• Now playing :
Homesick
-Dua lipa.● ○ ●
Saat ini, aula telah dipadati oleh siswa-siswi Hanlim Multi Art School. Atmosfer ruangan menjadi begitu sesak dan kurang kondusif. Tanpa disuruh pun, para siswa mulai menuju tempat penugasan masing-masing.
Di belakang panggung, Haneul bergabung bersama para siswa-siswi lain yang ditugaskan membuat confetti dari bahan kertas serta barang-barang lainnya yang akan dipergunakan untuk menghias panggung acara sabtu ini.
Yap, peran Haneul sebagai kurcaci ke enam diganti sebab beberapa orang memprotes keterbatasan Haneul dalam hal berkomunikasi dan ia pun berakhir menjadi orang di balik panggung. Tidak ada yang bisa Haneul lakukan selain merelakan perannya diambil orang lain. Sebenarnya ia sudah menduga semuanya tidak mungkin berjalan dengan baik.
Saat tengah sibuk memotong kertas bekas yang nantinya akan dijadikan conffeti, seorang gadis bermata bulat tiba-tiba saja menghampiri Haneul dan menghentikannya. "Eh ... tunggu sebentar. Kau tidak boleh mengguntingnya dengan asal-alasan, hasilnya bisa jadi buruk," omel gadis itu menunjuk bagian kertas yang tidak sengaja terlewati oleh Haneul.
Haneul mengangguk sekali. Gadis bermata bulat tadi beralih menatap Haneul lama, seperti sedang meneliti sesuatu.
Haneul mengerjap bingung saat gadis bermata bulat itu mendadak mengulurkan tangannya dan berkata, "annyeonghaseyo, namaku Jung Nami. Namamu Haneul, benar kan?"
Haneul mengangguk membenarkan dan lansung menyambut uluran tangan tersebut. Gadis yang juga bermarga Jung itu terlihat senang, "mannaso banggaweoyo."
Haneul mengakhiri acara jabat tangan mereka dan mengeluarkan ponselnya, lalu menuliskan sesuatu di sana. Senang juga bertemu denganmu. Tapi, darimana kau tahu namaku? Tulisnya pada aplikasi notes.
Nami tersenyum simpul, kemudian mengambil posisi duduk di samping Haneul, "ya ... kau cukup terkenal ... hampir setiap hari aku mendengar namamu dibicarakan di kelasku--tapi ... lupakan saja," Ia tertawa pelan, "eum .... aku akan duduk di sini dan membantumu memotong conffeti," ucapnya mengalihkan pembicaraan.
Haneul terdiam sejenak sebelum akhirnya mengangguk.
Setelah itu, mereka berbincang-bincang dan dari pembicaraan mereka, Haneul jadi mengetahui beberapa hal. Nami adalah tipe gadis yang penuh semangat, ia cukup humoris, dan dapat dengan mudah membangkitkan suasana. Nami sering tertawa dan senyumannya manis. Hal yang paling utama adalah ia mudah bergaul.
BRUKK!
Fokus masing-masing orang lantas buyar dikarenakan bunyi benturan yang lumayan keras. Tidak lama kemudian, terdengar suara ringisan seseorang. Orang-orang lantas mengintip apa yang terjadi di depan sana, Haneul yang penasaran pun ikut mendekati sumber suara. Matanya terbelalak.
Dilihatnya Hera terduduk di lantai dengan cairan bening yang menggenang di sekitarnya.
Tanpa pikir panjang lagi, Haneul menghampiri Hera dan membantu gadis itu berdiri. Hera merengek sembari menahan rasa perih di bokongnya. Ia menerima bantuan Haneul tanpa protes sedikitpun. Namun sedetik kemudian, Hera buru-buru menyentak tangan Haneul yang menggenggam lengannya.
Ia lansung melontarkan tatapan tajam,"hey! Apa yang kau lakukan."
Haneul kaget dan perlahan menjauhi Hera. Tadi ia melakukannya dengan refleks. Namun sepertinya, Hera tidak menyukai itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dream;Taehyun
Fiksi PenggemarBACA DULU, NANTI JATUH CINTA "Bagaimana jika kubilang aku mencintaimu? Apa itu terdengar aneh?" ---- Yuk, dibaca yaa!