---
Senyummu, Bahagiaku.
-Rayhan Marianto-
---
Isyana sedaritadi masih saja mengeluarkan bulir-bulir air matanya, Rayhan yang masih setia memeluk Isyana, untuk menenangkannya pun pusing harus berbuat apa agar Isyana berhenti menangis.
Isyana, Rayhan dan Fani sekarang sedang duduk di karpet bulu di depan kasur Isyana dan pandangan mereka menuju ke arah televisi sambil menyenderkan badan di kasur Isyana.
"Syan.. Udah dong... Baju gue lepek nih." Pinta Rayhan sambil merapa-raba bajunya yang sudah basah kuyup karena air mata Isyana.
"hwaaaa Bodo amat!" Jawab Isyana garang sambil tetap menangis
"Syan.. Udah dong nak, Kamu udah 3 jam nangis." Pinta Fani sambil membelai lembut rambut anak sematawayangnya itu.
"maaa! Air mata Isyan ga bisa berhenti"
Akhirnya setelah tragedi di kamar mandi, Isyana dan Rayhan izin untuk pulang terlebih dahulu, sedangkan Audrey, Gamal, Vidi, Reza dan Dikta akan menyusul kerumah Isyana nanti setelah pulang sekolah.
"Yaudahh biarin aja tan, dia mau suaranya serak seperti kodok." Rayhan meledek Isyana, dan lagi-lagi Isyana menghadiahi Rayhan cubitan di pinggang Rayhan karena kejahilanya.
"SAKIT SYANNN!!" Lagi-lagi Rayhan mengelus pinggangnya yang terasa sakit karena Isyana.
Fani hanya tertawa melihat tingkah anaknya dan sahabatnya itu. Seperti Persahabatannya dulu dengan Papa Rayhan.
"Mama tinggal dulu ya syan, mama mau masak." Pamit Fani sambil melangkahkan kakinya keluar kamar Isyana.
"Ma... ISYAN TITIP KOPII YAA. TITIP BIKININ KOPII" Pinta Isyana dengan tersedu-sedu namun sambil berteriak.
Fani tertawa melihat tingkah anaknya itu, "Iya syan.."
Akhirnya Fani benar-bernar meninggalkan Rayhan dan Isyana berdua dikamar Isyana.
Rayhan mendorong Isyana pelan untuk menjaga jarak dengannya. Namun Isyana tetap memeluk Rayhan erat. "IH RAY! JANGAN KEMANA-MANA!"
Deg. Jantung Rayhan seketika berdegub kencang karena pelukan Isyana semakin erat.
Disatu sisi Rayhan juga tersenyum melihat tingkah Isyana, Isyana sangat tidak mau lepas darinya saat ini. Rasanya Rayhan juga tak ingin melepaskan Isyana tapi bukan saat ini saja, tapi selamanya.
Isyana mendongakan keplanya, menatap Rayhan, "lo kenapa Ray? Kok tiba-tiba deg-degan?"
Rayhan menelan ludahnya kasar, Ia takut Isyana mengetahui perasaannya, "Tuh adegan di televisi ekstream banget, deg-degan jadinya."
Pandangan Isyana beralih ke melihat televisi, mereka sedang menonton acara masak, apa yang ekstream dari hal masak-memasak?!
"Apaan ini acara masak kok! Apa yang buat lo deg-degan?!"
"itu.. Cepet banget motong cabenya, gue mikirin para cabai-cabaian yang nonton ini, pasti ngeri" Jawab Rayhan asal, dan terenyum kikuk ke arah Isyana.
Isyana terdiam, Dan membuat Rayhan semakin kikuk. Pasti Isyana mencurigai gerak-geriknya.
Namun prasangka Rayhan salah, Isyana tertawa setelahnya, dan Rayhan yang melihatnya juga ikut tertawa.
Semenit telah berlalu, Isyana masih setia dengan tawanya, "duh.. Perut gue sakit kebanyakan ketawa hahahaha"
Rayhan tersenyum melihat Isyana, Tawa Isyana sangat membahagiakan dirinya. Setelah melihat Isyana terus menangis karena Nino, Rayhan merasa bangga bisa membuat Isyana tertawa karenanya.
"udah berhenti Syan.. Atur nafas.. Satu.. Dua... Tiga..."
Isyana yang masih tertawa sedikit mengikuti intruksi Rayhan, dan ia berhasil mengendalikan tawanya.
"Aneh si lo Ray"
Rayhan hanya tersenyum melihatnya Dan tiba-tiba Rayhan merasakan hempasan ke tubuhnya, Isyana memeluknya dan lagi-lagi membuat jantung Rayhan tak karuan. Rayhan berharap semoga Isyana tak menyadari lagi detak jantungnya itu.
"Makasih Ray.. Udah selalu ada buat gue."
"Sam--"
"Isyannnnn! Ray!!" Jawaban Rayhan terhenti saat pintu kamar Isyana terbuka dan ada Reza, Gamal, Audrey, Vidi dan Dikta dibaliknya.
"acieeeee ngapain tuuu" Ledek Reza.
Pwitt.. Pwittt..
Siulan Gamal, Vidi dan Dikta kompak ikut meledek.
Isyana sontak melepaskan pelukannya dari r
Rayhan, "Masa peluk sahabat sendiri ga boleh? Kalian ngiri ya? Ntar gue pelukin satu-satu" Jelas Isyana dengan rasa percaya yang tinggi."ngapain banget" Jawab Gamal sambil menahan tawanya.
"SYANN KITA BAWA APA NIHHH!!" Panggil Audrey sambil menghampiri Isyana.
Mata Isyana membulat dan ia bertepuk sebelah tangan gembira setelahnya, "Bastket Chiken Kaepciii!!!"
Isyana langsung mengambilnya dari tangan Audrey dan memakannya lahap,
"Kalian paling tau kesukaan gue! Thanks guys!!"
Gamal, Audrey, Vidi, Reza, Dikta dan Rayhan tertawa girang dan kompak melihat Isyana yang amat sangat lahap makan, Dan tidak terlihat lagi kesedihan dari wajahnya.
"Isyan dikasih makanan mah langsung ga galau" Ledek Rayhan, dan Rayhan langsung menjauh dari Isyana agar Isyana tak mencubit pinggangnya, dan berhasil.
"IH RAY NYEBE--"
"ANAK-ANAK NIH TANTE BAWAIN KOPII" Fani memasuki kamar Isyana sambil membawa nampan yang di atasnya terdapat gelas yang berisi kopi, kesukaan Isyana dan sahabat-sahabatnya.
"WHA KOPI TANTE FANI!" Teriak Dikta kegirangan.
"gak boleh kalian! Bayarrrr" Ledek Isyana.
"yaudah balikin sini kaepcinya!" Ledek Reza balik.
Isyana tersenyuk kikuk "ehehehehhehe bercanda..."
Dan akhirnya mereka tertawa bersama-sama.
Dari mereka semua yang ada dikamar Isyana, Rayhan lah yang tersenyum paling lebar sambil menatap Isyana.
"senyumanmu benar benar menghipnotisku, Syan"

KAMU SEDANG MEMBACA
NEVER LET GO
Novela JuvenilRayhan dan Isyana yang bersahabat dari Sekolah Dasar sampai menginjak Sekolah Menengah Atas. Awalnya mereka saling menyayangi sebagai teman, Namun takdir berkata lain. Isyana selalu ada di hati Rayhan, dan begitu sebaliknya. Akankah mereka bisa sela...