"Hah!"
Jongin menghela napas, tubuh berbaring dan merebahkan diri di atas sofa rumahnya. Kedua tangan bertengger di atas dahi dan ia menutup matanya.
Jongin masih tidak bisa percaya dirinya sendiri. Tidak hanya menghamili, ia pun mengikat sang Omega. Bahkan di genggaman tangan masih terpegang sebuah file hasil rutin pemeriksaan Do Kyungsoo dari dokter pribadinya.
Lelaki Omega itu tidak bohong. Tanda lahir milik Kim Jongin kini ikut menandai tubuh sang Omega, tercetak tegas di pintu rahim sang Omega.
Pantas saja rasa mual dan ingin muntah merasuki manakala ia mencium bibir dan merangkul mesra kekasihnya, Byun Baekhyun, sore tadi. Ini semua adalah pengetahuan dasar tentang spesies seperti mereka; jika sudah terikat, perasaan aneh dan tidak enak seperti, mual, sakit kepala, dan ingin muntah itu, akan merasuki tubuh ketika mereka bersentuhan secara intens dengan orang yang bukan pasangan terikat mereka.
Sekali lagi, helaan napas terdengar dari bibir Jongin. Padahal selama ini ia tak pernah berpikir untuk berhubungan serius dengan siapa pun. Namun, sudah bertindak sejauh ini, Jongin sama sekali tak merasa bersalah, tidak ada rasa kesal dan menyesal. Alih-alih, hati berbunga-bunga dan dada berdesir hebat.
"Aku sudah gila." Jongin menggerutu. Dia sudah benar-benar tak bisa mengerti dengan perasaannya sendiri. Kini, logika dan naluri Jongin sudah memilih langkah yang berbeda.
Niat awal mendekati hanya sekedar sebagai perantara untuk mendapat kembali harta keluarganya yang dirampas, tetapi kini, Kim Jongin menjadi benar-benar gila. Ia menjadi serakah sekali dan tak ingin melepas lagi sang Omega.
"Hah, Do Kyungsoo ... Kim Kyungsoo."
***
"Bodoh!"
Boleh dipercaya, ini sudah hampir yang keseratus kalinya, Kyungsoo terus saja mengumpat di atas ranjang sembari menatapi pintu kamar yang tertutup rapat. Setiap umpatannya tidak lain ditujukan untuk sang Alpha yang entah sedang apa di luar sana.
"Hah!" Helaan napas resah terdengar sejurus tubuh berbalik menatap langit-langit kamar. Tangan mengelus perut yang masih ramping namun sudah terisi benih di sana. Umur janinnya hampir saja menuju minggu yang ketiga.
Kyungsoo lantas menutup mata, hidung menghirup dan meresapi aroma kamar yang dipenuhi oleh feromon lelaki Alpha yang sudah berkali-kali merengkuhnya.
Hari kemarin, aroma feromon itu terasa pekat dan menusuk hingga tubuh menjadi tak menentu dan terasa begitu menggelitik. Namun kini, setelah mengetahui dirinya hamil, aroma feromon ini menjadi semacam relaksasi. Hanya dengan menghirup aroma ini, Kyungsoo dapat menenangkan pikiran yang kacau.
Ah, ini sudah benar-benar gila. Benar-benar menjadi tak waras. Jika terus dibiarkan semacam ini, Kyungsoo yakin semuanya akan menjadi-jadi; Kyungsoo begitu khawatir jika ia benar-benar tak dapat apa-apa lagi jika tanpa sang Alpha; dan akal sehat Kyungsoo belum menemukan solusi apa pun untuk mengalahkan hasrat yang semacam ini.
Kejadian beberapa jam lalu terngiang kembali. Desir jantung Kyungsoo menjadi begitu panik dan takut sekali manakala kaki tergelincir. Itu adalah ketakutan terhebat pertama kali yang ia rasa seumur hidupnya. Dia bahkan tak tahu apa yang terjadi jika ia benar-benar terjatuh di atas lantai tanpa ada sang Alpha yang menangkap. Barangkali janinnya tak selamat atau mungkin dirinya sendiri pun ikut tak selamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Luscious Finnimbrun
Fanfiction[COMPLETED] (21+) Boys Love. This story contains some sex scenes in detail, unappropriate words, and uneducated manners. Do not read if you're underage! Tujuan hidup Kim Jongin hanya satu; menghancurkan keluarga Beta yang telah menghancurkan k...