13

1.6K 245 20
                                    

Ia menatap keluar jendela memperhatikan para prajurit yang tengah latihan dengan keras. Seketika dirinya teringat saat saat dimana ia masih menjadi anggota kelompok Levi. Latihan bersama, lelah bersama, terkena marah Levi bersama dan juga kebersamaan nya dengan wanita dewasa bernama Petra Ral. Kenangan buruk itu berputar kembali. Ia menghela nafas pelan mencoba menghilangkan sesak.

Tangan nya mengusap perut yang telah sedikit membesar. Rasa bersalah menggelayuti nya. Ia mengandung anak dari pria yang dicintai wanita yang ia kenal. Ia tengah mengandung anak dari Levi yang jelas jelas Petra juga menyukai nya. Apakah ia disebut perebut pria orang lain? Apakah Petra disana merasa kecewa dengan nya?

Seperti kata orang penyesalan itu selalu datang di akhir dan sekarang ia merasakan nya. Dia menyesal mengandung anak ini. Dia menyesal membiarkan Levi memasuki rumahnya. Dia menyesal karena telah merawat luka Levi.

Air matanya turun membasahi wajah cantiknya. Isak tangis pelan itu sama sekali tak terdengar. Anak ini, janin ini seharusnya tidak ada di dalam perut nya. Pertemuan dengan Levi itu seharusnya tidak ada.

《♡●♡●♡●♡●♡》

Levi menggantungkan seragam nya di tempat yang telah di sediakan. Saat memasuki rumahnya ia melihat wanita nya itu dalam keadaan melamun dengan posisi tubuh menatap keluar jendela. Ketika dirinya memanggil namanya wanitanya itu tampak terkejut kemudian segera menoleh menatapnya dalam keadaan wajah sembab.

Kini ia mendekati gadis tersebut. Memegangi sisi wajahnya dan meminta sebuah penjelasan.

"Kau menangis, kenapa?"

Tak ada jawaban dari si lawan bicara. Gadis itu terbungkam. Ia menjauhkan tangan Levi dan kembali menatap keluar jendela. Pasti ada masalah dan Levi sudah menduga nya.

"(Name) tatap aku." Ucap Levi lembut. Ia menarik dagu gadis itu pelan untuk menatap mata nya.

Kedua mata gadis itu memerah. Perkiraan nya benar, seharian ini gadisnya itu menangis.

"Kenapa?"

Gadis nya itu menggigit bibir bawah terlebih dahulu sebelum menjawab.

"A-aku telah mengecewakan kak Petra." Ia menunduk menghindari tatapan Levi.

Levi terpaksa berjongkok dihadapan nya untuk menatap wajah cantik tersebut. Ia menggenggam kedua tangan nya, memberinya sedikit kehangatan. Ia masih terdiam membiarkan nya menyelesaikan ucapan.

"Kak Petra mencintai mu dan a-aku justru tengah mengandung anak mu. A-apakah dia kecewa?" Gadis itu kembali terisak pelan, air matanya kembali turun.

"Pertemuan dengan mu itu salah Levi. Seharus nya kita tidak pernah bertemu hiks."

"Hei dengarkan aku." Tangan kekar Levi bergerak menghapus air matanya. Ia mengangkat wajah gadis itu untuk kembali menatap nya.

"Dia tidak kecewa pada mu."

"Ba-bagaimana kau tau?"

"Aku tau karena ia anggota regu ku. Kakak mu tidak kecewa pada mu, dia tidak menyalahkan mu mungkin justru sebaliknya. Dengan pertemuan ini ia bisa menyampaikan pesan untuk ku lewat mimpi mu."

Senja mulai menyentuh titik terendah. Warna langit mulai menggelap di luar sana. Kicauan burung yang hendak pulang ke peristirahatan masing masing terdengar merdu di sertai dengan hembusan angin sore lembut. Cahaya matahari senja yang menyinari kedua insan berbeda jenis itu terlihat sangat indah. Levi mendekatkan diri dan perlahan melumat pelan bibir lembut wanitanya. Sebuah kecupan sebagai rasa kasih sayangnya selama ini. Walau tak ada balasan pria berpangkat kapten itu tidak mempermasalahkan nya.

Who Will Be Hurt? [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang