---
Gue sayang sama lo!
-Rayhan Marianto-
---
Mata Nino langsung mengarah ke Isyana, Mata mereka saling bertemu satu sama lain. Tak lama kemudian Nino menggengam tangan Nina sambil tersenyum ke arahnya, "Nina pacar gue."
Isyana terdiam, dia menundukan kepalanya beberapa detik, dan mengangkat kepalanya sambil tersenyum.
Rayhan menggerakan tangannya, untuk mengenggam tangan Isyana yang berada dibawah meja, diatas pangkuan Isyana. Rayhan membawa tangan isyana ke pangkuannya. Rayhan dapat merasakan tangan Isyana yang gemetar dan dingin.
Isyana tidak menangis, namun ia tak mengeluarkan sepatah katapun dari mulutnya. Hingga sekarang sudah menunjukan waktu pulang sekolah.
Tetapi Isyana hanya duduk sambil merenung di tempat duduknya.
"Syan please ngomong sesuatuu!!" Pimta Audrey yang sangat khawatir melihat keadaan sahabatnya itu.
Namun Isyana nampaknya masih fokus dengan pikirannya, ia tak menjawab Audrey.
Sementara Audrey membujuk Isyana, Vidi, Dikta, Reza, Gamal dan Rayhan hanya menatap sedih Isyana. Hanya gara-gara Nino sahabat periang mereka mejadi seperti ini?!
"Rasanya pengen banget gue ngehajar Nino." Ucap Gamal sambil mengepalkan tangannya.
Reza mengangguk, "Gue malah pengen banget dudukin dia, biar dia mejret!"
"Boleh tu Za! Badan lo kan Nimpa-able buat manusia bajingan kayak si Nino!" Timpal Vidi.
Dikta menarik nafasnya kasar, "Beneran deh, gue ga tega liat Isyan kayak gini."
Namun Rayhan sedaritadi hanya memilih untuk diam.
Reza mencolek pipi Rayhan, "eh diem aja, kesambet ya lo?!"
Rayhan hanya melirik Reza sekilas tanpa mengeluarkan kata-katanya. Sunggu perasaan Rayhan amat sangat hancur melihat Isyana seperti ini, tidak ada semangat dari dirinya. Isyana yang benar-benar berbeda, Bukan Isyana yang ia kenal selama ini.
Setelah 15 menit Audrey mengajak Isyana namun tak ada respon, Akhirnya Audrey berdiri menghampiri Vidi, Reza, Gamal, Dikta, dan Rayhan.
"Gimana nih... Isyan gak ngomong samasekali."
Rayhan yang mendegar ucapan Audrey langsung melangkahkan kakinya ke Arah Isyana.
Rayhan menjongkokan dirinya di samping Kursi Isyana. Rayhan mengenggam tangan Isyana kuat dan mengecup singkat tangan dingin gadis itu, "Syan pulang yuk?"
Isyana tersenyum singkat ke arah Rayhan dan berdiri dengan tangan yang masih digenggam oleh Rayhan kuat.
"Duluan ya Guys!" Pamit Rayhan dengan senyum singkatnya dan langsung keluar dari kelas.
Gamal menepukan tangannya, "Giliran sama Rayhan langsung nurut dia."
"Sebenernya mereka tuh saling cinta, tapi ga sadar aja." Ucap Audrey sambil tersenyum menatap pintu kelas yang tadi dilalui Rayhan dan Isyana.
Vidi, Gamal, Dikta dan Reza mengangguk setuju, "Semoga tuhan secepatnya menyadarkan mereka tentang perasaan mereka masing-masing. Karena Isyana tanpa Rayhan dan Rayhan tanpa Isyana seperti hujan tanpa Air, tidak mungkin dipisahkan. Mereka memang ditakdirkan untuk bersama."
****
Rayhan memberhentikan motornya di pinggir jalan, Ia menarik tangan Isyana untuk pergi ke kedai Es Krim. Isyana tidak mengeluarkan sepatah katapun, ia hanya mengikuti kemana arah tangannya itu ditarik oleh Rayhan.
