Delapan

2.7K 144 4
                                    

Happy Reading 😊

Hari ini Ocha sangat sebal dengan tingkah laku Fahri yang dengan seenaknya ia ijin untuk tidak mengikuti belajar kelompok terlebih lagi semua soal harus Ocha yang mengerjakannya.

Diruang guru Ocha terdiam memikirkan rencana apa yang pas untuk dirinya kabur dari soal-soal matematika yang sangat banyak dan sulit ini.

Pak Soehendi yang tengah duduk didepan Ocha ia memperhatikan muridnya menjawab soal-soal dengan raut wajah yang malas.

"Kamu ada masalah?" ucap Pak Soehendi membuyarkan pikiran Ocha

Dengan gugup Ocha menjawab. "Anu pak, s-saya sebenarnya dari tadi ingin pulang."

"Pulang? Untuk apa?"

"Kepala saya pusing Pak, gak bisa mikir untuk menjawab semua soal ini," alibi Ocha dengan wajah memelas.

"Kamu lagi gak bohong kan Ocha?" tebak Pak Soehendi sambil mengamati wajah Ocha serius.

"E-enggak Pak. Saya mohon Pak izinin saya pulang, soalnya udah pusing banget. Saya janji semua soal ini akan saya jawab sampai tuntas," balas Ocha meyakinkan sang guru yang berada didepannya ini.

"Baiklah besok jam 7 pagi kamu harus kumpulkan buku itu ke meja saya, Paham?"

"Paham Pak, saya permisi dulu," balas Ocha sambil berpamitan kepada gurunya.

***

Pukul menunjukan 20:00. Ocha yang masih setia dengan seragam putih abu-abunya, kini ia sedang berada disalah satu cafe dengan secangkir coklat panas tak ketinggalan pula tugas-tugas yang diberikan Pak Soehendi pun ada didepannya. Sambil duduk memainkan ponsel Ocha dikagetkan dengan pecahan gelas yang tak jauh dari dirinya.

Sang pelayan cafe sedang membereskan pecahan gelas tersebut, sedangkan disisi lain ada seorang cowok yang sedang berdiri sambil meminta maaf. Tunggu sepertinya Ocha mengenali cowok itu, dengan rasa penasaran ia menghampirinya.

"Ya ampun ternyata elo? Hobi banget sih nabrak orang," kekeh Ocha melihat Fahri dengan baju yang basah dan kotor terkena kopi.

Dengan wajah kesal Fahri menarik tangan Ocha keluar dari cafe. "Lo ngapain disini?"

"Bukan urusan lo, sekarang lo ikut gue masuk kedalam kerjakan sisa soal matematika itu. Ayo!" ajak Ocha sambil menarik tangan Fahri masuk kembali kedalam Cafe.

"Gak usah tarik-tarik bego, sakit tangan gue. Jadi cewek kasar banget." kesal Fahri.

"Nah sekarang lo duduk gantian jawab soal-soal itu gue udah pusing, gak boleh nolak," tatap tajam Ocha kepada Fahri.

"Iya, gak usah melotot. Mau gue colok?"

"Udah cepet kerjakan!"

Setengah jam mereka berada dicafe itu, sampai Ocha ketiduran disana sedangkan Fahri ia masih mengerjakan soal yang belum terselesaikan.

"Mohon maaf mas ganggu sebentar, cafe mau ditutup apakah mas dan mbaknya bisa keluar sekarang?" tanya salah satu pelayan cafe dengan ramah.

Tomboy Girl ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang