.
"aku?"
Nino hanya tersenyum manis menjawab pertanyaan Isyana. "mau pulang bareng?"
Tiba tiba Rayhan menghampiri Nino dan Isyana "EH NGGAK BISA! ISYAN PULANG BARENG GUE!"
Isyana melirik malas ke arah Rayhan. Isyana bertanya-tanya kenapa sekarang sahabatnya itu sangat menyebalkan dan menganggunya saja?!
"oh.. Mau pulang sama Rayhan, Syan?"
"ng--"
Belum selesai Isyana menjawab, namun omongannya sudah diselak oleh Rayhan. "Iya!!"
"apaan si Ray, gue belum selesai ngomong!"
Rayhan menarik nafas kasar, "ck, lo pilih pulang bareng siapa? Gue apa Nino?"
"Yapastinya Isyan bakal pilih gu--"
"Nino" Jawab Isyana dengan yakin dan penuh senyuman.
Rayhan membolakan matanya, dan sedikit menganga mendengar jawaban Isyana, ia tak menyangka dia lebih memilih Nino daripada dirinya "HAH?! KOK GITU SIH SYAN! KATANYA MAU NEMENIN NYARI STICK PIKACU!"
"next time, Maybe..." Jawab Isyana santai. "Yuk No.." Ajak Isyana sambil menarik tangan Nino lembut.
Rayhan hanya bisa terdiam melihat pemandangan itu, udara di sekitarnya seperti habis seketika. "Gerah banget disini, Astagfirullah!"
****
Isyana membuka seat belt-nya berlahan, "Mau mampir No?"
Nino menggeleng pelan, "Kapan-Kapan ya Syan, aku mau main basket, Udah ditunggu temen temen"
Isyana mengangguk mengerti, "Makasih ya No."
"Sama-sama syan." Jawab Nino dengan penuh senyuman.
Isyana membuka pintu dan turun dari mobil Nino.
"Duluan ya Syan."
Isyana melambaikan tangannya ke arah Nino dengan senyuman, "Hati-Hati No."
Nino tentunya membalas senyuman Isyana, dan tak lama mobil Nino berjalan meninggalkan rumah Isyana. Saat mobil Nino berjalan yang ada di pandangan Isyana sekarang adalah Rayhan yang berdiri di depan pagar rumahnya sambil menatap Isyana dengan sudut bibir sedikit terangkat. "Pantesan milih Nino.. Nino bawa mobil."
"Ga gitu Ray, Gue bosen pulang sama lo." Jawab Isyana sambil menjulurkan lidahnya meledek.
"Awas lo ya besok pagi minta pergi bareng sama gue!"
Isyana tertawa kecil, "ih baper! Udah ah gue mau masuk. Bye Rayy" Isyana pun akhirnya masuk ke dalam rumahnya. Dan disusul Rayhan yang juga masuk kerumahnya.
***
Suasana Mood Isyana sangat baik pagi ini, Udara yang bagus, perjalanan yang tidak macet, Rayhan yang sedang tidak menjengkelkan. Oleh karena itu senyumnya tidak luntur sedaritadi saat berjalan di koridor sekolah.
Isyana duduk di kursinya, dan pandangannya mengarah ke sebuah kotak yang diletakan di atas mejanya, ia membuka kotak itu berlahan.
Matanya membola saat ia melihat di dalam kotak tersebut terdapat foto mukanya yang di remas sehingga foto-fotonya amat sangat kusut. Di dalam kotak tersebut banyak notes yang ditulis dengan spidol merah. Isyana membaca tulisan yang berada di Notes tersebut.
"JAUHI NINO ATAU MATI?!"
"LO GA PANTES BUAT NINO!"
"CEWE GANJEN!"
"CEWEK GATEL, BUTUH GUE GARUKIN MUKA LO?!"
"CEWEK MATRE! MAU NINO KARENA HARTANYA AJA!"
"KITA AKAN NYELAKAIN SAHABAT-SAHABAT LO KALAU LO MASIH DEKAT DENGAN NINO!"
Dada Isyana terasa sesak membaca isi Notes-Notes tersebut. Matanya memanas, Rasanya ia ingin sekali menangis namun ia tahan sekuat tenaga.
Isyana bergegas memakai tasnya lagi dan berjalan keluar kelas.
Didepan kelas Isyana bertemu dengan Rayhan yang baru saja ingin masuk ke kelas, "Mau kemana Syan?"
Isyana tak memberhentikan langkahnya dan tetap berjalan "pulang"
Rayhan melihat Isyana dari kejauhan, Isyana sedang menyibakan Air matanya.
"Isyan nangis? Kenapa?" Batin Rayhan.
Rayhan masuk kedalam kelas dan menemukan sebuah kotak diatas meja Isyana, Rayhan membuka kotak itu dan membaca Notesnya "Pantesan dia nangis..."
Bell sekolah pertanda bell masukpun berbunyi, Namun Isyana memilih untuk meninggalkan kelas.
"Ray mau kemana?" Tanya Dikta yang bertemu dengan Rayhan didepan kelas.
"tolong Izinin gue ya, badan gue ga enak nih" Pinta Rayhan sambil berlari meninggalkan Dikta.
"sakit kok lari-lari..." namun nampaknya Dikta tak peduli dengan kebohongan Rayhan dan berjalan masuk ke dalam kelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER LET GO
Novela JuvenilRayhan dan Isyana yang bersahabat dari Sekolah Dasar sampai menginjak Sekolah Menengah Atas. Awalnya mereka saling menyayangi sebagai teman, Namun takdir berkata lain. Isyana selalu ada di hati Rayhan, dan begitu sebaliknya. Akankah mereka bisa sela...