hwang yunseong : imperfect you pt.4

2.6K 443 27
                                    

Gadis itu masih terdiam, tidak berniat untuk mengeluarkan sepatah kata dari mulutnya.

Sakit. Hatinya sangat sakit.

Ini sudah seminggu semenjak ibunya pergi. Pergi ke tempat yang sangat jauh darinya.

Sebuah perban masih setia menutupi kedua mata gadis itu. Pengorbanan ibunya benar-benar membuatnya semakin merasa bersalah.

"Kamu harus makan"

Itu Yunseong. Lelaki itu tidak berhenti untuk membujuk (y/n) agar gadis itu menghabiskan sarapannya.

(y/n) selalu menolak setiap kali Yunseong berusaha untuk menyuapinya.

"Aku tidak lapar"

"Aku yakin ibumu akan membenci melihatmu seperti ini" timpal Yunseong seraya menghela nafasnya.

Gadis itu kembali terdiam. Tubuhnya bergetar. Ia mulai terisak.

"Aku bodoh, bukan begitu?"

"Seandainya saja waktu itu aku tidak pergi dari rumah, mungkin mama masih ada" ucap gadis itu pelan.

"Jangan menyalahkan dirimu"

"Ini bukan salahmu"

"Semua yang terjadi di dunia ini pasti ada alasannya. Mungkin ini yang terbaik" timpal Yunseong.

"Terbaik dari mana?"

"Terbaik karena sekarang aku sendirian? Itu yang namanya terbaik?"

"Siapa kamu sendirian?" balas Yunseong.

"You have me" dan lelaki itu kemudian menggenggam jemari gadis di depannya.

"No matter what happen, i'm always here for you"

"You're not alone"

Mendengar itu membuat (y/n) semakin terisak.

Yunseong kemudian tersenyum lembut. Kedua tangannya terulur untuk mengusap kedua pipi (y/n) yang basah.

"Jangan nangis lagi, mengerti?" timpal lelaki itu seraya membawa (y/n) ke dalam pelukannya.

"Omong-omong"

"Aku penasaran" timpal (y/n) pelan.

"Kenapa?"

"Kamu orangnya seperti apa?" lanjut gadis itu seraya tersenyum kecil.

Yunseong mendengus "100% tampan"

"1000% akan membuatmu terpesona" lanjut lelaki itu dengan kekehan kecil yang menemaninya.

Gadis itu ikut terkekeh seraya memukul pelan dada Yunseong, dan lelaki itu kembali memeluk (y/n) lantas meninggalkan sebuah kecupan kecil di pucuk kepala gadis itu.

Hingga seorang dokter dan beberapa perawat datang memasuki kamar rawat (y/n).

"Hari ini perban kamu bisa dilepas, okay?" ucap dokter itu seraya tersenyum.

Sebuah senyuman kecil menghiasi wajah gadis itu. Perasaannya bercampur aduk. Senang karena sebentar lagi ia akan melihat bagaimanakah dunia itu. Sedih karena ibunya telah mengorbankan sepasang mata untuknya.

Dengan sebelah tangan Yunseong yang setia menggenggam tangan (y/n), perban yang melekat pada kedua mata gadis itu akhirnya di buka.

Kedua matanya terbuka perlahan. Cahaya lampu kamarnya membuatnya mengerjap-ngerjap, belum terbiasa dengan kondisi itu.

Senyumannya semakin merekah melihat seorang dokter yang kini tersenyum padanya, begitu juga dengan beberapa perawat yang ada di belakang dokter tersebut.

Gadis itu kemudian mengalihkan pandangannya kepada lelaki yang masih setia menggenggam tangannya.

Lelaki itu tersenyum. Sangat manis.

Satu yang ada di benak gadis itu. Hwang Yunseong benar-benar tampan.

"Thank you doc" ucap Yunseong sebelum dokter dan juga perawat yang menemaninya itu beranjak meninggalkan ruangan ini.

"Bagaimana?"

"Langsung terpesona, bukan?" timpal Yunseong begitu mendapati wajah (y/n) mulai memerah.

Yunseong kemudian membawa tangan (y/n) untuk menyentuh pipi lelaki itu "Selamat datang kembali" lanjutnya .

Gadis itu ikut tersenyum. Lebih tepatnya tersenyum haru. Ia bahkan tidak menyadari tetesan air mata itu kembali membasahi pipinya.

"Kau terlalu banyak menangis hari ini" ucap Yunseong.

"Aku hanya bahagia" balas (y/n).

"Terima kasih" lanjutnya.

"Kenapa terima kasih ke aku?"

"Berterima kasih kepada ibumu" jawab lelaki itu lantas mendaratkan sebuah kecupan di punggung tangan (y/n).

Gadis itu tersenyum.

"Setelah ini aku mau bertemu mama boleh?" tanya gadis itu, bermaksud untuk mengunjungi makam ibunya.

Yunseong mengangguk pelan "Tapi kamu harus makan terlebih dahulu" dan lelaki itu kembali meraih semangkuk nasi yang tadi ia letakkan diatas nakas, disebelah kasur (y/n).

Gadis itu kemudian membuka mulutnya seraya menunjuknya, mengisyaratkan bahwa ia ingin disuap.

"Dasar manja" timpal lelaki itu seraya mengacak rambut (y/n) gemas.

The End

***

Makin kesini makin gak jelas gak sih? :(

Omong-omong kalian udah pada tau gak byungchan keluar dari pdx101? :(
Agak syok sih. Walaupun Byungchan bukan pick aku tapi sedih juga

daydreamin' | produce x 101Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang