BAGIAN KEDUABELAS.

164 15 8
                                    

---

Aku telah salah meletekan hatiku untukmu.

-Isyana Sarasvati Wardhana-

---

"Syan!! Cepetannn! 20 menit lagi bell masukk!!"

"IYAA IYA BENTARR!!" Tak lama kemudian Isyana keluar dari rumahnya dan berlari menghampiri Rayhan yang sudah daritadi menunggunya.

"Naik." Suruh Rayhan sambil memberikan Isyana helmnya, Isyana mengangguk dan menaiki motor Rayhan.

Dan tak lama kemudian motor Rayhan mulai berjalan menuju sekolah.

Tak terasa sudah seminggu tragedi 'Menolak Nino' yang menggemparkan siswa-siswi SMA Cahaya Semesta itu, Isyana sudah kembali ceria lagi, beberapa kali dia berpapasan dengan Nino. Berkali-kali juga Nino ingin menghampirinya namun Isyana langsung berlari ketika bertemu dengan Nino. Dan itu membuatnya makin menyesal telah menolak Nino karena Nino tetap berusaha mendekatinya walau sudah jelas-jelas Nino ia tolak.

"Lo kesiangan lagi pasti main Mortal Combat lagi ya?"

Isyana menggeleng, "Nggak, Semalem gue ngerjain PR matematika."

"Bohong banget."

Isyana lagi-lagi menggerakkan tangannya ke arah pinggang Rayhan, "GUE SERIUS TAU! GUE MAU JADI SISWI PINTER! EMANG LO DOANG!"

Rayhan terkekeh kecil, "Iyaaa! Ampunnn."

"nyebelin banget si lo Ray!" Isyana memukul helm Rayhan pelan,hingga kepala Rayhan terhempas sedikit kedepan.

Rayhan hanya diam, dan kemudia kepala Rayhan mundur dan membenturkan helmnya ke helm Isyana. Isyana kaget luar biasa karena perilaku Rayhan itu.

Tangan Isyana sudah menuju ke pinggang Rayhan, namun Rayhan menggengam tangan Isyana erat saat berada di pinggangnya, Isyana terdiam, Sebuah kehangatan yang ia rasakan saat ini.

"udah ah! Jangan cubit-cubit udah mau sampe sekolah!"

Dan benar saja, Mereka sudah hampir sampai. Namun mata mereka berdua seketika membola ketika Pak Herman, Satpam sekolah mereka bergerak ingin menutup pintu pagar sekolah, Rayhan menengok ke arah jam tangannya, benar saja ini sudah jam masuk sekolah.

"PAKKK JANGAN DITUTUP DULUUUU!!"

"RAYYY CEPET RAYY!"

Dan akhirnya mereka bisa sampai ke dalam sekolah sebelum pintu itu ditutup, tipis sekali, mungkin kalau mereka telat 5 detik saja, mereka tidak akan masuk kedalam sekolah.

"Masih untung kalian nih, jangan telat makanya Ray, Can."

Rayhan dan Isyana hanya menyengir kikuk.

Mereka berjalan bersama di koridor sekolah, tiba-tiba Rayhan membelok arah, "Duluan aja, gue mau kekamar mandi."

Isyana mengangguk pelan dan melanjutkan perjalanannya. Dari arah kejauhan Isyana melihat ada seseorang yang berjalan ke arahnya, "Nino..."

Isyana menelan ludahnya kasar, dan menundukan kepalanya, ia memberanikan diri untuk tetap berjalan, ketika bayangan Nino berada sangat dekat dengannya Jantung Isyana berdegub kencang.

Namun tak ada panggilan untuknya dari laki-laki itu seperti biasanya, Bayangan itu hilang. Isyana menengok ke arah ke belakang melihat Nino yang melaluinya begitu saja, tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya seperti biasa.

Dada Isyana terasa sakit, Namun bukannya memamg ini yang Isyana inginkan?! Menjauh dari Nino.

Isyana menarik nafasnya, berusaha menstabilkan emosinya. Dan melanjutkan perjalannya menuju kelas. "Sudah Isyana, lupain Nino!!"

*****

Bell Istirahat berbunyi, Isyana dan teman temannya sudah ada di kantin sekolah, Mereka sedang memakan Bakso dan Mie ayam yang dijual Kang Iwan dikantin.

"Kucing kucing apa yang nyakitin?!" Tanya Isyana membuka obrolan setelah mereka semua telah selesai menyantap makanannya.

"Kucing nyakar?" Reza berusaha menjawab.

Isyana menggelengkan kepalaya, "Bukan."

"Kucing gue, Jimbon?" Jawab Dikta,Dikta memang memiliki kucing gendut berwarna abu-abu yang diberinama Jimbon. Jimbon menjadi kesayangan mereka semua, karena Jimbon sangat menggemaskan.

Isyana lagi-lagi menggelengkan, "Nggak, Jimbon mah dia yang tersakiti karena takut sama Pico!"

Isyana pernah membawa anjingnya, Pico kerumah Dikta agar bisa bermain bersama Jimbon. Namun sayangnya Jimbon takut dengan Pico karena Pico terus menggonggong.

"Gue tau." Rayhan berusaha menjawab.

"Apa?" Tanya Isyana.

"Kucingta padamu, namun kamu nggak." Rayhan tertawa setelahnya. Dan diikuti Audrey, Gamal, Vidi, dan Reza yang juga tertawa.

Namun Isyana tidak, "Ah nggak ser--"

Kata-kata Isyana berhenti saat melihat dua orang menghampiri meja mereka, Mata Isyana membola saat tahu bahwa orang itu adalah Nino dan Nino bersama seorang wanita, yang Isyana ketahui wanita itu adalah adik kelas mereka.

Lagi-lagi Isyana menahan rasa sakit dihatinya, ia tetap berusaha tersenyum ke arah Nino dan Nina, Adik kelas mereka.

"Boleh gabung?" Tanya Nino dengan Reza.

Reza menatap Isyana, menunggu persetujuan. Isyana menggeleng pelan, "Yok duduk, duduk!"

"Eh ada Nina.. Tumen Nin." Sapa Gamal yang sedikit dekat dengan Nina, Karena Nina satu ekstrakulikuler dengannya.

Nina hanya tersenyum kecil dan mengangguk, "Iya nih kak."

"Kamu makan apa Nin?" Tanya Nino.

Isyana cukup kaget mendengar Nino yang memanggil 'Kamu' kepada Nina.

"Samain aja sama kamu, kamu mau pesan apa?"

"Aku mau Bakso, Kamu mau?"

Nina menangguk dan tersenyum manis ke arah Nino.

Rayhan memandang Isyana yang ada disampingnya, Mata Isyana sudah mulai memerah, namun Ia tetap tersenyum kecil. Rayhan tau, Isyana sedang merasakan tusukan tajam dihatinya saat ini.

"Lo lagi ada project barengan ya? Tumben bareng-bareng." Tanya Vidi penasaran.

Mata Nino langsung mengarah ke Isyana, Mata mereka saling bertemu satu sama lain. Tak lama kemudian Nino menggengam tangan Nina sambil tersenyum ke arahnya, "Nina pacar gue."

NEVER LET GOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang