Dongpyo tertidur dalam gendonganku. Aku baru bisa membawanya pulang ke apartemen Seungwoo pagi ini, mengingat kemarin Dongpyo bersikeras untuk menginap di rumahku, membuatku segera menghubungi ayahnya untuk meminta izin.
Tidak. Aku tidak pernah keberatan, sekalipun aku baru saja mengenal lelaki kecil ini.
Aku sungguh menyukai Dongpyo.
Keheningan menyambutku begitu aku berhasil membuka pintu apartemen ini. Kurasa Seungwoo masih tidur, mengingat ini masih pukul 7 pagi. Aku segera mencari kamar Dongpyo lantaran menidurkannya diatas kasur begitu aku menemukan kamarnya.
Aku menaikkan sebelah alisku begitu menemukan sebuah foto tepat diatas nakas disebelah kasur Dongpyo, membuatku penasaran dengan foto itu dan mengambilnya.
Itu foto Seungwoo dengan Dongypo kecil, yang mungkin masih berumur 1 tahun. Foto itu terlihat sengaja terlipat, membuatku tertarik untuk membuka bingkainya.
Mereka bertiga. Kurasa itu istri Seungwoo. Kenapa Seungwoo sengaja melipat wajah istrinya?
Aku menggeleng pelan, berusaha menepis semua pertanyaan dibenakku. Ayolah, ini bukan urusanku.
Aku tersenyum melihat Dongyo yang begitu terlelap dalam tidurnya, membuatku tersenyum seraya mengelus rambutnya.
Aku memutuskan untuk segera pulang saat itu juga. Jantungku berdetak tak karuan ketika aku menemukan Seungwoo yang sedang bertelanjang dada berdiri di depanku begitu aku membuka pintu kamar Dongpyo. Kalian harus ingat ini, jantungku menggila bukan karena pemandangan indah itu, namun karena aku terkejut akan kehadirannya.
Pemandangan indah? Benar, karena tubuh Seungwoo benar-benar entalah, menggairahkan?
Aku berdeham lantas mendorong tubuh lelaki itu, memberikan celah padaku agar aku bisa lewat.
"Dongpyo dimana?" tanyanya.
Aku berdeham, berusaha untuk menetralkan dekat jantungku "Masih tidur di dalam kamar"
"Terima kasih" lanjutnya.
Aku tersenyum "Aku pulang dulu" timpalku.
"Jangan" dan Seungwoo menahan tanganku.
Aku mengangkat sebelah alisku "Jangan?"
"Bagaimana kalau Dongpyo mencarimu?"
"Dongpyo masih tidur"
"Mama!" dan itu Dongpyo, berlari kecil kearahku lantaran memeluk kakiku.
"Saya sudah bilang, bukan?" timpal Seungwoo seraya tersenyum miring.
Catatan kecil, Dongpyo memutuskan untuk kembali memanggilku mama. Dongpyo bilang ia lebih nyaman memanggilku seperti itu.
Memang terdengar aneh pada awalnya. Namun aku sudah mulai terbiasa mendengarnya memanggilku seperti itu.
"Mama mau kemana?" tanya Dongpyo, memintaku untuk menggendongnya. Aku menghela nafas lantas mengambilnya dan membawanya ke dalam gendonganku.
"Mama mau pulang, boleh?"
Mendengar itu membuat lelaki kecil itu menggelengkan kepalanya kuat. Kini ia mengalungkan kedua tangannya di leherku.
"Tidak boleh!"
"Mama tinggal disini sama Dongpyo!"
"Kenapa begitu?" aku mencubit hidung Dongpyo gemas.
"Papa pasti mengizinkan mama tinggal disini"
"Benar begitu papa?" timpal Dongpyo kini bertanya kepada ayahnya.
Aku melirik Seungwoo yang hanya bisa tersenyum, namun di detik berikutnya lelaki itu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
daydreamin' | produce x 101
Fiksi PenggemarSelamat datang ke dalam sebuah buku yang membuatmu tersenyum dan berhalusinasi bersama semua pria impianmu ©2019 by deeongg