"Isyan mau Es Krim apa?"
Isyana menggeleng kecil.
"Hem.. Rayhan aja ya yang pilihin?"
Isyana hanya diam, tak merespon Rayhan.
"Es Vanillanya 2 ya Mbak! Pakai stoberry saus stawberry dan Karamel!"
Sang pelayan mengangguk mengerti, "Baik dek, silahkan cari tempat duduk dulu."
Rayhan mengangguk dan ia mulai mencari tempat duduk di kedai itu, Ia memilih duduk di samping kaca besar yang terdapat ornamen pepohonannya.
Tak lama kumudian Es Krim mereka datang, "Makasih ya mba!"
Mbak pelayan tersenyum ramah, "Sama-sama." dan pergi meninggalkan Rayhan dan Isyana.
"Isyan.. Di makan Es krimnya."
Isyana tak menjawab dan masih dengan tatapan kosongnya, pikirannya masih ntah kemana.
"Isyan gak mau Es krimnya?"
Lagi-lagi Isyana tak menjawab.
"Syan.. Itu kan Eskrim kesukaan Isyan."
"Syan dimakan Esnya, Nanti mencair..."
"Syan.. Nanti pulang gue pinjem NinTendo Swich gue deh. Tapi jangan diem terus kayak gini."
Namun masih tak ada respon dari Isyana.
Rayhan akhirnya memilih diam, dan menatap Isyana datar. Ia bingung harus bagaimana lagi agar Isyana bisa kembali seperti biasa.
Air mata Rayhan tak sadar menetes, Dan Isyana melihatnya.
"Ray.. Lo nangis?" Isyana mulai membuka suaranya.
Rayhan langsung mengusap air matanya, dan menggeleng.
"lo kenapa Ray?" Tanya Isyana yang mulai terlihat panik melihat Rayhan yang tiba-tiba mengeluarkan air matanya.
"Ray! Ngomong lo kenapa?!"
Rayhan mengangkat sudut bibirnya, "LO NANYA GUE KENAPA?! HATI GUE SAKIT SYAN NGELIAT LO KAYAK GINI. RASANYA GUE PENGEN NGEHILANGIN NINO DARI DUNIA INI. ENAK AJA DIA BUAT LO LANGSUNG SEDIH KAYAK GINI. SEDANGKAN GUE, GAMAL, VIDI, DIKTA, REZA DAN AUDREY TIAP HARI BERUSAHA BUAT LO KETAWA!"
Isyana terdiam mendengar Rayhan yang memarahinya, ia memang nampaknya memang pantas terkena amarah dari Rayhan, ia sadar, ia telah membuat sahabat-sahabatnya sedih.
"GUE GAK MAU LIAT LO KAYAK GINI SYAN, LO YANG BIASA MANA? LO YANG SELALU TERSENYUM MANA! LO TERLALU FOKUS SAMA NINO SAMPE LO GA SADAR KALAU ADA SESEORANG YANG SANGAT SAYANG SAMA LO DI SINI. DAN PENGEN BANGET GANTIIN POSISI NINO YANG ADA DIHATI LO!"
Isyana mencoba mencerna perkataan Rayhan, Mengganti posisi Nino dihatinya?!" Siapa?...."
Rayhan menarik nafasnya kasar dan mentap Isyana tajam, "Gue.. "
Isyana merasakan hatinya berdegub kencang, ia menggigit bibirnya, tangannya gemetar. "mak.. Maksudnya?"
Rayhan mendekatkan wajahnya ke arah Isyana hingga mungkin jarak wajah mereka hanya berjarak sejengkal, "Iya, Gue suka sama lo, Syan."
KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER LET GO
Fiksi RemajaRayhan dan Isyana yang bersahabat dari Sekolah Dasar sampai menginjak Sekolah Menengah Atas. Awalnya mereka saling menyayangi sebagai teman, Namun takdir berkata lain. Isyana selalu ada di hati Rayhan, dan begitu sebaliknya. Akankah mereka bisa sela...