Segelas susu hangat diletakkan di atas meja sofa ruang tamu, mengundang Kyungsoo untuk melirik si pelaku yang kini tersenyum indah sembari menyeruput secangkir minuman hangatnya di tangan. Sang Alpha, tampak tampan dengan surai yang masih basah dan lembab.
"Minumlah selagi hangat," ucap Alpha itu membuat Kyungsoo melirik susu hangat yang diletakkan di atas meja sofa.
"Susu hamil?" tebak Kyungsoo selaras kepala berbalik melirik sang Alpha. Lelaki itu mengangguk menjawab Kyungsoo. "Aku tidak mau! Susu untuk orang hamil tidak enak! Aku ingin espresso!"
"Soo, kafein tidak baik untukmu. Susu ini yang baik."
Kyungsoo berdecak kesal, tetapi ia malah meneguk segelas susunya dan tak berani melawan sang Alpha. Ia bahkan meneguk hingga habis sebelum kembali berkutat pada laptopnya.
Jika dihitung hari demi hari. Ini adalah hari ke lima puluh dua masa kehamilan Kyungsoo. Perutnya memang belum terlihat membesar, namun Kyungsoo sudah merasakan ada perubahan di dalam tubuhnya.
Di samping itu, sejak hari pelantikan beberapa waktu lalu, semuanya membaik. Kendati masih banyak keluhan yang seringkali terlontar dari bibir Kyungsoo, namun mereka sedikit saling menerima. Kyungsoo akui, sang Alpha begitu tabah merawatnya.
"Aish! Tidak seimbang!" Kyungsoo menggerutu, laporan mingguan perusahaan yang sedang ia periksa, lagi-lagi tidak sesuai dan salah.
"Kau sedang mengerjakan apa?" Sang Alpha menyapa.
"Bukan urusanmu." Namun Kyungsoo, seperti biasanya, membalas dengan dingin dan kasar.
Sang Alpha tak menyerah, dia mengintip dan menilik laporan mingguan yang sedang dikerjakan Kyungsoo. Sebenarnya ini bahkan bukan tugas Kyungsoo, ia hanya perlu memeriksa dan menandatangani jika sudah tercetak. Namun, ada kalanya ketika memeriksa, laporan yang diterima seringkali tidak masuk akal.
"Ah ini lagi? Mari kuperbaiki." Sang Alpha lantas datang merapat, ia menarik laptop itu ke hadapannya. Dengan cepat, lantas tangan mengutak-atik.
Kyungsoo sendiri tak tahu mengapa, tetapi sejak mereka terikat, Kyungsoo sama sekali tak dapat membantah lelaki Alpha ini. Meskipun diikuti dengan beberapa omelan di bibir, Kyungsoo selalu menaatinya.
Kyungsoo terus menatapi; bukan tentang laporan mingguan, Kyungsoo malah lebih terpesona dengan wajah tampan yang serius itu. Kyungsoo pernah mengorek-ngorek, lelaki Alpha ini adalah seorang lulusan akuntansi. Jadi, jika laporan itu sudah berada di tangannya Kyungsoo tak perlu khawatir. Lagi pula, hal semacam ini sudah berkali-kali terjadi selama kebersamaan mereka; seringkali ia ikut campur tiap kali Kyungsoo sedang memeriksa laporannya.
"Ah, selesai! Lihatlah?" Seruan Sang Alpha menyadarkan Kyungsoo, membuatnya melirik memeriksa kembali laporan mingguan itu.
"Ckck ... kau benar-benar tak mengizinkan sedikit saja pegawaimu korupsi? Baru saja sebulan menjabat laporan harus jelas terperinci dan selalu saja stabil. Uh, Presdir Do benar-benar bijaksana." Puncak kepala terasa hangat lantaran tangan besar itu mengusak mesra.
Demi Tuhan, sebenarnya Kyungsoo tidak mau menolak sentuhan itu, tetapi ia malah berlagak tidak menyukai. Tangan besar sang Alpha ditepis dengan kasar. Kyungsoo berdecak, berlagak kesal.
Sang Alpha hanya tersenyum. Dia lantas membuat Kyungsoo terkesiap karena ia berbaring di atas sofa dan merebahkan kepalanya di atas pangkuan Kyungsoo.
"Hei! Apa yang kau lakukan?!" Kyungsoo ingin memberontak. Namun, sang Alpha menghalangi.
"Kumohon sebentar saja. Biarkan seperti ini." Kepalanya bahkan memutar dan berhadapan dengan perut Kyungsoo. Semena-mena saja ia menyibak baju Kyungsoo hingga perut yang belum membesar itu tersibak.

KAMU SEDANG MEMBACA
Luscious Finnimbrun
Fanfiction[COMPLETED] (21+) Boys Love. This story contains some sex scenes in detail, unappropriate words, and uneducated manners. Do not read if you're underage! Tujuan hidup Kim Jongin hanya satu; menghancurkan keluarga Beta yang telah menghancurkan k...