03. Pertama Kali

6.6K 746 315
                                    


Setelah mendapatkan tiketnya, dengan cepat kaki Jongin berlari memasuk area wisata Menara Eiffel yang begitu terkenal di kota Paris. Sekretaris Oh menyuruhnya datang menemui di tempat ini, pagi-pagi sekali, bahkan tempat ini baru saja dibuka.

Padahal ini masalah pekerjaan, tetapi sang bos malah serta-merta terbang sendiri saja bersama sang sekretaris tanpa menunggu Jongin yang terlibat di sini, yang harus menemaninya bertemu investor.

"Sekretaris Oh!" Jongin berseru kala menangkap seseorang yang dikenal. Beruntung tempat ini sedang sepi sehingga Jongin bisa menemukan dengan mudah.

"Oh, kau sudah datang, Jongin ssi?" Sekretaris Oh menyapa dan mengajaknya duduk di kursi taman yang panjang yang disediakan di sana.

Jongin terengah sembari duduk, Sekretaris Oh menyodorkan minuman ringan untuknya. "Maaf, menyuruhmu datang sendiri. Aku sudah meminta Presdir Do untuk mengajakmu terbang bersama ke sini, tetapi dia menolak dengan wajah yang menyeramkan."

Jongin melirik sang sekretaris. Wajar saja dia menolak, apalagi setelah insiden menelepon semalam. Jongin yakin sang presdir begitu marah dan membencinya.

Jongin meneguk minuman ringannya hingga habis. "Lagi pula mengapa sudah terbang sepagi ini? Bukankah pertemuannya ditunda? Orang suruhan Tuan Aubert baru akan datang menjemput jam tiga nanti sore."

"Presdir Do yang menginginkan." Sekretaris Oh berucap sembari melirik lurus di depan sana. "Dia belum pernah berpergian ke luar negeri sebelum ini. Kendati ini adalah perjalanan bisnis dan masalah pekerjaan, sesekali ia ingin berlibur. Ia pula ingin mengunjungi tempat-tempat wisata semacam ini meskipun hanya sebentar saja."

Jongin tak membalas. Matanya ikut menatap lurus mengikuti pandangan Sekretaris Oh; cukup jauh di depan mereka, lelaki mungil itu berdiri menikmati pemandangan. Kepalanya menengadah, senyuman yang indah menemani pandangan yang teduh yang melirik ujung Menara Eiffel yang berada jauh di seberang mereka.

"Apa Sekretaris Oh sudah mengenal Presdir Do sejak lama?" Jongin bertanya rendah, berusaha memberi pandangan seolah ia sedang benar-benar bertanya, bukan sedang menggali informasi.

Beruntung, sang sekretaris tersenyum menanggapi. "Lima tahun yang lalu. Kami bersekolah di sekolah tinggi yang sama." Sekretaris Oh mulai serta-merta menceritakan. "Saat itu aku dan orang tuaku bahkan sungguh kesusahan masalah biaya sekolah dan berpikir ingin berhenti saja bersekolah. Lantas, aku tak tahu apa yang terjadi kemudian Shim Cosmetics memberikan beasiswa penuh untuk sekolahku dan memintaku menjadi sekretaris pribadi suami Presdir Shim ketika sudah lulus. Aku tak dapat menolak, apalagi saat tahu jika suami Presdir Shim adalah Presdir Do, teman baikku di sekolah."

Jongin menyandarkan punggung pada kursi taman yang disediakan. Lima tahun yang lalu bukan waktu sebentar, dia dan Baekhyun bahkan baru saja berjalan selama dua tahun. Keluarga Shim benar-benar menyimpan dengan rapat.

Jongin menghela napas dan kembali memandangi lelaki mungil di seberang sana. Tiba-tiba saja, Jongin menelan air liur membasahi kerongkongan yang seketika tercekat. Dia bahkan tak punya alasan mengapa harus jantungnya sekelebat berdetak dengan begitu cepat.

Jongin tak dapat mungkir, Presdir Do di seberang sana begitu cantik jelita, padahal dia seorang lelaki. Wajah putihnya begitu bersinar. Bibir yang begitu merah menebar senyum yang manis. Lantas, ditambah dengan aroma buah persik yang menjadi feromonnya, sejak tadi mengusik indera penciuman Jongin; memabukkan.

"S—Sial!"

Jongin tak pernah sekali pun mengakui seseorang itu cantik pula menawan. Dia bahkan tak banyak mengenal Omega selama ini, seseorang berjenis Omega yang dikenal hanyalah Lee Taemin, rekan kerjanya, dan satu Omega lagi yang merupakan suami dari adek lelakinya. Jongin enggan terjatuh pada siapa pun.

Luscious FinnimbrunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang