Happy Reading 😊
Fahri, Ocha, Tasya, Chika, Hasan dan Husein mereka sedang berkumpul disalah satu angkringan alun-alun kota. Mereka sengaja berkumpul untuk saling bercerita atau bahkan ghibah.
Mereka duduk melingkar dengan ditengah-tengahnya terdapat sebuah makanan dan minuman.
"Eh mulut gue gatel pingin ngomong ke Ocha sama Fahri gimana dong Chik," tutur Tasya sambil melirik Chika tersenyum tipis.
"Bentar aja kali ah, takutnya Fahri shock dengernya," balas Hasan.
Fahri menautkan alisnya kebingungan. "Apa sih maksud kalian berdua?"
"Chika sama Hasan pacaran?" tanya Ocha membuat semuanya melongo dengan tebakan gadis itu.
Chika cengengesan. "Tau aja lo Cha."
"Wah parah si mainnya sembunyi-sembunyi. Sejak kapan lo jadian?" tanya Fahri.
"Belum ada seminggu mereka jadian," balas Husein sambil melihat kembarannya yang malu-malu kucing.
Fahri melempar tisu yang diremas-remas olehnya. "Pajak jadian dong! Diem-diem bae lo."
"Selamat ya Chik, semoga langgeng," kata Ocha sambil tersenyum lebar.
"Terus lo kapan nih punya pacar?" celetuk Tasya.
Chika melirik Fahri. "Cowoknya keknya terlalu mengulur waktu."
Fahri yang sadar dengan sindiran itu membuat ia tak percaya diri saat ini, ntah mengapa ia takut ditolak oleh gadis tomboi itu. Lihat saja teman-temannya menyudutkannya, sedangkan gadis itu masih terlihat tenang.
Tiba-tiba saja Fahri berdiri dan merogoh ponselnya dari saku celananya. Ia menerima sebuah telepon dari seseorang.
"Halo??"
"Fahri ini Mama, segera ke Cafe ada yang mau kita bicarakan."
Cowok itu menekuk wajahnya membuat para teman-temannya kepo dengan pembicaraan Fahri.
"Bisa kan nak?"
"I--iya bisa."
Setelah telvonnya terputus Fahri kembali duduk dan berpamitan untuk pergi. Untung saja para temannya mengerti kondisi cowok itu.
Kepergian Fahri sebenarnya membuat Ocha sedikit sedih karena menurutnya tanpa dirinya seperti ada yang kurang.
"Yaa gue jadi obat nyamuk kalian dong ini," cicit Ocha.
"Yaelah biasa aja kali Cha," balas Husein.
Tasya kemudian duduk mendekati Ocha. "Gimana mau ikutan liburan gak?"
"Nah iya, gimana lo ikut kan?" timpal Chika dengan antusias.
"Jelas ikut lah kan ada DOI nanti disana," celetuk Hasan.
Ocha tersenyum. "Minta maaf ya, gue gak bisa ikutan."
"Loh kenapa?" tanya Husein
"Sebenarnya ini terakhir kali kalian kumpul bareng gue, karena besok gue pindah ke bandung lagi," Balas Ocha dengan datar.
"Apa sih becanda lo gak lucu tau gak!" ucap Tasya kesal.
Ocha menatap Tasya serius. "Gue serius Sya."
"Kenapa? Apa gara-gara masalah Rafa lo masih terauma jadi lo pindah kebandung lagi?" tanya Chika
"Apa diantara kita ada yang nyakiti lo?" timpal Husein.
Hasan menuding gadis tomboi itu. "Gue tau pasti gara-gara Fahri phpin lo ya?"
"Tebakan kalian salah, gue emang trauma sama masalah kemarin. Kalian baik sama gue, ini tuh sebenernya udah rencana lama gue," jelas Ocha.
"Fahri tau gak soal hal ini?" tanya Chika serius.
Ocha menggelengkan kepalanya. "Sebenarnya gue kesini mau bahas ini, cuman karena tadi Fahri pergi dulu yaudah gue ngomongnya sama kalian aja."
"Gue gak rela lo pindah Cha," rengek Tasya sambil memeluk gadis disampinya.
"Iya lo terlalu asik buat kita. Pliss jangan pindah dongg," ucap Chika memohonğ dengan memegang tangan Ocha.
"Sorry girls gue gak bisa. Gue janji sebulan sekali gue main kejakarta deh," kata Ocha.
Chika dan Tasya memeluk Ocha, ia enggan untuk kehilangan gadis itu, tapi mau gimana lagi itu hak Ocha mereka tidak bisa melarang sepenuhnya.
Hasan dan Husein juga turut sedih mendengarnya, coba saja Fahri disini pasti cowok itu melarang keras gadis yang disayanginya pindah secara mendadak.
"Udah malem, gue pamit pulang ya. Takut bokap marah-marah," kata Ocha.
Tasya dan Chika tidak mau melepaskan pelukannya ia masih menangis tidak rela sahabatnya pergi.
"Mereka sayang sama lo. Kita semua gak mau pisah sama lo Cha," Ucap Husein.
Hasan menarik tangan pacarnya dari pelukan itu. "Udah ya. Kita doain Ocha semoga dia sukses dibandung."
"Jangan lupa main kejakarta Cha," balas Chika sambil mengusap air mata dipipinya.
"Iya gue janji bakalan sering main kesini," jawab Ocha sambil berusaha melepaskan pelukan dari Tasya.
Tasya menggelengkan kepala. "Gue gak mau lepasin pelukan ini, ayo dong telvon Fahri biar dia bisa bujuk Ocha," katanya dengan suara serak.
"Sya, ini keputusan gue. Siapapun yang bujuk gue bakalan pindah," ucap Ocha.
Kalau boleh jujur Ocha juga sedih dengan perpisahan ini, mereka terlalu baik kepadanya. Namun mau gimana lagi ini sudah keputusannya dan gak bisa diganggu gugat.
"Gue takut lo jadi sombong sama gue Cha. Kebanyakan temen kalau udah gak bareng lagi pasti hilang kontak, dan kalaupun ketemu pasti gak nyapa," kata Tasya.
"Ya ampun Sya, gue gak gitu orangnya. Selagi mata gue gak minus dan bisa tau itu lo pasti gue nyapa kok. Dan perlu lo inget nomer telvon gue anti gonta-ganti," jelas Ocha meyakinkan sahabatnya itu.
"Lo harus janji sama kita jangan pernah lo lupain kita semua," tutur Tasya sambil melepaskan pelukanya.
"Iya, gue janji."
Kaos Ocha yang tadinya kering pun menjadi basah karena air mata sahabatnya membuat gadis itu tersenyum kecil melihatnya.
"Ocha sorry udah buat kaos lo basah," celetuk Chika sambil tersenyum lebar.
"Gapapa, yaudah gue pamit. Jaga diri kalian baik-baik," ucap Ocha sambil berjalan dan melampaikan tangan.
Tasya dan Chika terus saja menangis membuat pacarnya bingung menenangkannya.
"Udah ya jangan nangis, ntar juga main lagi kesini," ucap Husein kepada Tasya.
"Kamu gak tau sih betapa sedihnya ditinggal sahabat yang sudah aku anggap jadi saudara sendiri," balas Tasya kesal.
"Iya, iya, iya. Yuk pulang Chika sama Husein udah kemobil duluan tuh," kata Husein sambil memegang tangan pacarnya itu.
Kemudian Tasya menuruti cowoknya dan mereka pun akhirnya pulang.
TBC
Meilia❤

KAMU SEDANG MEMBACA
Tomboy Girl ( END )
Roman pour Adolescents🛇FOLLOW SEBELUM DIBACA🛇 Ditulis juga di Novelme dan KBM!!! #1 cewektomboi (06/05/20) #1 tomboi (01/07/21) #3 drama (19/09/20) #3 tomboygirl (14/12/20) Gabriella Ocha Fauziah cewek berumur 16 tahun ini kini menjadi sosok cewek yang tomboi ya...