16

1.1K 184 8
                                    

"Apa ini?" Tanya seorang gadis kecil dengan polosnya.

"Kalung tentu saja." Ucap seorang bocah laki laki dengan riang.

"Aku tau maksud ku kenapa kau memberikan ini pada ku?"

Bocah laki-laki itu tersenyum sebagai tanggapan, "kita buat janji."

"Janji?"

"Ya janji. Suatu saat kita akan berpisah dan ketika kita bertemu lagi berjanjilah kau akan menikah dengan ku."

Sontak wajah gadis lucu itu memerah padam bukan main, kedua matanya terbelalak kaget.
"Me-menikah? Bukanlah hal seperti ini terlalu dini kita bahas?"

"Tidak kok, aku hanya ingin membuat janji. Kalung gembok itu kau pegang ya sementara aku memegang kuncinya."

"Tapi...aku tidak bisa melakukan hal seperti ini. Membuat janji yang tidak pasti."

"(Name) cobalah dulu ok?"

《♡●●♡●●♡●●》

Dirinya terbangun dengan nafas tersenggal serta wajahnya yang basah akibat air mata. Ia dengan cepat menyadarinya, di hapusnya air mata itu seraya mengubah posisi menjadi terduduk. Ia menoleh ke arah jam dinding, pukul tiga malam. Mimpi yang sama seminggu terakhir ini sering mengganggu tidur malam nya. Levi belum pulang entah apa yang sedang pria itu lakukan sekarang ia tidak terlalu peduli.

Dirinya bangkit untuk mengambil air putih, tenggorokan nya terasa kering. Setelah menandaskan air di dalam gelas ia kembali tidur. Kalung berbentuk gembok itu berada di kamar Petra.

"Besok saja ku ambil." Setelah meredamkan pacuan jantung ia kembali tidur.

Mimpi yang terasa bukan mimpi. Apakah tadi termasuk salah satu ingatan nya yang hampir pudar?

《♡●●♡●●♡●●》

Pukul enam pagi ia berniat keluar pergi ke kamar mendiang Petra. Hangi pernah bilang kalau kamar itu sampai sekarang masih kosong demi menghormati jasanya. Kunci kamarnya diberikan pada (name) ketika dirinya kembali ke markas hari itu.

Keadaan markas masih sepi mungkin karena sekarang hari libur membuat para prajurit memilih untuk bermalas malasan diatas lautan kapuk nya.

Setelah membuka pintu kamar Petra kenangan bersama gadis muda tersebut terngiang di kepalanya begitu saja disusul dengan rasa bersalah karena merasa telah merebut Levi dari kakak nya sendiri. Kakinya melangkah masuk. Bau debu dan khas kayu tua tercium begitu saja, pakaian Petra bahkan masih menggantung di dinding. Erwin dan Hanji benar-benar menghormati kamar ini.

Cepat cepat ia mengambil kalung gembok tersebut yang terletak dibalik ranjangnya. Ia tidak ingin terlalu lama berada diruangan penuh kenangan tersebut. Semakin lama ia berada disana semakin benci pula ia terhadap kesalahan Levi.

Setelah mengambil kalung dan memasukkan nya di saku baju ia segera keluar dan mengunci kembali pintunya tanpa menoleh lagi kebelakang. Hatinya sedang kacau setelah memasuki ruangan tersebut. Tadi ia sempat melihat sisir Petra yang tergeletak di atas meja rias, bahkan helaian rambut Petra yang rontok pun masih ada.

"Jangan bernostalgi jika tidak ingin mencari masalah dengan Levi."

Ia beranjak kembali ke rumah Levi dengan jalan setengah cepat.

Who Will Be Hurt? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang