"KIM JONGINNN!"
Sang Omega memekik sembari merengek, membuat Jongin yang baru saja memasuki rumah terburu-buru datang mendekati.
"Iya, Sayang. Aku datang!"
Tak lupa Jongin mampir ke dapur rumah mereka sebelum mendekati Omega-nya. Jongin perlu membawa sebuah piring untuk camilan yang baru saja ia beli di luar sana. Sang Omega menginginkan spageti.
"Lama sekali! Kau beli di Italia?!" Dia mengomel.
Kim Jongin hanya dapat menghela napas, tak dapat membalas sang Omega dengan ikut membentak keras, ia tak mau egois di saat Omega-nya sedang di masa seperti sekarang ini.
Kim Jongin membuka belanjaannya, menuangkan spageti yang dibelinya ke dalam piring yang ia bawa dari dalam dapur. Wajah sang Omega tampak girang dan tak sabar menyambut spageti pesanannya.
"Ini pasti enak!" Bibir bahkan memuji sembari menelan liur, kedua tangannya pun sudah memegang sendok dan garpu.
Namun, kegembiraan itu tak bertahan lama. Manakala ia berusaha menelan sesuap saja spageti hangat itu, mulutnya memberontak dan mengeluarkan kembali seluruh yang ditelannya.
"Ooueekk!" Sang Omega memuntahkan makanannya, sama seperti beberapa saat lalu kala Jongin memberikan makanan lain yang diinginkannya. Mulut dan perut sang Omega benar-benar menolak semua yang ia makan.
"Kim Jonginnnn!" Dia merengek, mengempas tubuh di sandaran sofa, tak peduli dengan kerepotan Jongin yang tengah membersihkan muntahannya.
Wajar saja. Ini sudah merupakan trisemester pertama di masa kehamilannya. Di mana ia sedang begitu parah mengidam dan kemudian menolak seluruh apa-apa yang diidamkannya. Spageti yang dibeli Jongin pun bahkan sudah menjadi makanan ke sepuluh yang ia inginkan malam ini. Tetap saja, itu tak berakhir baik.
"Soo, jangan terlalu keras mengempas tubuhmu! Kasihan Jisoo!" Kali ini Jongin menghardik, memperbaiki letak duduk sang Omega.
Perutnya pun sudah sedikit membesar sekarang. Meskipun belum terbentuk dengan sempurna, Jisoo sudah terlihat ketika mereka melakukan pemeriksaan hari kemarin. Dokter kandungan mengatakan jika Jisoo dalam keadaan yang begitu sehat.
"Aku lapar!" Dia merengek.
"Bagaimana dengan mencoba memakan buah. Aku belikan buah persik." Kim Jongin memberikan penawaran lain.
Sang Omega mencebil. "Buah persik? Aku tak suka aromanya!" Dia berseru manja.
Jongin hanya terkekeh, tetapi mulai berlarian menuju wastafel dapur dan mencuci buah persik yang dimaksud.
"Mengapa tak suka? Aku bahkan begitu menggila akan aromanya," ucap begitu kembali menuju sofa, memotong buah-buah persik itu untuk mempermudah Omega-nya memakan.
"Menggila? Dengan aroma buah ini?" Dia berkernyit sembari mengambil satu buah persik dari piring buah dan mulai mengendus.
"Eum. Beginilah persis aroma feromonmu, bagaimana bisa aku tak menggila?" jawab Jongin dengan senyuman.
Sang Omega malah semakin berkernyit. "Aku? Aromaku? Begini?!" Dia bertanya meyakinkan lagi. Jongin mengangguk mantap. "Tidak mau! Itu bukan aromaku!" rengeknya panjang sembari kembali mengempas tubuh.
Jongin hanya dapat berdecak menanggapi perilaku sang Omega. "Ayolah, Soo. Cicip lebih dulu, ini tidak buruk." Jongin bahkan memaksa sang Omega untuk mengunyah buah persik yang sudah ia bersihkan dan dipotong.
Kendati sudah banyak rincian makanan yang ia minta sejak pagi tadi, belum satu pun juga yang masuk ke dalam perutnya. Jongin tahu jika kini sang Omega begitu frustrasi dan kelaparan.
![](https://img.wattpad.com/cover/189360580-288-k277531.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Luscious Finnimbrun
Fanfiction[COMPLETED] (21+) Boys Love. This story contains some sex scenes in detail, unappropriate words, and uneducated manners. Do not read if you're underage! Tujuan hidup Kim Jongin hanya satu; menghancurkan keluarga Beta yang telah menghancurkan k...