BAGIAN KE-ENAM BELAS.

173 14 19
                                    

---

Dia mengkhawatirkanku.

-Rayhan Marianto-

---

Lorong kelas SMA Cahaya Semesta terdengar gaduh di pagi hari ini, karena ada siswa gembul yang berlari-lari sambil berteriak, "ISYANA SAMA RAYHAN JADIAN GUYSS!"

Tentu saja, Rayhan dan Isyana tidak tinggal diam, mereka ikut mengejar si gempal jahil itu, ia adalah Reza.

"ZAAA BERHENTI WOY!"

"RAY AYOOOOK REZA MAKIN BACOT TUH!"

Isyana terus berlari mengejar Reza yang tak berhenti berlari, namun saat Isyana menengok ke samping ia tak menemui Rayhan yang tadi berlari bersamanya, sontak Isyana memberhentikan langkahnya, ia menengok ke arah belakang, dan ia melihat Rayhan yang tertinggal jauh di belakang, Isyana tertawa kecil melihat Rayhan yang sudah kelelahan, "Dasar si payah"

Isyana memilih memutar arahnya, kini ia berlari kecil menghampiri Rayhan, ia nampak tak peduli dengan Reza yang terus berteriak, karena ia yakin satu sekolah sudah mengetahuinya sekarang.

Saat Isyana sampai di depan Rayhan, ia melihat  Rayhan yang tertunduk dengan nafas yang beradu cepat, terlihat dari bahunya yang naik dan turun dengan cepat, "Payah lo gitu aja capek!"

Namun Rayhan tak meresponsnya, Isyana menyentuh bahu Rayhan yang masih naik dan turun dengan cepat itu, "Ray?"

Lagi-lagi Rayhan tidak meresponsnya, Isyana mulai merasa khawatir, ia menjongkokan dirinya, agar bisa melihat wajah Rayhan yang tak terlihat karena ia menunduk, saat Isyana berjongkokpun wajah Rayhan belum tampak begitu jelas, ia menggerakkan tangannya, untuk mendongakkan kepala Rayhan berlahan, Mata Isyana membola saat melihat wajah Rayhan yang sangat pucat, "Ray? LO KENAPA?!"

Rayhan tak menjawab, ia sibuk mengatur nafasnya sambil memegangi dadanya yang sakit.

Isyana langsung mengeluarkan telfonnya, dan memencet nomor untuk menghubungi seseorang, "Tolongin gue dong, bawa Rayhan ke UKS! Gue di lorong anak kelas 10."

Isyanapun langsung mematikan handphonenya dan membali memasukannya kembali ke kantongnya.

"Dada lo sakit?"

Rayhan mengangguk pelan, Rayhan langsung meletakan kepalanya di bahu Isyana, "Syan.. Sakitt.."

Suara Rayhan terdengar sangat gemetar, Isyana semakin khawatir dengan keadaan Rayhan.

Untungnya tak lama kemudian Gamal dan Vidi menghampiri mereka, Gamal dan Vidipun cukup terkejut dengan kondisi Rayhan, "Ray?! Ray kenapa Syan?!"

Isyana menggeleng, "Gak tau, tolong dong dia udah lemes banget nih!"

Vidi dan Gamalpun langsung membantu Rayhan untuk menuju ke UKS, Ibu UKS memberikan oksigen agar nafas Rayhan teratur, dan itu berhasil, Rayhan tak lama tertidur karena nafasnya sudah teratur.

Isyana cukup bingung menghadapi keadaan Rayhan sekarang ini, Karena Rayhan pernah berlari maraton 5 km dan ia baik-baik saja. Tetapi kali ini, ia berlari mungkin tidak sampai 500 meter namun keadaannya sudah seburuk ini.

Tangan Isyana terangkat, mengelus rambut Rayhan berlahan, kadang tangannya bergerak untuk mengelus pipi Rayhan. Isyana lega, Rayhan kini tenang tak seperti tadi, sungguh ia sangat khawatir dengan keadaan Rayhan saat ini.

Vidi dan Gamal dapat melihat kekhawatiran diwajah Isyana, mereka berduapun juga cukup heran kenapa Rayhan tiba-tiba drop seperti ini, Padahal Rayhan yang mereka kenal adalah Rayhan yang kuat, Rayhan yang jarang sekali sakit, mungkin dari kelas 10 hingga sekarang mereka menginjak kelas 12, Rayhan baru sekali sakit dan sakitnya hanya sehari.

NEVER LET GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang