44

6.8K 243 2
                                    

Happy reading!!! 😊
……………………………………

Dan pas saat aku putar badan ku wajahku dan wajahnya itu sangat lah dekat hanya ada beberapa centi ajah.

Dan pada saat dia semakin mendekat jantung ku mulai berdebar seperti sedang marathon, dan akupun hanya pasrah dan akupun merasakan hembusan nafasnya yang menyapu wajahku, aku pun berusaha melepaskan nya tapi nihil yang ada dia makin Meng eratkan dan makin dekat sampe ga ada jarak secentipun.

Tapi pas sudah dekar tiba-tiba adzan dzuhur berkumandang aku pun bernafas lega.

"Mas, lepasin udah adzan, mas kan harus siap2 untuk sholat berjamaah" ucapku diapun melepaskan ku sambil mengusap wajah nya dengan kasar.

"Huft, gagal lagi, nanti malam ajah yah aku coba lagi" gumamnya sambil berjalan menuju Tangga tapi aku masih mendengarnya

"Kenapa mas" tanyaku sambil menyentuh bahu nya pelan, tapi yang punya bahu dia kanget

"Hah! A-apa e-enggak kok" ucapnya terbata-bata sambil lari kecil menuju kamar. Akupun hanya terkekeh melihat tingkahnya.

Dan setelah sampe di dalam kamar aku mendengar suara gemericik air ternyata mas wildan langsung lari ke kamar mandi akupun segera menyiapkan pakaian nya untuk sholat.

🌻🌻🌻

Dan sepulang nya mas wildan dari mesjid, aku gak enak sebab aku belum nyiapin makan siang karena di rumah baru belum ada bahan makanan yang bisa di masak.

"Mas!" Panggilku

"Hmmm" gumamnya

"Mas!" Panggilku lagi

"Kenapa sayang" ucapnya sambil memperdekat jarak duduk antara kita

Aku rasa pipiku pasti bersemu lagi padahal bukan pertamanya mas wil manggil aku sayang tapi masih saja merona.

"Hey, kok malah nunduk sih mas tahu kok, udah jangan nunduk mas suka kok dengan wajah mu yang merona itu" ucapnya lembut sambil mengangkat sedikit dagu ku.

"Emm, ma-maaf" ucapku gugup

"Maaf? Maaf untuk?" Tanya nyah

"Maaf karena aku belum nyiapin makan siang karena pas membuka kulkas gak ada bahan-bahan yang bisa ku masak" ucapku lirih

"Astagfirullah, mas lupa kita kan belum sempat membeli bahan-bahan untuk keperluan dapur yah! Udah gak papa kita makan di luar saja setelah itu kita kerumah ibu gimna" tanya nyah aku pun langsung senang ke gerangan, est jangan salah aku senang bukan karena mau makan di luar yah aku senang karena mau ke rumah ibu otomatis kan aku bisa ketemu Rara

"Hey, kenapa kamu semangat sekali pas denger mau ke rumah ibu hmm" tanya nyah sambil menyipitkan matanya sambil mendekat kan wajahnya

"Hah! Masa sih b ajah kok" ucapku sambil berdiri dari dduk ku, tapi pas mau melangkah tangan ku di tarik dan akupun menimpa pahanya mas wildan ya jadi duduk dipangkuan nya, dan tatapan kami pun bertemu dan terkunci sampai beberapa detik.

Dan akupun sadar aku langsung mengalihkan pandanganku walaupun aku pasti kelihatan salting dan wajahku jangan ditanya pasti kalian tahu.

"Mau kemana hmm" tanya nyah dengan di akhiri senyuman yang manis

"Hmm, mau siap2 kan kata mas mau kerumah ibu" ucapku sambil berusah bangkit, namun susah karena tangan mas wildan masih melingkari di pinggang ku.

"Hmm, semangat betul yah," ucapnya lagi

"Hmm,, kan biasa nya juga aku semangat kali mas, udah ah lepasin dulu mas" ucapku sambil berusah membuka tangan mas wildan

"Massa!, yaudah bareng ajah kan sama mas juga mau siap2" ucapnya yang langsung bangkit tapi jangan pikir tangannya lepas dari pinggangku itu salh.

🏘️🏘️🏘️

Dan kita pun sekarang udah sampe di depan rumah ibu ya tadi sempat mampir dulu untuk makan siang.

Dan mas wildan pun mengajakku langsung masuk karena pintu gak di kunci dan pas kaki kami udah di ruang tamu kami mengucapkan salam namun tidak ada yang menjawab kami pun langsung menuju ruang tamu dan ternyata mereka sedang asyik nonton TV.

"Assalamu'alaikum" ucap kami dan mereka pun langsung mengalihkan pandangannya ke kami

"Ehk, mantu ibu udah datang toh, ibu kangen" ucap ibu yang langsung memelukku

"Wa'alaikumsalam" ucap Rara, dan bapak ibu pun sontak melepaskan pelukannya lalu menjawab salam dan aku pun segera menyalimi tangan bapak dan ibu.

"Bu, yang di sambut nya hanya mantunya doang nih anak nya enggak" ucap mas wildan dengan pura-pura cemberut

"Ehk, maaf ibu lupa eh anak ibu juga ada yah sini2 duduk sayang" ucap ibu merayu anak nya dan mas wildan pun duduk di dekat ibu sedang kan aku dekat Rara.

"Akhirnya kakak datang juga, ayok kak" ucap Rara yang langsung bangkit

"Kemana" tapi yang ngejawab bukan aku melainkan mas wildan dengan agak sewot sedikit

"Eits, kok abang yang sewot sih, terserah aku dong" ucapnya yang langsung menarik tanganku untuk bangkit

"Ya iya dong kan abng suaminya jadi abang berhak tahu dong" ucapnya

"Is, kamu itu wil izinin ajah kan sama adek mu ini paling mau ngajak Ke kamarnya bang jangan sewot gitu tenang ajah" ucap ayah sambil menonton tv

"Iyah, tahu tuh abng huh dasar" ucap rara

"Yaudah tapi jangan lama-lama sampai adzan Ashar jangan lebih" ucap mas wildan aku melihat tingkahnya hanya senyum karena baru tahu sikapnya di dalam keluarganya yang ku kenal dingin dan cuek tapi pas di dalam keluarganya itu humoris, bawel dll.

"Yaelah abng, emang nya aku maen ps apa pakai di batasi segala yaudah atuh Rara baw dulu yah dah semuanya pinjam ya bang" ucap Rara yang menarik tangan ku dan akupun melihat ke arah mereka dan mereka pun mengangguk 'iya'.

Dan setelah sampe di kamar Rara kami pun larut ngobrol2 sampe gak kerasa adzan Ashar pun berkumandang.

Ohk, iyah sebelumnya mungkin ada yang bingung kami pengantin baru tapi kami sudah mulai akrab dan saling mencintai. Ya awal nya emang dulu gak sengaja sih aku dengar ucapan bang fatih sama bunda bahwa mereka merencanakan perjodohan ku dengan mas wildan, tapi sebelum perjodohan itu di bicarakan dengan pihak mas wildan, karena mas wildan yang duluan datang untuk mengkhitbah jadi gak jadi deh perjodohan nya karena kan yang tadinya mau di jodohin sudah datang duluan ke rumah.

Maaf yah kalau sedikit gawur, gaje, gak nyambung maafin yah.
Jangan lupa vote sama koment nyah yah😊😘

Itu sedikit klarifikasi siapa tahu ada yang bingung gituh😊😊

Hasil Dari Sebuah Keiklasan~ {Selesai}√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang