Chap:42

6.5K 246 2
                                    

Skip!

Setelah selesai sholat isya aku langsung turun untuk bantu bunda nyiapin makan malam, dan gak lama kemudian makan pun siap, dan bunda menyuruhku untuk menjemput abng dan pak wildan untuk turun.

Dan yang pertama aku panggil adalah abang ku, dan setelah bang fatih keluar dan langsung turun kini aku ragu untuk memanggil pak wildan yang kini menjadi suamiku.

Dan akupun masuk dan kuliahat pak wildan sedang sibuk dengan handphonenya.

"Emm,,, pak" ucapku

"Iyah" ucapny

"Anu ma-makan malmnya udah siap, ayok kita turun pak" ucapku dengan yang harus menggumpulkan keberanian yang lebih.

"Kamu gak usah gugup gitu, ayok" ucapnya sambil berdiri dari duduk nya dan pada saat mau buka pintu tiba2 dia balik badan dan menggandeng tanganku dan menuntunku sampe keruang makan sedangkan aku hanya cengo.

Dan pas sampe ayah, bunda dan yang paling usil adalah abangku, mereka terus menggoda kami.

"Ekhemm, penganten baru penganggan terus" ucap ayah, yang membuatku malu

"Iyah yah mentang2 udah gak jomblo lagi" timbal bang fatih

"Apasih bang yah" ucapku sambil nunduk

Pak wildan pun udah duduk sedangkan aku belum, karena sedang nunggu giliran untuk ngambil nasi dan yang lain nya.
Bunda yang sedang menggambilkan untuk ayah dan setelah selesai kini giliran ku ya walaupun gugup tapi ini sudah tugasku.

"Emm, pak nasinya segini" tanyaku

"Cukup dek" ucapnya

"Mau dengan apa pak" tanyaku lagi

"Sayur sama danging ajah dek" ucapnya

"Ya elah yang lain ada yang ngambilin nasi sedang kan aku ngambil sendiri, sabar ajah yah" ucap bang fatih yang suaranya di buat sedih

"Mangkanya cepet cari istri bang, biar ada yang ngambilin nasi" ucap bunda

"Betuk itu" ucapku

"Iyah bun nanti abng cari mau berapa sih" tanya nya asal

"Hah! So soan tanya mau berapa satu ajah gak ada, abang2" ucapku asal dan membuat semua orang ketewa kecuali bang fatih dia hanya cemberut

"Betul itu yang dikatain adek kamu bang cepetan kenalin sama ayah" ucap ayah

"Hmm, udah ahk mau makan atau mau mojokkin abang" sindir bang fatih

"Makan lah, gak penting juga mojokkin abang" ucapku

Dan kulihat pak wildan hanya senyum melihat tingkah kami, dan acara makan malam pun dimulai.
.
.
.
Dikamar

Sekarang kami sedang duduk di atas ranjang, ya walaupun degdegan takut pak wildan minta hak nya sekarang.

"Mel" ucapnya

"Emm, i-iya" ucapku gugup

"Mel" ucapnya lagi

"I-iya" ucapku masih gugup

"Mel, lihat sini dong kan disini yang bicaranya bukan di bwah" ucapnya lembut sambil menggangkat dagu ku

"Nah, gini kan aku bisa lihat wajah mu yang cantik" godanya, ku tahu pasti pipiku udah merah

"A-apa sih pak" ucapku malu dan kembali nunduk lagi

"Tuh kan nunduk lagi, tapi saya suka warna di pipimu" ucapnya lagi sambil menggangkat daguku kembali.

"Ternyata beda 100°c yah ku kira dia akan dingin, datar tapi ternyata dia sangat hangat, romantis, ramah dan-" ucapku dalm hati yang tiba2 terpotong

Hasil Dari Sebuah Keiklasan~ {Selesai}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang