Sudah hampir 2 minggu semenjak kejadian di restoran cepat saji itu, dan selama itu juga aku dan mereka menjadi sangat dekat, ayah dan anak itu.
Aku selalu menyempatkan diriku untuk mengunjungi Dongpyo begitu pekerjaanku selesai. Disaat Seungwoo sibuk, lelaki itu selalu meminta tolong padaku untuk menjaga Dongpyo. Aku sendiri sebenarnya masih tidak percaya. Mungkin jika Han Seungwoo tidak membawaku ke penthousenya setelah aku pingsan di club miliknya, kami tidak akan pernah sedekat ini.
Hari ini adalah hari sabtu, membuatku berinisiatif untuk mengunjungi apartemen Seungwoo, berniat untuk membuat sarapan untuk mereka berdua. Setidaknya lebih baik seperti itu dari pada mereka harus ke mcd lagi.
Aku sedang membuat omelet, dan kedatangan seseorang mengejutkanku. Itu Han Seungwoo. Lelaki itu berdiri tepat dibelakangku. Sebelah tangannya terlulur untuk mengambil sebungkus kopi di dalam lemari kecil yang ada diatas kepalaku.
Lagi-lagi lelaki itu dalam keadaan bertelanjang dada. Kenapa Han Seungwoo sangat senang mengejutkanku dengan memamerkan salah satu aset berharganya? Percayalah, tubuhnya benar-benar, entalah kurasa kalian bisa mendeskripsikannya sendiri.
"Tidak biasanya kamu datang pagi?" timpalnya seraya menepuk pucuk kepalaku sebelum ia beranjak untuk menyeduh kopinya.
Jantung. Kumohon tenanglah sedikit.
Semakin dekat aku dengan mereka berdua, semakin berlebihan juga perlakuan Seungwoo kepadaku.
Aku melirik lelaki itu. Ia tersenyum tipis ke arahku seraya mengaduk kopinya.
"Pakai bajumu!" timpalku lantas memalingkan wajahku.
"Kenapa?" Seungwoo berjalan mendekatiku. Lelaki itu berdiri disebelahku yang masih sibuk memasak omelet, seraya menyandarkan tubuhnya pada meja dapur yang ada dibelakangnya.
"Membuatmu gugup?" timpalnya seraya menyerup kopinya.
Itu benar, dan itu tidak baik.
Aku meneguk ludahku lantaran mematikan kompor dan memindahkan omelet yang kumasak keatas piring.
Aku berjalan kearah meja makan dan meletakkan sepiring omelet itu diatas meja, berusaha untuk menghindarinya.
Lelaki itu kemudian mengambil tempat dan duduk di kursi yang ada di meja makan, masih menatapku dengan sebuah senyuman yang menemaninya.
"Kenapa?" timpalku, mulai terganggu dengan tatapannya.
Lelaki itu masih tersenyum. Ia kemudian menggeleng pelan "Saya senang"
"Seperti memilki seorang istri" lanjutnya, kembali menyerup kopinya dan masih menatapku.
Apa-apaan itu. Tidak. Aku tidak akan luluh dengan perkataan yang seperti itu.
Ayolah, jangan memerah. Bodoh. Aku tidak bisa melawannya. Aku memastikan wajahku mulai memerah saat ini, terbukti karena aku merasakan wajahku kembali memanas.
"Aku benar-benar membuatmu gugup, huh?"
Lihat. Lelaki itu bahkan terkekeh kecil melihat kesalah tingkahanku.
"Mama"
Itu Dongpyo. Terima kasih kepada lelaki kecil itu karena telah menyelamatkanku dari situasi aneh ini.
Dongpyo berjalan mendekati kami seraya mengucek mata kanannya "Mama maafkan" lanjutnya pelan.
"Kenapa sayang?"
"Sepertinya Dongpyo mengompol" lelaki kecil itu menundukkan kepalanya, tidak berani menatapku.
Itu benar. Terbukti dari celana tidur Dongpyo yang sangat basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
daydreamin' | produce x 101
FanfictionSelamat datang ke dalam sebuah buku yang membuatmu tersenyum dan berhalusinasi bersama semua pria impianmu ©2019 by deeongg