♤ 10,0

1.8K 374 57
                                    

•Now playing :

Crown
-TXT.

●●●●

Haneul meletakkan kembali mangkuk berisi bubur yang masih terisi penuh itu di atas nakas. Kini, ia hanya bisa duduk pasrah memandangi punggung ibunya yang enggan makan sedikitpun. Wanita itu hanya memelototi jendela dalam diam. Ia terlihat mengerikan.

Sebuah tepukan pelan pada bahunya mengalihkan perhatian Haneul. Sang ayah mengusap rambutnya pelan seolah berusaha mengatakan semua akan baik-baik saja. Haneul mengangguk pelan, lalu beranjak dan membiarkan ayahnya duduk di kursi yang sebelumnya ia duduki.

Haneul melirik sebuah jam besar yang menggantung pada dinding ruangan, sudah pukul delapan belas lewat tiga puluh menit. Ia harus segera sudah berada di rumah kediaman Kang sebelum jam makan malam dimulai. Gadis manis itu segera berpamitan dengan ayah dan ibunya.

Sembari berjalan menuju lantai dasar, Haneul mengirimkan pesan pada Jisoo. Karena belum ada balasan, Haneul memutuskan untuk duduk menunggu di ruang tunggu yang diramaikan oleh para pasien yang menunggu antrian nomor.

Jam digital kecil yang tertera di layar lockscreen ponselnya sudah menunjukkan pukul 06.50 PM. Namun, belum ada balasan. Haneul menggigit bibir bawahnya gelisah. Ya, seharusnya ia pulang lebih awal dan tidak buru-buru seperti ini.

Drrt... drrtt....

Haneul lansung memeriksa notifikasi tersebut. Untung saja, Jisoo sudah menjawabnya.

Nyonya Jisoo
Haneul-ah. Maaf ya, urusanku belum selesai di butik. Jadi aku tidak bisa menjemputmu, tapi jangan khawatir ya. Aku sudah meminta seseorang untuk menjemputmu.

Nyonya Jisoo
Ia bilang sedang dalam perjalanan.

Haneul terkejut batin, saat seseorang tiba-tiba menepuk lengannya. Ia lantas mengangkat kepala dan matanya lansung beradu tatap dengan sepasang manik hitam legam itu.

Haneul menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lalu segera beranjak dari kursi dan menghadap Taehyun.

"Eum... di mana ruang inap ibumu?"

Gadis itu kaget mendengar pertanyaan Taehyun. Ia pun segera mengetikkan sesuatu di note.

Ruangan 104 C, lantai 5.

Tanpa basa-basi, Taehyun lansung melenggang menuju lift. Haneul pun segera mengekori laki-laki itu masuk ke dalam sana. Keadaan lift kosong, saat mereka berdua masuk dan kini, hanya ada mereka saja di dalam sana.

Hening dan canggung sekali.

"Ekhem."

Haneul sontak refleks menoleh ke arah Taehyun. Laki-laki itu tampak mengusap lehernya yang gatal seraya tetap fokus menatap layar persegi panjang kecil yang menunjukkan posisi lantai.

Haneul pun buru-buru membuang muka, jangan sampai ia dikira sedang memperhatikan Taehyun secara diam-diam. Ini canggung sekali. Batinnya memilih menatap flat shoe yang ia kenakan.

Ting!

Pintu lift terbuka di lantai tiga, empat orang berjalan masuk ke dalam lift. Haneul lantas merapat ke pojok. Jantungnya berdegup dua kali lebih cepat, saat kulitnya tidak sengaja bersentuhan dengan kemeja Taehyun. Ia menelan ludahnya susah payah.

Lift kembali terhenti di lantai tiga, dua orang bertubuh besar berjalan memasuki lift lagi. Hal itu membuat seseorang tak sengaja menubruk tubuh Haneul, sehingga membuat gadis itu oleng ke samping.

Dream;TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang