♤ 24,0

2K 296 55
                                    

• Now playing :

Hello
-Rothy

● ○ ●

"Hera dimana sih! Kenapa ia tidak mengangkat teleponku?!" Gerutu Jihoon seraya melempar ponselnya ke arah kasur.

Sejak tiga puluh menit terakhir, lelaki itu berjalan mondar-mandir di kamarnya sambil terus mengomel. Bagaimana tidak? Jihoon berusaha menelepon Hera berkali-kali tapi gadis itu justru entah sesibuk apa sampai-sampai tidak sempat mengangkat telepon.

Drrt! Drrt!

"Hah! Itu dia!" Cecar Jihoon segera meraih ponselnya.

"Ha--"

"DARIMANA SAJA KAU!"

"Jangan berteriak!"

"Ya! Habisnya aku sudah lelah menghubungimu. Kau ini sebenarnya pergi kemana sih?!"

"Aku sedang bekerja tahu!"

"Bekerja? Kau bekerja? Bukankah kau bilang tidak akan sudi bekerja?"

"Hey! Nadamu seperti sedang mengejekku, dasar!"

"Aku tak mengejek kok."

"Aku diusir oleh si brengsek Hyunjin dari rumahnya, dan aku tak bisa menemui orang tuaku! Aku harus berjuang sendiri kau tahu dan ini semua karena ayah kurang ajarmu itu!"

"Ya ... itu benar."

"Jadi ada apa kau mencariku? Kalau tidak penting, aku harus kembali bekerja."

"Jangan berani kau tutup teleponnya! Jika aku menelepon terus seperti ini tak mungkin karena hal yang tidak penting."

"Lalu ada apa?"

"Ayah sepertinya sudah mengetahui keberadaan Haneul. Apa kau yang sudah menemukannya?"

"Tidak. Aku tidak menemukan Haneul dimanapun. Aku bahkan tidak ingin mencarinya lagi."

"Astaga, Hera. Bukankah sudah aku bilang kita harus menemukan Haneul sebelum ayahku!"

"Memangnya kenapa sih? Bukankah setelah kita menemukan gadis itu, kau juga akan memberitahukannya pada ayahmu?"

Jihoon terdiam. Ya, mana mungkin ia akan membiarkan ayahnya menemukan Haneul. Ia mengikuti seluruh rencana ayahnya justru untuk melindungi gadis itu. Jihoon tak akan mungkin memihak ayahnya saat ia tahu jelas kejahatan apa yang pria itu lakukan.

Saat peristiwa kecelakaan pesawat itu terjadi bertahun-tahun yang lalu, Jihoon masih sangatlah muda. Ia bahkan belum bisa berbicara dengan benar. Kecelakaan itu terjadi begitu saja dan merengut nyawa kedua orang tua kandung Haneul.

Haneul sendiri telah Jihoon anggap sebagai adik kandungnya, bahkan saat gadis itu belum lahir ke dunia ini. Jihoon tak dapat menyembunyikan kegembiranya ketika mengetahui sosok yang sudah ia anggap sebagi ibu keduanya itu sedang mengandung seorang bayi perempuan.

Akan tetapi, ia tak menyangka bahwa sebenarnya ayahnya tidak pernah merasakan kebahagiaan yang ia rasakan.

"Hey, Kau mendengarku tidak sih? Dasar."

Jihoon tersentak dari lamunannya. "Maaf, maaf ... ya, pokoknya aku ingin kau menemukan Haneul lebih dulu sebelum ayah. Mengerti?"

"Sepertinya disini kau yang tidak mengerti, Jihoon. Menurutku, Haneul tidak berada Seoul. Ia itu kurang pergaulan dan monoton. Aku sudah pergi ke tempat-tempat yang mungkin ia kunjungi dan tak juga menemukannya."

Dream;TaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang