11

1.8K 277 39
                                    

Kereta itu berjalan memasuki kota tanpa di curigai oleh penjaga dinding ketika memasuki nya. Bagaimana bisa? Sebut saja penyamaran (name) dan Levi telah menyelamatkan nyawa mereka. (Name) menyamar sebagai wanita hamil yang kesusahan sementara Levi menjadi suami nya. Berterimakasih lah pada akting (name) yang kelewat bagus. Karena ke dinginan Levi tadi sempat membuat mereka di curigai, dengan tangkas gadis itu bilang bahwa suami nya memang terinspirasi dari tokoh pahlawan terkenal bernama belakang Ackerman.

Baik lupakan.

Setelah jauh dari dinding Levi mengambil paksa kemudi kereta nya kemudian mengemudikan nya ke sebuah tempat. Tempat dimana seharusnya aman untuk (name) dan dirinya.

《♡●♡●♡●♡●♡●♡●》

Lirikan tak mengenakan itu selalu tertuju pada nya membuat langkahnya menunduk sedari tadi demi menghilangkan rasa gugup. Tangan yang di genggam Levi sedikit berkeringat menyadarkan pria tersebut kalau wanitanya sedang tidak baik-baik saja.

"Apa kalian ada masalah hingga melihat nya terus menerus seperti itu?"

Teguran Levi berhasil membuat tatapan penasaran mereka pada (name) terhenti. Mereka kembali melanjutkan pekerjaan yang sempat tertunda. Masalah awal selesai. Levi menarik gadis itu perlahan untuk mengikuti nya.

Tidak, masalah awal belum berakhir. Suara derap kaki cepat di iringi dengan sebuah teriakan yang memanggil namanya membuat kapten terkuat itu menghela nafas. Ia tak perlu menoleh untuk mengetahui si pemilik sumber suara namun tidak berlaku untuk (name). Gadis itu menoleh penasaran.

"Levi.....! Lho kau?"

Senyum canggung tercipta. Seperti nya ia menyesal karena telah menoleh tadi.

Aura canggung dan penuh tanda tanya terasa kuat. Wanita berkacamata di hadapan nya ini sekarang tengah menatap gadis itu dari atas hingga bawah kemudian perhatian nya tertarik pada tangan nya yang tengah di genggam kuat oleh Levi. Sontak saja ia menjerit kegirangan.

"Woaaahhh....aku bermimpi! Aku masih bermimpi!"

"Ya benar maka dari itu kembali lah tidur agar otak mu kembali normal." Celetuk Levi tak suka. Levi menarik tangan (name) untuk terus mengikutinya akan tetapi niat pria berwajah datar itu tertahan karena Hanji juga tengah menggenggam tangan (name) yang lain nya.

"Aku ingin bicara pada nya dulu Levi." Jelas Hanji ketika menyadari arti perubahan raut wajah Levi. Kapten terkuat mengalah. Ia menghela nafas dan mengangguk.

"Lima menit."

"Sepuluh." Tawar Hanji

"Empat menit."

"Baik baik, delapan menit?"

"Tiga menit."

Hanji frustasi menanggapi sikap rekan seperjuangan nya itu.

"Baiklah baiklah lima menit."

Levi mengangguk. Membiarkan kedua wanita itu berbincang tanpa melepaskan genggaman tangan (name).

"Jadi (name) lama tidak bertemu ya."

Yang di ajak bicara mengangguk kaku. Sudah lama berpisah dengan Hanji membuat dinding kecanggungan itu kembali berdiri. Ie memainkan ujung rambutnya yang panjang demi menghilangkan gugup.

Who Will Be Hurt? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang