• Now playing :
Butterfly
-BTS.+ × +
Bunyi derit kursi yang ditarik lantas membuat Jihoon menolehkan kepalanya. Ditariknya napas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan, sementara pria bertubuh kurus yang berada tepat di hadapannya itu bergeming.
"Ayah."
Pria tersebut melontarkan tatapan tajamnya, ia terlihat tidak senang dengan panggilan tersebut.
"Ayah terus bertambah kurus. Apa ayah baik-baik--"
"Diamlah, aku tak ingin bicara denganmu dan jangan memanggilku ayah, kau membuatku muak. Juga, orang mana yang baik-baik saja saat hidup di dalam penjara, dasar durhaka," Tukas pria berambut hitam yang tidak lain adalah Seokjin.
Ya, beberapa hari setelah percobaan pembunuhan terhadap Haneul, pihak kepolisian mulai melakukan serangkaian penyelidikan. Taehyun yang merupakan satu-satunya saksi tak dapat memberi kesaksiannya karena mengalami koma, oleh sebab itu penyelidikan sempat tertunda dan menggantung.
Hari demi hari, akhirnya kepolisian berhasil menemukan bukti-bukti kuat yang mengarah pada Kang Seokjin, salah seorang pengusaha mapan di Korea Selatan. Setelah itu, polisi mulai memburu Seokjin dengan surat laporan yang Jihoon tanda tangani sendiri.
Pada akhirnya, polisi berhasil menangkap Seokjin dan menjebloskannya ke balik jeruji atas putusan pengadilan.
"Ayah--"
"Kubilang berhenti memanggilku ayah! Daripada berbicara panjang lebar denganku, lebih baik kau mengeluarkanku dari tempat ini!" Pekik Seokjin dengan nada tinggi dan sukses mendapat teguran dari dua orang polisi yang mengawas.
Jihoon menghela napas pelan, "ayah telah melakukan banyak hal yang seharusnya tidak dilakukan. Oleh sebab itu, ayah menerima akibatnya."
"Apa yang kau tahu, huh? Aku melakukan semuanya demi keluarga ini! Memangnya sampai kapan kita harus hidup sebagai bayang-bayang si kurang ajar itu?! Dibandingkan ia, aku jauh lebih berkorban dan berjuang! Tapi tidak ada yang menyebutku jenius!"
"Bukankah paman Jaehyun selalu bilang agar ayah tidak memperdulikan perkataan orang lain? Orang lain hanya bisa berpendapat, paman Jaehyun dan karyawan lainnya selalu memuji ayah."
Seokjin mendecih, "saat itu kau masih sangat muda, Jihoon. Kau tidak mengerti apa-apa ..."
"Kau hanya tahu tersenyum dan terus mengakrabkan diri dengan pria dan wanita yang bahkan bukan orang tuamu. Sekarang kau sudah beranjak dewasa, jadi aku akan memberitahumu satu hal. Dalam hidup, kau butuh pengakuan dari khalayak. Perusahaan jelas-jelas dijalankan oleh dua orang, sudah sepantasnya aku juga dipuji dan dijunjung!" Sambungnya.
Jihoon tak dapat menyembunyikan kekesalannya. Rasanya ia sangat ingin mengutarkan sesuatu yang kasar, namun ia masih memandang Seokjin sebagai seorang ayah dan tetap menghormatinya.
"Kalau begitu ... apa salah Haneul? Dia tidak melakukan apa-apa."
"Tentu saja karena ia adalah putri tunggal Jaehyun. Jika ia tahu tentang keluarga aslinya, kita akan kehilangan segalanya! Ia akan mengambil ahli perusahaan dan kita akan kehilangan kehormatan lagi!"
"Tidak ayah, Haneul tidak akan begitu," Jihoon menggeleng.
"Kau ini memang belum mengerti apa-apa, tak ada gunanya berdebat lagi. Sekarang pergilah dan jangan pernah kembali kecuali kau mau mengeluarkanku dari tempat terkutuk ini."
Salah seorang polisi berjalan menghampiri Jihoon, memberitahunya bahwa waktu kunjungan sudah habis. Jihoon hanya bisa menghela napas. Rasanya ia tak pernah sekesal ini seumur hidupnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/188543419-288-k843926.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream;Taehyun
FanfictionBACA DULU, NANTI JATUH CINTA "Bagaimana jika kubilang aku mencintaimu? Apa itu terdengar aneh?" ---- Yuk, dibaca yaa!