Lee Midam baru saja menyelesaikan olimpiadenya beberapa hari yang lalu. Hari ini pengumuman keluar dan tentu saja Lee Midam mendapat peringkat tertinggi.
Selalu seperti itu.
Walaupun olimpiade itu sudah berlalu, namun Midam masih selalu sibuk dan selalu mencari alasan ketika aku berusaha mengajaknya keluar.
Contohnya seperti saat ini. Ketika aku mengajak Midam untuk menemaniku dan membantuku untuk memilih buku yang bagus, lelaki itu malah beralasan ada kelas tambahan untuk lesnya hari ini.
Kelas tambahan itu sebenarnya tidak pernah ada.
Aku bahkan melihatnya sedang bersama teman-temannya di sebuah toko musik dan aku tidak tahu pasti sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan.
Lee Midam berbohong, dan sebenarnya itu bukan pertama kalinya ia berbohong padaku.
Beberapa hari yang lalu ia juga berbohong padaku, begitu juga dengan kemarin. Pada intinya Midam selalu mencari alasan agar aku tidak bisa mengajaknya keluar.
Belakangan ini Midam memang selalu pergi bersama beberapa teman lesnya. Ingat beberapa anak yang berseragam sekolah yang berbeda dengan kami, yang mengajak Midam untuk pergi les bersama? Itu mereka. Midam selalu bersama dengan mereka.
Aku senang melihat Midam mendapat lebih banyak teman. Kuakui Midam adalah sosok yang benar-benar pendiam dan lelaki itu bahkan tidak memiliki niat untuk berteman dengan banyak orang.
Tapi tidak dengan cara seperti ini, tidak dengan berbohong.
Aku akan lebih senang jika Midam mengatakan alasan yang sejujurnya dibandingkan dia lebih memilih untuk berbohong kepadaku.
Setelah dengan tidak sengaja mendapati Midam pergi bersama teman-temannya, aku memilih untuk langsung pulang ke rumah.
Kurasa tidur adalah pilihan terbaik untuk saat ini.
Aku langsung ke kamarku begitu aku tiba dirumah, langsung menghempaskan tubuhku keatas kasurku dan menelungkupkan wajahku pada bantal.
Sebenarnya apa tujuan Lee Midam berbohong padaku?
Apakah aku melakukan kesalahan lagi?
Dan bagian terburuknya, apakah Midam benar-benar lelah denganku? Memangnya apa yang telah aku lakukan?
Aku mengakui bahwa aku memang selalu menyusahkan lelaki itu ketika aku memintanya untuk membantuku mengerjakan beberapa soal yang tidak ku mengerti, tapi diluar semua itu aku benar-benar berusaha untuk mengerti apa yang lelaki itu sangat inginkan.
Aku mengerti ketika ia mendadak begitu tidak peduli padaku atau bahkan tidak mempedulikanku saat ia berusaha untuk belajar, dan saat itu juga aku benar-benar memberikannya ruang untuk dirinya sendiri, terlebih setelah mengingat kami sudah duduk di bangku kelas 3 SMA dan sebentar lagi ujian nasional menghampiri kami.
Aku mengerti ketika ia selalu mengabaikan dan menolak ajakanku dengan alasan ingin belajar (lagi), karena aku selalu tahu belajar adalah nomor satu dikehidupan Midam, terlebih setelah olimpiade itu ada. Itu membuat Midam benar-benar jauh dariku.
Aku mengerti, sangat mengerti. Selalu mengerti.
Maafkan aku karena aku terlihat menyalahkan semua kenyataan yang ada, tapi tidakkah Midam mengerti kalau aku juga membutuhkannya?
Persetan dengan belajar. Persetan dengan olimpiade. Persetan dengan Lee Midam.
Mungkin apa yang mereka katakan benar, bahwa Lee Midam hanya mementingkan dirinya sendiri.
Aku lelah dengan semua ini.
:)
Aku terbangun dari tidurku begitu merasakan suara yang sangat berisik diluar jendela kamarku. Sepertinya seseorang sedang melempari sesuatu kearah jendela kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
daydreamin' | produce x 101
FanfictionSelamat datang ke dalam sebuah buku yang membuatmu tersenyum dan berhalusinasi bersama semua pria impianmu ©2019 by deeongg