10. Kebenaran

5K 645 105
                                    



Jongin meregang kedua tangan kala keluar dari dalam ruangan rapat. Ketika mengintip ke dalam ruangan, sang presdir sedang berada dalam panggilan telepon. Barangkali, ia menghubungi sekretarisnya.

Sebuah senyuman tersemat di bibir Jongin. Ada rasa sedikit kemenangan di hati atas apa yang dilakukannya. Sang presdir tampak sudah terjatuh padanya. Ia bahkan terus memandangi Jongin kala sedang menjelaskan kinerja dan pencapaian sang presdir selama ini.

Padahal, tadi itu hanya inisiatif saja lantaran sang presdir tampak gugup untuk masuk ke dalam ruangan rapat; bahkan tidak ada perintah sama sekali, semacam mewakili Sekretaris Oh untuk hal ini, seperti yang Jongin ucapkan di depan khalayak.

"Eum. Semuanya baik-baik saja. Para eksekutif juga para pemegang saham tampak yakin dan memihak pada kita." Langkah sang presdir terhenti di depan pintu ruangan rapat yang hampir kosong. Jongin tetap tersenyum menikmati.

Jongin sendiri tak tahu perasaan apa yang semacam ini. Namun, perasaan hati damai kala menikmati bagaimana jelitanya wajah sang presdir. Selama ini, Jongin bahkan tak tertarik sama sekali dengan hal semacam kecantikan. Terlebih Byun Baekhyun yang dikencani; Beta itu pun cantik, tetapi Jongin tidak terlalu sering memandangi dengan nikmat. Untuk Omega ini, dia benar-benar mengalihkan dunia Jongin.

"Segera datang begitu mobilnya sudah baik. Aku ingin segera menemui Dokter Park."

Setelah kalimat perintah itu, sang Omega memutuskan sambungan telepon. Jongin masih saja dengan senyuman memandangi.

Barangkali itu terlihat aneh, sehingga sang Omega berkerut dahi dan menatap tajam; sudut bibir terangkat, semacam mengejek Jongin.

"Hentikan tampang semacam itu Presdir Do, wajahmu menjadi tak cantik."

Sang Presdir berdecak kesal dengan gumaman yang tipis, "kau bahkan menganggapku seekor serangga."

Jongin dapat mendengar desis rendah itu. Ia bahkan tertawa terbahak-bahak. "Aku tak mungkin mengakui jika itu adalah gigitan Presdir Do ketika kita berciuman."

"Lelaki sialan! Berani-beraninya kau membahas—kau bahkan tak berhenti berbahasa santai!"

Setelah berucap sang Presdir melangkahkan kaki, dia berusaha melarikan diri. Namun, dengan sigap Jongin menangkap pergelangan tangannya.

"Hei? Mau ke mana?" tanya Jongin dengan begitu lembut nan jantan.

Sang Omega mendadak risih, dia begitu gelagapan berusaha melepas genggaman tangan Jongin. "L—Lepaskan! Bagaimana jika ada yang melihat?! Kau gila!" Bentakannya terdengar seperti bisikan.

"Kau belum berucap terima kasih untuk rapat ini. Aku ingin mendengarnya," ucap Jongin.

"Bodoh! Kau pikir aku yang meminta?! Kau sendiri yang serta merta melakukan! Lepaskan aku!"

Jongin tersenyum kernyih. "Bukankah aku tampan tadi? Aku keren." Dia menyombongkan diri.

"Kau bodoh! Lepaskan, kubilang!"

"Katakan aku tampan, maka akan kulepaskan," Bukannya melepaskan, alih-alih Jongin semakin mempererat genggaman di tangan sang Omega.

"Lepaskan! Lagipula buat apa aku harus mengatakan hal bodoh semacam itu?! Kau benar-benar gila!" Dia masih saja memberontak.

"Ayo Soo, katakan Jongin tampan!" Jongin semakin menggodanya.

"Berengsek! Jangan panggil namaku! Kau bodoh!" Namun, Omega cantik tetap saja memberontak. Bualan konyol Jongin tak sama sekali diindahkannya.

Luscious FinnimbrunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang