4. Benci

1.9K 298 32
                                    

Aku hanya terdiam di atas kuda yng tengah ku pacu seraya mendengarkan perdebatan keraguan keputusan Eren dengan argumen squad lama Levi. Sedikit kesal dan bingung terhadap kak Petra saat ini jujur, jika Eren ingin melakukan nya ya lakukan saja kenapa kau bersikeras meminta pemuda keras kepala itu mempercayai mu?

"Lakukan saja jika kau ingin lakukan." Ucap Levi dari depan sana memecah keributan squad nya tanpa menoleh. Pandangan ku teralih menatap punggung jubahnya.

Levi di depan sana memberikan sedikit nasehat yang anehnya mampu membuat Eren membatalkan niatan nya berubah menjadi titan. Ia menurunkan tangan kanan nya seraya berkata "baik saya percaya!" Membuat seluruh squad Levi tersenyum terlebih kak Petra.

Beberapa meter di belakang sana langkah derap cepat dari satu titan semakin keras bunyinya. Membuat acuan jantung ku semakin tak karuan. Jika ingin jujur aku sangat takut sekarang akan tetapi melihat wajah kak Petra yang tidak menunjukan perasaan itu sama sekali membuat ku harus memberanikan diri. Jika kak Petra bisa maka aku pun juga harus bisa.

Dapat ku lihat lokasi yang telah komandan Erwin rencanakan. Di depan sana tepatnya di atas pohon pinus yang menjulang tinggi terdapat beberapa prajurit serta Hanji dan Erwin yang tengah menunggu moment yang pas untuk melepas jebakan.

"Lebih cepat!" Komando Levi dari depan.

Ketika kami melewati area jebakan dapat ku dengar Hanji berteriak memberi komando menarik tuas jebakan nya. Aku sempat berhenti sejenak terpana akan cara kerja jebakan yang Hanji buat tersebut sebelum akhirnya Levi menegor ku untuk tidak berhenti. Aku mendengus kesal menanggapinya.

"Maaf."

《♤●♤●♤●♤●♤●♤》

Kapten Levi berdiri diatas pucuk kepala titan abnormal itu seraya menghinanya untuk mengakui identitas sebenarnya sementara aku hanya berdiri terdiam menatap aksi buang buang waktunya.

Sejujurnya yang membuat ku masih bertahan disini adalah jebakan yang Hanji buat. Wanita itu berhasil membuat dirinya terus berdecak kagum setiap kali melihat jebakan itu ia masih ingat bagaimana tekanan gas saat Hanji memberi komando untuk menembakkan ujung besi tajam nya pada kulit keras titan ini. Saat itu titan abnormal ini berhenti dan tak lagi mengejar squad Levi. Sepertinya seseorang yang berada di dalam nya tengah kebingungan setengah mati. Rencana Erwin berhasil.

"Ayo." Ajak Petra memecahkan decak kagum nya.

Dengan wajah cemberut aku mengangguk lalu pergi mengikutinya.

《♤●♤●♤●♤●♤●》

Ada apa? Keributan disana apa yang tengah terjadi? Aku menoleh menatap Eren yang memasang wajah eh...mungkin penuh penyesalan, sedih, marah menjadi satu . Ada apa? Mikasa hanya mampu terdiam disamping nya dan dimana squad kapten Levi?

Jantung ku berdetak tak karuan rasa cemas dan khawatir menggerogoti jiwa. Ada perasaan tidak enak apa ini?

"Kapten!" Panggil ku ketika ia melintas di hadapan ku begitu saja. Ia menghentikan langkahnya lalu menatap ku dalam diam.

Aku menunduk menatap ujung sepatu seraya memainkan jari jari. Degupan jantung serta rasa khawatir ini semakin menjadi. Aku tak melihat kapten ceb-terkuat ini berjalan bersama squad nya

"Di-dimana yang lain?" Tanya ku dengan nada pelan bahkan hampir berbisik mungkin saja ia akan meminta ku untuk mengulangi pertanyaan karena tak di dengar nya. Nyatanya aku salah, ia mendengarnya

"Ikut aku." Hanya itu jawabanya lantas ia berjalan pergi meminta ku untuk mengekorinya.

Apa? Ada apa?

Who Will Be Hurt? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang